in ,

Ghosting dalam Hubungan, Apa Penyebabnya?

Ghosting merupakan kata yang sempat populer di pencarian Google pada akhir 2020 lalu

CakapCakap – Pasti kamu cukup familiar bukan dengan istilah ghosting? Kata tersebut sudah populer sejak akhir tahun 2020 lalu. Ghosting merupakan bahasa kekinian yang tidak hanya bisa terjadi dalam hubungan asmara, melainkan di lingkup pekerjaan, pertemanan, hingga bisnis.

Arti ghosting yang sesungguhnya ialah menghilang secara tiba-tiba tanpa adanya komunikasi, baik melalui telepon, media sosial, email, atau secara langsung. Di era sekarang, ghosting menjadi fenomena yang umum kita temui.

Lantas, apa penyebab seseorang melakukan ghosting? Berikut ulasan lengkapnya yang bisa kamu gali.

1. Menghindari konflik

Tak ingin terlibat konflik. Gambar via liputan6.com

Tidak ada manusia yang menyukai konflik. Beberapa dari kita memilih untuk menghindari konflik sebelum benar-benar mengganggu hubungan sosial berbentuk apa saja. Sebab sedikit banyak konflik bisa berdampak terhadap kualitas hidup seseorang.

Sehingga mereka merasa lebih nyaman untuk tak berjumpa dengan seseorang lagi dibanding membina sesuatu yang berpotensi jadi konflik maupun penolakan. Terlebih bila harus menghadapi putus cinta.

2. Rasa takut

Takut ditinggalkan. Gambar via merdeka.com

Setiap orang pasti memiliki rasa takut dalam dirinya. Ketakutan dalam sebuah hubungan yang sering terjadi ialah takut akan ditinggalkan, diselingkuhi, hingga belum siapnya seseorang diajak melangkah ke jenjang yang lebih serius.

Ketakutan-ketakutan itulah yang secara tak sadar membuat seseorang melakukan ghosting. Sebab mereka memilih untuk lebih dulu meninggalkan daripada ditinggalkan.

3. Jalan mencari ketenangan

Ingin lebih merawat diri. Gambar via suara.com

Percaya atau tidak, namun seseorang yang melakukan ghosting bisa jadi untuk mendapatkan ketenangan bagi dirinya sendiri. Apalagi jika mereka baru saja mengalami efek negatif pada kualitas hidupnya.

Maka memutuskan kontak merupakan keputusan yang dirasa tepat guna mendapatkan ketenangan diri.

4. Konsekuensi yang kurang

Tak memberi dampak pada dirinya jika meninggalkan. Gambar via facetofeet.com

Apabila baru bertemu dengan seseorang, mungkin kamu akan merasa tak perlu ada yang dipertaruhkan. Sebab kalian tidak berbagi teman, keluarga, maupun punya banyak kesamaan.

Hal-hal tersebut terlihat seperti bukan masalah besar apabila pergi begitu saja, pasalnya tidak ada konsekuensi yang harus dirasakan. Alhasil ghosting bisa terjadi dengan begitu mudah.

Memang bukan hal yang baik menjadi korban ghosting. Namun kamu dapat mempersiapkan kemungkinan ini sebelumnya. Agar dapat move on pasca di-ghosting, maka kamu harus mengambil sikap yang tegas.

Misalnya saja bertanya pada orang tersebut apa tujuannya mendekati Cakap People, hanya untuk berteman, ingin berkencan atau sebagainya. Dengan begitu kamu bisa move on tanpa memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang buruk.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Ternyata Ini loh 4 Spot Wisata Gunung Bromo Paling Populer, Sudah Berkunjung?

Australia Laporkan Dua Kasus Baru COVID-19 di Melbourne