in

Implan Microchip Paspor Vaksin COVID yang Ditanam di Bawah Kulit Telah Diciptakan

Sjoblad mengatakan kepada AFP bahwa implan ini bukan alat pelacak, dan hanya merespons saat dipindai.

CakapCakapCakap People! Sebuah perusahaan rintisan Swedia telah menciptakan microchip yang bisa ditanamkan ke dalam kulit, di mana chip itu menampilkan detail paspor vaksin COVID seseorang saat dipindai.

Microchip, yang dibuat oleh perusahaan teknologi Dsruptive Subdermals ini, melibatkan implan yang bisa dipindai yang telah diprogram berukuran 2 milimeter kali 16 milimeter yang dimasukkan tepat di bawah kulit.

Managing Director DSruptive Subdermals memperlihatkan microchip yang dapat digunakan untuk menyimpan sertifikat vaksin Covid-19.[Dok. DSruptive Subdermals]

“Saya memiliki implan chip di lengan saya, dan saya telah memprogram chip tersebut sehingga saya memiliki paspor COVID pada chip tersebut, dan alasannya adalah karena saya selalu ingin membuatnya bisa diakses,” kata Hannes Sjoblad, Managing Director Dsruptive Subdermals, kepada AFP, seperti yang dilansir Insider, Kamis, 23 Desember 2021.

Sjoblad mendemonstrasikan kepada AFP bagaimana cara memindai chip dengan telepon selulernya untuk memunculkan PDF yang menunjukkan semua detail Sertifikat Digital COVID Uni Eropa (UE)-nya — jika di AS dikenal dengan kartu vaksin COVID-19. Ini menunjukkan data bahwa seseorang sudah diinokulasi COVID-19, atau bahwa orang tersebut telah mengambil tes COVID-19 dengan hasil negatif.

“Artinya ini selalu bisa diakses oleh saya atau pihak lain yang ingin membaca [status, red] saya. Misalnya, jika saya pergi ke bioskop atau pergi ke pusat perbelanjaan, maka orang akan bisa memeriksa status saya meskipun saya tidak punya [membawa] telepon saya,” kata Sjoblad, yang juga merupakan kepala disrupsi di start-up Epicenter Stockholm.

AFP melaporkan bahwa implan tersebut harganya sebesar 100 euro (sekitar Rp 1,6 juta).

Sjoblad mengatakan kepada AFP bahwa implan ini bukan alat pelacak, dan hanya merespons saat dipindai.

“Jika Anda memahami bagaimana implan ini bekerja, ini tidak memiliki baterai. Ini tidak bisa mengirimkan sinyal sendiri. Jadi pada dasarnya ini [implan] pasif. Mereka [implan chip] itu ada dan dalam keadaan asleep,” kata Sjoblad. “Mereka [implan chip] itu tidak pernah bisa memberitahu lokasi Anda, mereka hanya diaktifkan ketika Anda menyentuhnya dengan smartphone Anda, jadi ini berarti mereka tidak dapat digunakan untuk melacak lokasi siapapun.”

Sjoblad mengatakan kepada Insider melalui email bahwa implan tidak perlu dilepas untuk diperbarui.

“Sangat mudah untuk memperbarui implan, Anda dapat menggunakan aplikasi di ponsel Anda untuk mengubah apa yang ada di chip. Jadi saya dapat menambahkan info baru ke chip setiap hari — kemarin memperbarui Linkedin saya, hari ini sertifikat COVID saya, besok itu bisa menjadi hal yang lain,” kata Sjoblad.

Secara terpisah, Dsruptive Subdermals juga telah membuat implan chip lain yang dapat mengukur suhu tubuh manusia, dan berfungsi sebagai sensor suhu yang dapat dipindai.

Ketertarikan Sjoblad pada implan subdermal dimulai pada tahun 2014, ketika ia mengorganisir acara implan di salon tato di mana sukarelawan datang untuk memasang implan di bawah kulit mereka.

“Saya yakin bahwa teknologi ini akan tetap ada dan kami akan berpikir tidak ada yang aneh untuk memiliki implan di tangan mereka,” kata Sjoblad kepada BBC pada tahun 2014, dengan mengatakan dia berharap untuk mendapatkan 1.000, kemudian 10.000 orang dalam program tersebut.

Meskipun ide ini mungkin masih sangat baru di AS, ribuan orang di Swedia telah mendaftar untuk mendapatkan implan microchip. Pada tahun 2018, NPR melaporkan bahwa ribuan orang memasukkan chip seukuran butir beras tepat di atas ibu jari mereka, sehingga memudahkan mereka untuk memindai diri sendiri ke rumah, gym, dan kantor atau membayar transportasi umum dengan menggesekkan tangan untuk kebutuhan digital readers.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Italia Laporkan Rekor 50.599 Kasus COVID-19 pada Hari Jumat, 141 Kematian

Kasus Omicron Tambah 11, Total Jadi 19 di Indonesia