in ,

Warga Kota Flint Keracunan Air Minum; Hakim Federal Kabulkan Kompensasi Rp 8,9 Triliun untuk Mereka

Wabah penyakit Legionnaires, yang merupakan infeksi seperti pneumonia yang disebabkan oleh bakteri legionella yang dapat ditemukan di air yang tidak diolah, mengikuti peralihan tersebut.

CakapCakapCakap People! Seorang hakim federal telah mengabulkan pembayaran kompenasasi sebesar 626,25 juta dolar AS (Rp 8,9 triliun) kepada warga kota Flint, Michigan, yang terkena dampak krisis air kota.

Pada hari Rabu, 10 November 2021, Hakim Distrik Amerika Serikat Judith E. Levy menyetujui salah satu pemukiman terbesar dalam sejarah Michigan untuk membantu mereka yang terkena dampak, melansir Unilad.co.uk.

Krisis air Flint dimulai pada tahun 2014, ketika Flint mengalihkan sistem pasokan airnya dari sistem yang digunakan tetangganya, Detroit, yang menggunakan sungai Lord Huron sebagai pasokan air. Sistem baru ini lebih murah, mengambil air dari sungai Flint, dan seharusnya menyelamatkan jutaan kota.

Namun, masalah muncul ketika air ternyata lebih korosif daripada sungai Lord Huron. Air yang tidak diolah dengan baik menyebabkan bocornya pipa-pipa yang mengalir langsung ke rumah-rumah warga setempat.

Ilustrasi. [Foto via Pixabay]

Ketika terpapar ke tubuh, timbal dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik dan perilaku yang serius.

Wabah penyakit Legionnaires, yang merupakan infeksi seperti pneumonia yang disebabkan oleh bakteri legionella yang dapat ditemukan di air yang tidak diolah, mengikuti peralihan tersebut.

Beberapa ahli berpendapat wabah itu disebabkan oleh sistem air Flint yang kekurangan klorin yang cukup untuk mengendalikan bakteri, yang menyebabkan 12 orang meninggal dan lebih dari 100.000 orang hidup tanpa air minum yang aman.

Meskipun beralih kembali ke sistem Detroit pada Oktober 2015, bahan kimia berbahaya mengubah air menjadi kuning dan menyebabkan masalah kesehatan di seluruh masyarakat.

Hakim Levy bersimpati dengan perjuangan warga Flint selama beberapa tahun terakhir dan menyebut penyelesaian itu sebagai “pencapaian luar biasa”.

Pejabat itu melanjutkan dengan mengatakan bahwa penyelesaian “menetapkan program kompensasi yang komprehensif dan deadline yang konsisten untuk setiap peserta [warga] yang memenuhi syarat”.

Namun, mantan walikota Flint Karen Weaver menyebut penyelesaian itu sebagai ‘tamparan di wajah’ bagi para korban yang terus menderita akibat dampak keuangan dan kesehatan jangka panjang dari krisis tersebut.

Weaver melanjutkan untuk mempertanyakan pernyataan Levy, dengan mengatakan:

“Untuk apa pencapaian luar biasa itu? Pengacara yang punya banyak uang?”

Ilustrasi. [Foto via Pixabay]

Mantan wali kota mendesak pertanggungjawaban, bersikeras, “Kami belum mendapatkan pertanggungjawaban keuangan, kami juga belum mendapatkan pertanggungjawaban pidana dalam hal ini.”

Hal ini mengacu pada kurangnya hukuman pidana seputar krisis tersebut.

Sejauh ini, Liane Shekter-Smith adalah satu – satunya pegawai negeri yang dipecat karena krisis.

Shekter-Smith dipecat dari pekerjaannya atas permintaan mantan gubernur Michigan Rick Snyder yang saat ini menghadapi dakwaan.

Snyder menghadapi dua tuduhan pengabaian tugas yang disengaja karena ‘gagal melindungi kesehatan dan keselamatan’ penduduk Flint.

Pejabat Flint lainnya juga menghadapi tuduhan atas penanganan krisis.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Survei Baru: Lebih dari Separuh Orang Dewasa Inggris Tidak Tahu Berapa Jumlah Orang Yahudi yang Terbunuh Selama Holocaust

Inggris Akan Bersalju Selama Beberapa Hari Minggu Depan Dengan Suhu -11°C