CakapCakap – Cakap People! Mandi bukan hanya untuk kebersihan, tapi juga bisa menjadi rutinitas yang memengaruhi peredaran darah, kualitas tidur, mood, metabolisme, hingga kondisi kulit dan otot. Lalu, mana yang sebenarnya lebih baik untuk kesehatan? Mandi air dingin atau air panas?
Manfaat Mandi Air Dingin untuk Kesehatan
Mandi air dingin dapat meningkatkan sirkulasi darah secara signifikan. Melansir Cleveland Clinic, mandi air dingin dapat membantu meredakan nyeri otot dan mempercepat pemulihan pasca latihan, karena memperlambat aliran darah sementara, lalu meningkatkan sirkulasi setelahnya.

Selain itu, mandi air dingin juga berkontribusi pada kesehatan mental. Sensasi dingin yang ekstrem dapat merangsang pelepasan hormon endorfin dan norepinefrin, yang berperan penting dalam mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal PLOS One menunjukkan bahwa terapi mandi air dingin memiliki efek positif terhadap peningkatan suasana hati dan kualitas tidur, bahkan pada individu dengan gejala depresi ringan.
Resiko Mandi Air Dingin untuk Kesehatan
Mandi air dingin bisa memicu respons syok dingin pada tubuh, seperti napas tersengal, peningkatan detak jantung, dan tekanan darah melonjak. Kondisi ini berbahaya bagi orang dengan riwayat penyakit jantung atau hipertensi.
Menurut penjelasan dari American Heart Association, paparan air sangat dingin secara tiba-tiba dapat menyebabkan gangguan irama jantung bahkan serangan jantung pada individu yang rentan.
Selain itu, mandi air dingin dalam durasi lama berisiko menyebabkan hipotermia, yaitu penurunan suhu tubuh yang ekstrem. Healthline mencatat bahwa suhu tubuh bisa terus menurun setelah keluar dari air dingin (after-drop), yang dapat memicu pusing, gemetar, hingga penurunan kesadaran bila tidak segera dihangatkan kembali.
Manfaat Mandi Air Panas untuk Kesehatan
Mandi air panas dapat membantu merilekskan otot yang tegang dan meningkatkan sirkulasi darah. Menurut penjelasan dari Healthline, mandi air panas juga dapat mengurangi nyeri sendi, meredakan kekakuan otot, dan cocok dilakukan setelah aktivitas berat atau saat tubuh terasa lelah.
Selain manfaat fisik, air panas juga memberi efek menenangkan bagi pikiran. Cleveland Clinic menyebut bahwa mandi air hangat sebelum tidur dapat menurunkan tingkat hormon stres (kortisol) dan mempersiapkan tubuh untuk tidur lebih nyenyak. Suhu tubuh yang hangat lalu perlahan menurun setelah mandi membantu tubuh lebih mudah memasuki fase istirahat.
Resiko Mandi Air Panas untuk Kesehatan

Menurut penjelasan dari Harvard Health Publishing, mandi air panas terlalu lama atau dengan suhu yang terlalu tinggi bisa menyebabkan tekanan darah menurun drastis, terutama saat berdiri setelah berendam. Kondisi ini dikenal sebagai hipotensi ortostatik dan dapat memicu pusing, bahkan pingsan.
Selain itu, air panas bisa merusak lapisan pelindung alami kulit. Paparan suhu tinggi menghilangkan minyak alami, membuat kulit dan rambut lebih kering, mudah iritasi, dan bisa memperparah kondisi kulit seperti eksim. Cleveland Clinic menyarankan agar mandi air panas dibatasi waktunya dan tidak terlalu sering untuk mencegah dehidrasi pada kulit.
Mandi Air Dingin vs Mandi Air Panas, Mana yang Lebih Baik?
Baik mandi air dingin maupun air panas memiliki manfaat masing-masing, tergantung kebutuhan dan kondisi tubuh kamu. Air dingin cocok untuk kamu yang ingin meningkatkan energi, mempercepat pemulihan otot, dan memperbaiki mood. Namun, jika kamu memiliki masalah jantung atau tekanan darah, sebaiknya mandi dingin dilakukan dengan hati-hati dan bertahap.
Sementara itu, air panas lebih cocok untuk relaksasi, meredakan nyeri otot, serta membantu tidur lebih nyenyak. Tapi jangan berendam terlalu lama atau dengan suhu terlalu tinggi ya, karena bisa menyebabkan pusing, kulit kering, hingga risiko tekanan darah turun. Pilih suhu mandi sesuai kondisi tubuhmu, dan kamu juga bisa mencoba mandi bergantian panas-dingin untuk mendapatkan manfaat ganda.
Instrumen terbaik adalah menerapkan contrast shower, yakni berganti antara air dingin dan panas secara bergantian, yang menurut studi memaksimalkan pemulihan otot, sirkulasi, dan kebugaran tanpa mengabaikan risiko.