in ,

Data Terbaru: Butuh Waktu Hampir 5 Tahun Untuk Mencapai Herd Immunity COVD-19 Global

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada 18 Februari, setidaknya tujuh vaksin berbeda di tiga platform telah diluncurkan di berbagai negara.

CakapCakapCakap People! Tiga bulan setelah seorang wanita berusia 91 tahun di Inggris menjadi orang pertama yang menerima suntikan vaksin COVID-19, lebih dari 236 juta dosis vaksin telah diberikan di seluruh dunia. Laju praktik vaksinasi terbesar dalam sejarah ini meningkat secara eksponensial, tetapi pada tingkat kecepatan saat ini, masih bakal membutuhkan waktu hampir lima tahun sebelum sebagian besar masyarakat dunia divaksinasi.

Melansir The Straits Times, tepatnya diperlukan waktu 4,6 tahun untuk mencakup 75 persen populasi dunia dengan vaksin dua dosis. Demikian menurut data terbaru yang dihimpun oleh Bloomberg pada Minggu, 28 Februari 2021. Perkiraan terbaru ini menunjukkan bahwa 70 persen hingga 90 persen populasi dunia harus diinokulasi sebelum mendekati kekebalan kawanan (herd immunity).

FOTO: STRAITS TIMES / GAVIN FOO

Dengan semakin banyaknya orang yang divaksinasi, para ahli akan segera memiliki gagasan yang lebih baik tentang bagaimana vaksin saat ini dapat mengurangi atau mencegah infeksi dan penularan.

Informasi seperti berapa lama kekebalan dari vaksinasi bertahan dan seberapa efektifnya dalam menahan penyebaran virus, akan membentuk bagaimana negara-negara dapat membuka kembali ekonomi dan menyelamatkan mata pencaharian.

“Saat ini, hanya ada data awal dan anekdot tentang keefektifan vaksin COVID-19 untuk melindungi dari penularan, tetapi saya mengantisipasi ini adalah area di mana sains akan jauh lebih matang dalam satu atau dua bulan lagi,” kata Professor Teo Yik Ying, dekan National University of Singapore Saw Swee Hock School of Public Health.

“Ketika data ini muncul dan secara konsisten divalidasi di sejumlah negara dengan vaksinasi populasi skala besar, saya berharap Singapura akan meninjau langkah-langkah kita yang ada, termasuk pembatasan kontrol perbatasan, sehingga mereka yang telah divaksinasi sebenarnya akan memiliki lebih sedikit pembatasan dalam hal gerakan dan aktivitas. “

Di Singapura, dengan hampir 60.000 infeksi dan 29 kematian hingga saat ini, lebih dari 250.000 orang telah menerima dosis pertama, dan program vaksinasi dipercepat dari hari ke hari.

Pada akhir bulan depan, 40 pusat vaksinasi akan beroperasi, dengan kapasitas masing-masing diperkirakan 2.000 suntikan setiap hari.

Di Amerika Serikat, negara yang paling terpukul di dunia dengan sekitar 29 juta infeksi, telah memberikan sebanyak 72,8 juta dosis vaksin.

Sementara itu, Israel menjadi negara yang tercepat dalam memvaksinasi warganya sejak Desember tahun lalu, dengan lebih dari setengah dari 9,3 juta penduduknya telah menerima setidaknya satu suntikan vaksin.

Laporan awal menunjukkan bahwa kasus COVIS-19 di Israel telah turun secara signifikan di antara mereka yang divaksinasi. Waktu yang dibutuhkan untuk memvaksinasi tiga dari empat populasi dunia akan berkurang seiring kecepatan vaksinasi bertambah cepat dan lebih banyak kandidat vaksin yang disetujui.

Akhir pekan lalu, misalnya, vaksin COVID-19 dosis tunggal Johnson & Johnson telah disetujui untuk penggunaan darurat di AS untuk orang yang berusia 18 tahun ke atas.

Ilustrasi vaksin COVID-19. [Foto: Reuters]

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada 18 Februari, setidaknya tujuh vaksin berbeda di tiga platform telah diluncurkan di berbagai negara.

Pada saat yang sama, lebih dari 200 kandidat vaksin tambahan sedang dikembangkan, di mana lebih dari 60 sedang dalam pengembangan klinis.

Negara-negara berusaha meyakinkan rakyat mereka untuk mengambil suntikan ketika varian baru virus muncul dan tingkat kekebalan yang diberikan oleh berbagai vaksin masih belum jelas.

Terlepas dari upaya terbaik, para ahli mengingatkan bahwa hidup tidak akan kembali normal tahun ini, dan tindakan seperti pemakaian masker dan peningkatan kebersihan harus tetap dijaga.

Negara-negara ekonomi maju kemungkinan besar dapat memperoleh cukup vaksin untuk memvaksinasi sebagian besar warganya pada akhir tahun.

Tetapi negara-negara lain di dunia tidak akan mampu menginokulasi populasi yang cukup untuk mencapai herd immunity, terutama karena kekurangan pasokan vaksin, kata Prof Teo.

Kepala ilmuwan WHO Soumya Swaminathan mengatakan dalam sebuah pengarahan di bulan Januari: “Bahkan saat vaksin mulai melindungi mereka yang paling rentan, kita tidak akan mencapai tingkat herd immunity populasi atau kekebalan kawanan pada tahun 2021.”

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Satu Tahun COVID-19 di Indonesia; Dua Kasus Varian Baru Inggris Ditemukan

Vaksinasi Guru dan Tenaga Pendidik di Indonesia; Diberikan Untuk Semua Tingkatan Pendidikan