in ,

Hati-Hati! Ini Cara Kenali Serangan Jantung saat Olahraga

CakapCakap – Penyakit jantung menjadi salah satu jenis penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular yang banyak membunuh manusia di dunia, termasuk di Indonesia. Oleh karena itu, Cakap People harus berhati-hati dengan serangan jantung yang bisa terjadi kapan saja.

Bahkan, saat sedang berolahraga pun bisa mengalami serangan jantung. Padahal olahraga tujuannya untuk menjaga kesehatan. Salah satu pemicunya adalah karena melakukan olahraga yang tidak tepat atau dilakukan secara berlebihan.

Saat ini memang banyak kasus yang mengejutkan, karena orang yang rajin olahraga ternyata malah meninggal karena olahraga atau saat olahraga. Menurut laman Viva.co.id, gerakan-gerakan dalam olahraga bisa membuat jantung beraktivitas lebih banyak, bahkan detak jantung bisa bergerak lebih cepat. Pada kondisi ini, jika tidak berhati-hati, maka bisa jadi penyebab terjadinya serangan jantung. Hal yang perlu diperhatikan untuk mengenali serangan jantung saat olahraga adalah denyut jantung.

Perhatikan denyut jantung sangat penting saat berolahraga untuk mengenali tanda-tanda serangan jantung via http://www.sehatfresh.com/wp-content/uploads/2017/04/Olahraga-Berlebihan-Berakibat-Sulit-Hamil.jpg

“Setelah olahraga, target [denyut jantung] maksimal 80 persen dari maksimal denyut jantung. Untuk cara hitung manual, yaitu dengan cara 220 dikurangi usia, dicari persentase dari 80 bpm [denyut per menit]. Itu yang menjadi batasan maksimalnya,” jelas Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Kardiovaskular RS Awal Bros Tangerang, dr. Yudistira Panji Sentosa SpPD-KV. Sedangkan normalnya denyut jantung manusia saat sebelum melakukan aktivitas adalah berada antara 60 hingga 100 bpm.

Menurut laman HelloSehat.com, serangan jantung akan memicu terjadinya henti jantung (cardiac arrest), yang biasanya didahului oleh kondisi dehidrasi, ketidakseimbangan potassium dan magnesium, serta kadar mineral lainnya dalam darah pada orang yang berolahraga. Henti jantung saat berolahraga ini sendiri bisa terjadi pada siapa saja, meskipun pria dewasa dan usia lansia memang lebih beresiko.

Selain itu, memang ada juga faktor lain yang bisa meningkatkan risiko terjadinya henti jantung pada seseorang saat berolahraga. Di antaranya, seperti kurang aktivitas fisik sebelumnya, memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi, penyakit jantung koroner dan diabetes, punya kebiasaan merokok, kasus obesitas, kadar kolesterol yang tidak terkontrol, hingga adanya riwayat kelainan jantung kongenital. Nah, mulai sekarang Cakap People harus berhati-hati dengan risiko henti jantung saat olahraga ini! [ED/YN]

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Comments

One Ping

  1. Pingback:

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Praktis dan Canggih, Ternyata Cashless Punya Kekurangan Ini!

Tes Kepribadian! Pilih Satu dari 4 Gambar Kursi Terkutuk ini Akan Ungkap Karaktermu