in ,

Sindrom Patah Hati: Gangguan Fungsi Jantung Dipengaruhi Stres Emosional

Menurut American Heart Association sindrom patah hati mungkin bisa mirip diagnosis seperti gejala serangan jantung.

CakapCakapCakap People! Kata patah hati diumpamakan untuk keadaan putus cinta atau situasi kegagalan. Namun, kata itu juga digunakan dalam bidang medis ilmiah. Sindrom patah hati atau Takotsubo cardiomyopathy adalah gangguan fungsi jantung yang terjadi sementara akibat stres dan emosi yang ekstrem.

Merujuk Mayo Clinic, penyebab sindrom patah hati adalah kondisi jantung yang terpengaruh situasi stres dan emosi yang ekstrem. Kondisi itu juga bisa dipicu penyakit fisik yang serius atau pembedahan. Takotsubo cardiomyopathy ini biasanya adalah kondisi sementara, tapi beberapa orang mungkin merasa tidak enak badan setelah jantungnya pulih.

Sindrom Patah Hati: Gangguan Fungsi Jantung Dipengaruhi Stres Emosional
Ilustrasi [Foto: Freepik]

Apa itu sindrom patah hati?

Takotsubo cardiomyopathy juga dikenal sebagai kardiomiopati atau lemah jantung akibat stres emosional. Kondisi sementara ini mempengaruhi sebagian jantung tidak memompa dengan baik. Sedangkan bagian jantung lainnya berfungsi normal atau bahkan kontraksi yang lebih kuat.

Menurut American Heart Association sindrom patah hati mungkin bisa mirip diagnosis seperti gejala serangan jantung. Tes menunjukkan perubahan dalam ritme dan zat darah yang khas dari serangan jantung. Tapi tidak seperti serangan jantung, karena tak ada bukti penyumbatan arteri jantung.

Takotsubo cardiomyopathy menyebabkan kegagalan otot jantung jangka pendek. Tapi, di sisi lain sindrom patah hati biasanya bisa diobati. Kebanyakan orang yang mengalaminya sembuh total dalam beberapa pekan sebagian kecil lainnya berkemungkinan terulang kondisinya.

Beberapa tanda dan gejala Takotsubo cardiomyopathy muncul tiba-tiba setelah stres emosional atau fisik yang ekstrem. Walaupun gejalanya dianggap mirip seperti serangan jantung, tapi sebetulnya hasil tes menunjukkan perbedaan.

1. Hasil tes yang merekam aktivitas listrik jantung atau EKG tidak terlihat sama seperti orang yang mengalami serangan jantung.

2. Tes darah tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan jantung.

3. Tes menunjukkan tidak ada tanda-tanda penyumbatan di arteri koroner.

4. Tes menunjukkan gerak yang tidak biasa dari ruang jantung kiri bawah.

5. Waktu pemulihan biasanya dalam beberapa hari atau pekan. Berbeda dibandingkan dengan waktu pemulihan satu bulan atau lebih untuk serangan jantung.

SUMBER ARTIKEL

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Konsumsi Gula Tinggi Bisa Berdampak ke Gangguan Otak

Konsumsi Gula Tinggi Bisa Berdampak ke Gangguan Otak

Vitamin D Bisa Turunkan Risiko Kanker Kulit? Ini Penjelasannya!

Vitamin D Bisa Turunkan Risiko Kanker Kulit? Ini Penjelasannya!