in

Apa Benar Kamu Siap Berbisnis? Coba Jawab 6 Pertanyaan Ini

Setelah lirik sana-sini, ternyata rata-rata teman kuliahmu sudah punya bisnis sendiri. Ada yang membuat bisnis bareng keluarganya. Ada pula yang bikin binis bareng pacarnya atau geng kuliahnya. Kamu bak kesepian di tengah ramai, dan ingin banget punya bisnis sendiri. Apa yang harus kamu lakukan?

Memang, rumput tetangga pasti lebih hijau, bro. Jangan sampai kamu terlena dan termotivasi punya bisnis sendiri hanya karena orang di sekeliling kamu sudah menjalankan usaha mereka sendiri. Selain lebih baik menjadi diri sendiri, ada sejumlah hal yang harus kamu pertimbangkan masak-masak sebelum memulai bisnis. Ada rule of thumb yang harus kamu pahami sebelum menginisiasi sebuah bisnis. Menjadi seorang CEO atau founder perusahaan, meski itu kecil-kecilan, tampak gagah dan keren. Tapi, sebelum itu terjadi, ada baiknya kamu menjawab pertanyaan berikut.

Sudahkah aku memiliki dampak yang aku inginkan?

Seorang pengusaha haruslah orang yang optimis. Kalau kamu suka meragukan orang lain, jangan-jangan kamu orang yang skeptis dan pesimis pada dirimu sendiri. Untuk bisa menjadi pengusaha yang sukses, kamu harus berani mempertanyakan dirimu sendiri: Mampukah aku memberi dampak besar terhadap orang lain secara mandiri? Bagaimanapun juga, bro, kalau keinginan dan mimpi kamu soal bisnis hanya sederhana, tidak menginginkan bisnis kamu punya dampak luar biasa pada diri kamu, lingkungan, atau bahkan tatanan sosial, akan lebih baik kamu mengurungkan niatmu untuk menjadi pengusaha.

Permasalahan apa yang hendak aku tuntaskan?

Seorang pengusaha sejati akan selalu tertantang untuk memberi solusi bagi orang lain. Ya, bisnisnya dan produknya akan menjadi solusi bagi orang lain. Faktor inilah yang membuat bisnis menarik, karena untuk memenuhi tujuan tersebut dibutuhkan strategi yang matang. Akan lebih bagus lagi kalau bisnis kamu didasari pada kebutuhan mendasar manusia, yang mana kebanyakan manusia tidak menyadari kalau mereka membutuhkannya. Selain tertantang memproduksi barang dan jasa tersebut, kamu akan lebih tertantang lagi untuk menciptakan kebutuhan dan pasar sekaligus. So, pastikan bisnis kamu adalah solusi bagi sesama.

Seorang pengusaha sejati akan selalu tertantang untuk memberi solusi bagi orang lain via https://i0.wp.com/techpoint.ng/wp-content/uploads/2015/01/The_average_entrepreneur_crop.jpg?fit=640%2C390&ssl=1

Dengan siapa aku mendirikan bisnis ini nantinya?

Yang ini tidak bisa kamu abaikan, gaes, karena menentukan arah gerah perusahaan kamu nantinya. Jangan hanya karena kamu merasa nyaman bersama seseorang, kamu lantas mengajaknya untuk ikut serta membuat bisnis. Orang yang menurut kamu baik secara sosial belum tentu baik, jujur dan berintegritas untuk dijadikan seorang rekan bisnis. Di sisi lain, kamu butuh lebih dari seseorang yang punya koneksi kuat maupun pengalaman. Pertimbangkan masak-masak calon partnermu, gaes, mulai dari hal teknis sampai non-teknis.

Apa aku siap mempertaruhkan uang dalam jumlah banyak?

Begitu menginisiasi sebuah bisnis, kamu jangan langsung mengharapkan untung banyak. Selain harus betah ‘menderita’ hingga bisnis kamu mapan, kamu juga perlu mempertanyakan keberanianmu untuk ‘bermain’ dengan uang dalam jumlah yang tidak sedikit. Bagaimanapun juga, bisnis memerlukan modal, gaes. Dari sumber manapun modal itu nantinya, kamu harus siap mempertanggungjawabkannya.

Apa aku sudah mendapat dukungan yang aku butuhkan?

Keberadaan dukungan sangat penting dalam menjalankan usaha. Bukan hal mudah untuk mendirikan perusahaan, karena memakan waktu, tenaga dan pikiran. Pastikan orang di sekeliling kamu mengerti betul risiko menjadi seorang pengusaha dan apa yang dibutuhkan oleh seorang pengusaha. Percuma saja kamu bekerja keras sementara orang yang kamu harapkan mendukungmu justru masa bodoh dengan kesibukanmu dan tidak mengapresiasi segala pengorbanan yang kamu lakukan.

Bagaimana kalau aku nantinya gagal?

Jalan keluar bisnis hanya ada dua, yakni sukses atau bangkrut. Kamu sama sekali tidak bisa menentukan arah bisnis kamu nantinya. Apa yang bisa kamu lakukan hanyalah berusaha, sisanya kamu harus serahkan pada mekanisme pasar. So, jujurlah pada dirimu sendiri akan apa yang bakal kamu lakukan ketika bisnismu bangkrut, mandheg atau stagnan. Jangan sungkan untuk mempertanyakan itu pada dirimu, ya.

Selamat merenung, bro.

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Ini Dia Manfaat Teh Hitam yang Tidak Kamu Ketahui

Menguak Misteri Relasi Otak dan Jemari Menekan Tombol