in ,

AS Izinkan Suntikan Ketiga Vaksin COVID-19 Pfizer/BioNTech dan Moderna Untuk Orang yang Alami Gangguan Kekebalan

Keputusan FDA tidak berlaku untuk orang yang menerima vaksin Johnson & Johnson satu dosis, kata CDC, karena belum ada cukup data untuk mendukung dosis tambahan.

CakapCakapCakap People! Regulator Amerika Serikat (AS) mengesahkan dosis ketiga vaksin COVID-19 Pfizer/BioNTech dan Moderna pada hari Jumat, 13 Agustus 2021, untuk orang-orang dengan sistem kekebalan yang terganggu yang cenderung memiliki perlindungan yang lebih lemah dengan hanya diberikan rejimen dua dosis.

Beberapa negara lain, seperti Israel dan Jerman, berencana atau telah memberikan suntikan ketiga untuk menghindari krisis lain karena varian Delta yang menular dari virus corona.

Para ilmuwan masih terbagi soal penggunaan suntikan booster vaksin COVID-19 secara luas di antara mereka yang tidak memiliki masalah mendasar karena manfaat booster masih belum ditentukan.

Pfizer mengatakan kemanjuran vaksin yang dikembangkannya dengan BioNTech menurun seiring waktu, mengutip sebuah penelitian yang menunjukkan efektivitas 84 persen dari puncak 96 persen empat bulan setelah dosis kedua.

Moderna juga mengatakan melihat kebutuhan akhirnya untuk dosis booster, terutama karena varian Delta telah menyebabkan infeksi “terobosan” pada orang yang sudah divaksinasi lengkap.

Foto: Reuters

Reuters melaporkan, regulator kesehatan AS, (U.S Food and Drug Administration / FDA AS) pada hari Jumat mengubah otorisasi penggunaan darurat vaksin untuk memungkinkan dosis tambahan diberikan kepada individu tertentu, khususnya bagi mereka penerima transplantasi organ padat atau mereka yang didiagnosis dengan kondisi yang dianggap memiliki tingkat sistem kekebalan yang lemah (immunocompromised), untuk mendapatkan dosis tambahan dari suntikan vaksin yang sama saat mereka menerima vaksin awal.

Panel penasihat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) memilih untuk merekomendasikan suntikan tambahan, dan direktur CDC telah menandatangani rekomendasi itu pada hari Jumat, 13 Agustus 2021. Individu yang immunocompromised dapat mulai menerima suntikan segera, menurut juru bicara CDC.

Pencampuran vaksin mRNA diperbolehkan untuk suntikan ketiga jika vaksin awal penerima tidak tersedia.

Pasien tidak memerlukan resep atau tanda tangan dari penyedia layanan kesehatan untuk membuktikan bahwa mereka mengalami gangguan kekebalan dan menerima dosis tambahan, menurut pejabat.

“Ini akan menjadi pengesahan pasien, dan tidak akan ada persyaratan untuk bukti atau resep atau rekomendasi dari penyedia layanan kesehatan individu,” kata pejabat CDC Dr. Amanda Cohn, berbicara di depan panel penasehat.

Ada kekhawatiran yang berkembang tentang infeksi terobosan pada populasi rentan di Amerika Serikat ketika negara itu melihat lonjakan besar dalam infeksi baru dari virus corona varian Delta yang menular.

Kelompok rentan berjumlah kurang dari 3% orang dewasa AS, Rochelle Walensky, direktur CDC, mengatakan sebelum memberikan otorisasi.

“Setelah tinjauan menyeluruh terhadap data yang tersedia, FDA menentukan bahwa kelompok kecil yang rentan ini dapat mengambil manfaat dari dosis ketiga vaksin Pfizer-BioNTech atau Moderna,” tulis Janet Woodcock, komisaris penjabat FDA, dalam sebuah tweet pada hari Kamis, 12 Agustus 2021.

Woodcock mengatakan bahwa orang lain yang sudah divaksinasi lengkap tidak memerlukan dosis vaksin tambahan saat ini.

Keputusan FDA tidak berlaku untuk orang yang menerima vaksin Johnson & Johnson satu dosis, kata CDC, karena belum ada cukup data untuk mendukung dosis tambahan.

“Kami berpikir bahwa setidaknya ini adalah solusi untuk sebagian besar individu dengan gangguan kekebalan, dan kami percaya bahwa kami mungkin akan memiliki solusi untuk sisanya dalam waktu yang tidak terlalu lama,” pejabat FDA Peter Marks mengatakan kepada panel CDC.

FDA dan CDC bekerja untuk memastikan bahwa penerima vaksin J&J yang kekebalannya terganggu memiliki perlindungan yang optimal, kata CDC.

Ilustrasi virus corona. [Foto: Reuters]

Dr. David Boulware, seorang dokter penyakit menular di University of Minnesota, mendukung keputusan FDA, mencatat bahwa sebagian besar pasien yang sudah divaksinasi lengkap yang dia lihat di rumah sakit mengalami gangguan kekebalan.

Boulware mengatakan bahwa rencana untuk tidak mengizinkan pasien membuktikan status kesehatan mereka bisa menyebabkan lebih banyak orang akan menerima suntikan daripada yang ditargetkan.

“Jika diserahkan pada sistem kehormatan, saya pikir banyak warga Amerika akan tiba-tiba bangun dan mendapati diri mereka cukup lemah agar mendapatkan dosis ketiga,” katanya dalam email.

Laporan infeksi di antara orang yang sudah divaksinasi dan kekhawatiran tentang menurunnya perlindungan vaksin telah mendorong negara-negara kaya untuk mendistribusikan suntikan booster, bahkan ketika banyak negara tengah berjuang untuk mengakses dosis vaksin pertama.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pekan lalu menyerukan moratorium suntikan booster vaksin COVID-19 hingga setidaknya sampai akhir September.

Didorong oleh varian Delta, kasus virus corona di Amerika Serikat telah melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari enam bulan, menurut penghitungan Reuters.

Mereka yang memiliki sistem kekebalan yang lemah mungkin tidak cukup terlindungi oleh vaksinasi COVID-19 yang ada, kata pejabat kesehatan AS.

Comments

One Ping

  1. Pingback:

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Lockdown Sydney Diperpanjang di Seluruh NSW dan Denda Naik saat Australia Hadapi Episode COVID ‘Terburuk’

Lebih dari 1.900 Anak di AS Dirawat di RS Akibat COVID-19; Rekor Tertinggi!