in ,

WHO: Kasus Baru COVID-19 Global Turun 16 Persen, Varian Baru Inggris Kini Ada di 94 Negara

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada hari Senin, 15 Februari 2021, bahwa jumlah kasus baru di dunia telah menurun selama lima minggu berturut-turut.

CakapCakapCakap People! Jumlah kasus baru COVID-19 yang dilaporkan di seluruh dunia turun 16 persen menjadi 2,7 juta minggu lalu. Demikian diungkapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Jumlah kematian baru yang dilaporkan juga turun 10 persen minggu ke minggu menjadi 81.000, kata WHO Selasa malam, 16 Februari dalam pembaruan epidemiologi mingguannya, menggunakan angka penghitungan hingga Minggu, 14 Februari 2021.

Lima dari enam wilayah WHO di dunia melaporkan persentase penurunan dua digit dalam kasus baru, dengan hanya Mediterania Timur yang menunjukkan peningkatan, yakni sebesar tujuh persen.

Jumlah kasus baru turun 20 persen minggu lalu di Afrika dan Pasifik Barat, 18 persen di Eropa, 16 persen di Amerika dan 13 persen di Asia Tenggara.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada hari Senin, 15 Februari 2021, bahwa jumlah kasus baru di dunia telah menurun selama lima minggu berturut-turut. [FOTO: AFP]

The Straits Times melaporkan, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada hari Senin, 15 Februari 2021, bahwa jumlah kasus baru telah menurun selama lima minggu berturut-turut, turun hampir setengah dari lebih dari lima juta kasus pada minggu 4 Januari.

“Ini menunjukkan bahwa tindakan kesehatan masyarakat yang sederhana berhasil, bahkan dengan adanya varian,” kata Dr Tedros.

“Yang penting sekarang adalah bagaimana kita menanggapi tren ini. Apinya belum padam, tapi kita telah memperkecil ukurannya. Jika kita berhenti memadamkannya di front mana pun, api akan kembali menderu.”

Varian baru virus corona yang pertama kali terdeteksi di Inggris dilaporkan telah ada di 94 negara dalam seminggu hingga Senin, 15 Februari, terjadi peningkatan sebanyak 8 negara, menurut pembaruan epidemiologis.

Transmisi lokal dari varian tersebut, dibandingkan dengan kasus impor, telah dilaporkan di setidaknya 47 negara.

Varian yang pertama kali terlihat di Afrika Selatan tercatat di 46 negara, naik dua, dengan transmisi lokal setidaknya di 12 negara tersebut.

Varian Brasil disebutkan terdeteksi di 21 negara, naik enam, dengan transmisi lokal setidaknya di dua negara.

Ilustrasi virus corona. [Foto: Reuters]

Rencana pengiriman vaksin dari fasilitas Covax

Sementara itu, fasilitas Covax yang merupakan upaya pengadaan dan distribusi vaksin COVID-19 global yang bertujuan untuk memastikan negara-negara miskin juga dapat mengakses vaksin, mengatakan daftar pengiriman terakhir untuk pengiriman pertama akan dikeluarkan minggu depan, setelah WHO memberikan lampu hijau untuk suntikan vaksin AstraZeneca.

Pada hari Senin, WHO memberikan segel persetujuan untuk vaksin AstraZeneca-Oxford yang diproduksi di India dan Korea Selatan, yang berarti sekarang dapat dikirim melalui Covax, memberi banyak negara suntikan COVID-19 pertama mereka.

“Covax mengantisipasi sebagian besar pengiriman putaran pertama yang terjadi pada Maret, dengan beberapa pengiriman awal … terjadi pada akhir Februari,” kata Covax yang dipimpin bersama WHO dalam sebuah pernyataan.

Daftar distribusi sementara yang dikeluarkan pada 3 Februari memecah 337,2 juta dosis awal program – yang semuanya, kecuali 1,2 juta dosis Pfizer-BioNTech, berasal dari AstraZeneca. Kedua vaksin yang disetujui WHO membutuhkan dua dosis suntikan.

Sekitar 145 negara yang berpartisipasi dalam Covax akan menerima dosis yang cukup untuk mengimunisasi 3,3 persen dari populasi kolektif mereka pada pertengahan 2021.

“Pengiriman untuk alokasi putaran pertama ini akan berlangsung secara bergulir dan bertahap,” kata Covax.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Bill Gates: Negara-negara Kaya ‘Harus Beralih Makan Daging Sapi Sintetis 100 Persen’ Untuk Perangi Perubahan Iklim

Jepang Memulai Vaksinasi COVID-19 Sebagai ‘Langkah Besar Pertama’ Hentikan Pandemi