in ,

PM Conte: Italia Tidak Akan Mewajibkan Vaksinasi COVID-19 Bagi Warganya

Meski tak mewajibkan warga untuk mengambil vaksinasi, tetapi berkata: “Saya minta upaya kolektif, kesampingkan ideologi atau emosi. Ayo vaksinasi, ”kata Conte.

CakapCakapCakap People! Italia tidak akan mewajibkan vaksinasi COVID-19 bagi warganya. Demikian diungkapkan Perdana Menteri Giuseppe Conte pada hari Rabu, 30 Desember 2020. Meski begitu, dia yakin bahwa akan ada permintaan vaksinasi berskala besar secara sukarela dari warga Italia.

“Kami tidak mempertimbangkan (menjadikannya wajib), kami mengesampingkannya,” kata Conte kepada wartawan pada konferensi pers akhir tahun, seperti dilaporkan Reuters.

PM Conte mengatakan, vaksin akan mulai berdampak jelas pada penyebaran virus corona di Italia “hingga musim semi” ketika 10-15 juta orang akan diinokulasi.

Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte. [Foto: EPA]

Italia, negara Barat pertama yang terpukul oleh pandemi, telah melaporkan lebih dari 73.000 kematian terkait COVID-19 sejak menemukan wabahnya pada akhir Februari, jumlah kematian tertinggi di Eropa dan tertinggi kelima di dunia.

Italia memulai program vaksinasi pada hari Minggu dengan suntikan pertama menggunakan vaksin Pfizer-BioNTech. Kampanye pada awalnya akan menyasar petugas kesehatan dan lansia, diikuti oleh penderita penyakit kronis.

“Ini akan menjadi musim semi ketika kita melihat dampak signifikan pertama,” kata Conte.

Meski tak mewajibkan warga untuk mengambil vaksinasi, tetapi berkata: “Saya minta upaya kolektif, kesampingkan ideologi atau emosi. Ayo vaksinasi, ”kata Conte, dikutip Reuters.

Uni Eropa (UE) akan menerima 12,5 juta dosis pertama vaksin Pfizer pada 1 Januari, dengan distribusi 200 juta dosis di 27 negara anggotanya akan selesai pada September.

Ditanya mengapa Italia tidak mengikuti contoh Jerman dengan mengadakan pasokan vaksin melebihi jatah dari UE, Conte mengatakan hal itu dilarang berdasarkan ketentuan perjanjian yang diawasi oleh Komisi Eropa.

Ada keluhan di Italia di antara para komentator dan oposisi politik bahwa Jerman – negara anggota terbesar UE dan rumah bagi BioNTech – mungkin mendapatkan lebih dari porsi yang adil.

Ilustrasi virus corona. [Foto: CNN]

Secara terpisah, Conte mengatakan Italia harus cepat dalam mempresentasikan rencana pemulihan nasionalnya untuk mengakses sekitar 209 miliar euro (US$ 256,55 miliar) dari dana Uni Eropa yang dirancang untuk membantu ekonomi blok yang paling parah terkena pandemi.

Koalisi yang berkuasa mengalami kebuntuan dalam perselisihan tentang bagaimana uang itu harus dikelola dan diinvestasikan.

Kelompok Italia Viva yang dipimpin mantan Perdana Menteri Matteo Renzi kerap mengancam akan menjatuhkan pemerintahan.

Conte mengatakan pemerintah akan menyelesaikan dan mempresentasikan rencananya pada Februari.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Thailand Setujui Penggunaan Ekstrak Tumbuhan Herbal Untuk Pengobatan Tahap Awal COVID-19

Untung Banget! Golongan Masyarakat Ini Bisa Buat dan Perpanjang SIM Gratis