in

Berhasil! Embrio Kambing dengan Sel Manusia

Manusia adalah makhluk yang paling sempurna. Itu sudah pasti. Tidak hanya dinyatakan oleh Kitab Suci berbagai agama, tapi juga dibuktikan oleh berbagai fakta temuan sains dan teknologi maupun kajian sosial para ilmuwan. Hingga detik ini, belum ada satu peradaban besar maupun teknologi canggih yang berhasil diciptakan oleh makhluk selain manusia di bumi ini. Meski demikian, kenyataan tersebut tidak menyurutkan berbagai inisiatif sains dan teknologi yang berupaya keras mengembangkan spesies baru, yang merupakan gabungan antara manusia dan hewan.

Konon, ini ditempuh untuk menciptakan makhluk jenis baru; sama dengan manusia tapi memiliki berbagai keunggulan yang dimiliki binatang dan tidak dipunyai manusia. Era X-Men benar-benar sudah dimulai dan ini ditandai oleh berbagai temuan dan keberhasilan. Salah satunya adalah berhasilnya dikembangkan embrio kambing yang menggunakan sel manusia oleh sekelompok ilmuwan di Stanford University.

Hasil riset ini sendiri merupakan kelanjutan dari keberhasilan dibuatnya makhluk hibrida gabungan manusia dan babi tahun lalu. Meski tidak disebarluaskan, karya peneliti Stanford ini dibahas di pertemuan American Association for the Advancement of Science di Texas.

Sedikit ekstrim dan sulit dinalar, memang. Tapi, tujuan utama penelitian ini ‘hanya’ mencari kemungkinan dibuatnya organ manusia di tubuh hewan guna menggantikan organ yang sudah rusak. Nantinya, tubuh manusia yang bakalan diganti organnya tersebut tidak akan menolak organ baru yang pabriknya di hewan lain. Mengapa begitu? Tak lain karena sel-sel yang digunakan untuk membuat organ tersebut adalah sel-sel tubuhnya sendiri. Lalu, mengapa mereka menggunakan kambing?

Proses injeksi sel iPS manusia ke blastosis babi via https://3c1703fe8d.site.internapcdn.net/newman/csz/news/800/2017/scientistsus.jpg

Menurut para peneliti ini, organ-organ kambing secara umum memiliki ukuran sama dengan organ dalam tubuh manusia. Selain itu, pembuahan secara in vitro di kambing jauh lebih mudah dari pembuahan serupa di tubuh babi.

Tahapan pembuatan makhluk hibrida ini tampak sederhana. Padahal, rumitnya minta ampun karena membutuhkan presisi dan kajian biologi molekuler dan genetika serta kimia organik yang sangat kompleks. Di sini, sel-sel tunam manusia alias stem cells dikumpulkan terlebih dahulu. Sel-sel ini nantinya akan bisa ditumbuhkan dan dikembangkan menjadi berbagai jenis organ manusia. Para peneliti ini kemudian mencari embrio binatang, entah itu kambing atau babi, yang mana DNA-nya kemudian dimodifikasi sehingga mematikan komponen yang secara normal bertanggung jawab dalam pengembangan organ yang diinginkan seperti hati, misalnya.

Tahapan berikutnya adalah memasukkan sel-sel tunam manusia ke dalam embrio tersebut untuk kemudian ‘ditanam’ di rahim hewan yang bersangkutan. Dengan cara inilah organ manusia seperti liver dapat tumbuh di dalam tubuh hewan tersebut. Nantinya, setelah lahir, babi atau kambing dewasa akan tumbuh seperti hewan pada umumnya tapi di dalamnya ada organ seorang manusia – bukan organnya sendiri.

Penelitian ini sebenarnya banyak yang menentang juga. Bukan hanya secara etika ketika dikaitkan dengan manusia, tapi banyak hewan yang terpaksa harus dibunuh. Meski hanya sebagian kecil saja sel dalam tubuh embrio tersebut adalah sel manusia – hanya 0,01 persen dan sisanya adalah sel hewan terkait – kebanyakan embrio tidak diperkenankan hingga mencapai usia dewasa. Rata-rata dibunuh setelah berusia 28 hari.****

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Penuhi Kebutuhan Nutrisi Tubuh dengan Jus Sayur Ini

Fakta Membuktikan, Rutin Jalan Pagi Bisa Turunkan Berat Badan