in ,

Aturan yang Berubah dalam Semalam Ini Bikin Bingung Penderita COVID di China

Li, yang minta nama lengkapnya tak disebut, akhirnya menjalani karantina di rumahnya.

CakapCakapCakap People! Ketika dinyatakan positif COVID-19 pada Selasa, 6 Desember 2022, di Baoding, China utara, Li bersiap masuk karantina lima hari di rumah sakit darurat setempat sebagai bagian dari pengendalian pandemi yang ketat di negara itu.

Tiba-tiba China berubah dalam semalam. Mulai Rabu, pemerintah melonggarkan pembatasan ketat dengan mendorong penderita COVID bergejala ringan untuk isolasi mandiri di rumah. Li, yang minta nama lengkapnya tak disebut, akhirnya menjalani karantina di rumahnya.

Namun ia harus menjalani perawatan mandiri tanpa obat-obatan, sementara persediaan obat di apotek dan toko obat ludes diborong warga yang panik, termasuk obat tradisional.

Aturan yang Berubah dalam Semalam Ini Bikin Bingung Penderita COVID di China
Ilustrasi [FOTO: AFP]

“Saya tidak bisa membeli obat apa pun saat itu, dengan antrean panjang di mana-mana di luar apotek,” kata Li kepada Reuters, Sabtu, 10 Desember 2022.

Tiga tahun setelah virus corona muncul di China tengah, beberapa warga baru-baru ini melancarkan protes publik yang jarang terjadi terhadap kebijakan nol-COVID menuntut pencabutan penguncian yang mengganggu secara ekonomi dan karantina wajib di fasilitas pemerintah.

Tetapi perubahan kebijakan Beijing secara tiba-tiba pada hari Rabu, yang disambut gembira oleh beberapa orang, juga memicu kekhawatiran di negara dengan tingkat vaksinasi relatif rendah di mana orang-orang diajari untuk takut terhadap penyakit tersebut.

Pelonggaran pengujian PCR wajib terhadap 1,4 miliar warga China telah melemahkan kemampuan otoritas kesehatan untuk mendeteksi kasus dengan cepat dan mengukur bagaimana infeksi menyebar, mengganggu masyarakat dan ekonomi.

Sejak pelonggaran pembatasan, pihak berwenang belum memperkirakan berapa banyak orang yang akan jatuh sakit parah atau meninggal. Pada bulan Oktober, China memperkirakan setidaknya 100 kematian untuk setiap 100.000 infeksi.

Kekurangan Obat

Ilustrasi

Baoding, rumah bagi 9,2 juta orang, dengan cepat menarik perhatian di Weibo dengan postingan dari orang-orang dengan COVID yang meminta perhatian pada pasokan medis karena infeksi meningkat.

Beberapa obat pereda flu seperti Ibuprofen kembali tersedia di banyak apotek pada akhir pekan. Tetapi obat tradisional China populer Lianhua Qingwen, yang digunakan untuk gejala seperti demam dan batuk, dan alat tes antigen tetap sulit ditemukan.

Baoding tidak sendirian. Apotek daring di seluruh China kehabisan obat dan alat tes, mendorong pemerintah untuk menindak penimbunan.

Pejabat mendesak rumah tangga untuk melaporkan gejala serius, menggunakan kit antigen yang dikelola sendiri. Tapi kit itu masih sulit didapat, meningkatkan risiko sakit parah mungkin tidak segera diobati.

“Pasti akan ada peningkatan jumlah infeksi” dalam beberapa minggu mendatang, terlepas dari berapa banyak yang terdeteksi dalam tes,” kata Ben Cowling, seorang ahli epidemiologi di Universitas Hong Kong. Infeksi parah juga akan meningkat, dia memperingatkan.

Klik DI SINI untuk meneruskan membaca, Cakap People!

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Tentara Rusia Dilaporkan Kecewa dengan Cara Putin Tangani Perang di Ukraina

Resep Ayam Suwir Kemangi, Mudah Buatnya!

Resep Ayam Suwir Kemangi, Mudah Buatnya!