in ,

Anak dan Menantu Trump; Ivanka & Jared Kushner Berpenghasilan Hingga Rp 8,94 Triliun di Luar Gaji saat Bekerja Di Gedung Putih

Jared Kushner dan Ivanka mengumumkan bahwa mereka tidak akan mengambil gaji mereka dalam upaya untuk menepis klaim nepotisme keluarga.

CakapCakapCakap People! Saat Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat (AS), menantu dan anaknya; Jared Kushner dan Ivanka Trump mencatat penghasilan antara 172 juta dolar AS hingga 640 juta dolar AS (Rp 2,40 triliun hingga Rp 8,94 trilin). Besaran pendapatan tersebut adalah diluar gaji mereka ketika bekerja di Gedung Putih, demikian menurut sebuah laporan baru.

Laporan baru yang menganalisis pengungkapan keuangan itu menemukan bahwa mayoritas keuntungan luar Trump berasal dari kepemilikan sahamnya di Washington DC Trump Hotel.

Melansir Unilad.co.uk, Kamis, 11 Februari 2021, selama Donald Trump menjabat sebagai Presiden AS, baik Jared Kushner dan Ivanka mengumumkan bahwa mereka tidak akan mengambil gaji mereka dalam upaya untuk menepis klaim nepotisme terhadap keluarga.

Ivanka Trump, left and her husband, Jared Kushner arrive prior to United States President Donald J. Trump holding a joint press conference with Prime Minister Benjamin Netanyahu of Israel in the East Room of the White House in Washington, DC on Wednesday, February 15, 2017. [Credit: Ron Sachs / CNP]

Citizens for Responsibility and Ethics in Washington (CREW), organisasi pengawas yang melakukan penyelidikan, mengatakan bahwa Jared Kushner dan Ivanka Trump ‘kemungkinan menghasilkan ratusan juta dolar dari sumber yang dipertanyakan’.

Kepemilikan saham Trump di DC Trump Hotel, yang digambarkan CREW sebagai ‘lokus pengaruh yang menjajakan dalam pemerintahan Trump’, membuatnya mendapatkan total lebih dari 13 juta dolar AS sejak 2017, menurut laporan itu.

Namun, pada tahun-tahun berikutnya, telah terjadi penurunan nilai kepemilikan yang tidak dapat dijelaskan, demikian temuan CREW. Saat Ivanka sebelumnya mengklaim sahamnya bernilai antara 5-25 juta dolar AS, pengungkapan terakhir saham Ivanka mencantumkan hanya senilai 100.000 – 250.000 dolar AS, meskipun tidak ada laporan yang menjual kepemilikannya.

Selain itu, pengawas menemukan bahwa Ivanka telah menghasilkan hingga 1 juta dolar AS untuk brand miliknya pada tahun 2019, meskipun mengumumkan bahwa brand tersebut telah ditutup pada tahun 2018.

Ivanka juga mengajukan pengungkapan kepada pemerintah bahwa ‘Seluruh operasi bisnis dihentikan pada 31 Juli 2018’. Namun pada Oktober tahun itu, brand miliknya memenangkan 16 brands dagang baru dari pemerintah China, termasuk untuk mesin pemungutan suara.

Secara keseluruhan, CREW menemukan setidaknya ada 28 merek dagang asing yang disetujui untuk Ivanka Trump saat berada di Gedung Putih, kata laporan itu.

Ivanka Trump and Jared Kushner watch the press conference of German chancellor Angela Merkel and US President Donald Trump in Washington, US, 17 March 2017. Merkel and Trump met at the White House for the first time. [Photo: Michael Kappeler/dpa]

Selain itu, pengungkapan menemukan bahwa Kushner tidak melepaskan sahamnya di platform investasi real estat Cadre, meskipun pejabat etika Gedung Putih menemukan bahwa itu ‘secara wajar diperlukan’ untuk melakukan pekerjaannya di Gedung Putih.

Menurut temuan itu, saham Kushner bernilai antara 5-25 juta dolar AS.

“Jared Kushner dan Ivanka Trump seharusnya tidak pernah diizinkan bekerja di Gedung Putih,” kata pengawas dalam laporannya.

Departemen Kehakiman membalikkan preseden puluhan tahun untuk mengabulkan keinginan Presiden Trump agar anak-anaknya bekerja di Gedung Putih. Sementara mengambil tanggung jawab besar yang tidak memenuhi syarat untuk mereka lakukan, dan merendahkan posisi mereka dengan skandal etika yang konstan, mereka kemungkinan menghasilkan ratusan juta dolar dari sumber yang dipertanyakan, ‘tambahnya.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Facebook Bakal Batasi Postingan Politik di 4 Negara, Termasuk Indonesia

Australia Berencana Karantina Orang yang Masuk Ke Negara Itu di Kamp Pedesaan yang Terisolasi; Picu Kontroversi