in ,

Makanan Tinggi Protein Sehat Nggak, Sih?

Belakangan ini orang tertarik untuk mengkonsumsi makanan rendah karbohidrat dan kaya protein. Tren semacam ini marak dilakukan oleh mereka yang doyan daging merah sehingga getol mengkonsumsi menu kaya protein seperti bacon, steak, keju dan kacang-kacangan. Padahal, tidak semua orang cocok menyantap menu berkadar protein tinggi. Kalau kamu termasuk orang seperti ini, kamu harus hati-hati terhadap risiko yang bisa saja muncul karena gaya hidup semacam itu belum tentu pas untuk kesehatan tubuh kamu.

Salah satu risiko yang bisa muncul karena gaya hidup yang semacam ini adalah ketosis. Pada metabolisme tubuh yang normal, tubuh manusia memecah karbohidrat menjadi glukosa sebagai bahan bakar metabolisme seluler. Otak, misalnya, memerlukan molekul glukosa ini agar bisa bekerja dengan baik dan normal, bro.

Nah, dengan tidak adanya karbohidrat dalam menu makanan kamu, maka tubuh secara otomatis akan menggunakan ketosis sebagai molekul pengganti. Dalam ketosis inilah hati menurunkan keton dari lemak agar tersedia bahan bakar yang mencukupi untuk kebutuhan otak. FYI, ketosis merupakan salah satu bentuk pertahanan tubuh manusia terhadap kelaparan sehingga otak masih tetap bisa bekerja meski tidak ada asupan makanan.

Nah, yang terjadi para pelaku diet keton adalah memaksa tubuh mereka untuk beralih ke tahapan ketosis sehingga lemak bisa dibakar. Dengan kata lain, para pelaku diet keton menggunakan lemak (alias keton) sebagai bahan bakar, bukan gula (alias glukosa). Dengan mengurangi asupan makanan hingga kadar karbohidratnya kurang dari 50 mg akan membuat seseorang tiba dalam tahapan ketosis. Terlihat aman, tapi selalu ada risiko dari praktik semacam ini yang, tak bisa dipungkiri, mempengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Makanan tinggi protein masih kontroversial di mata para praktisi medis. Sebagian besar tidak merekomendasikan makanan berkadar protein tinggi dengan dalih konsumsi daging berlemak hanya akan meningkatkan kolesterol dan risiko penyakit jantung. Di saat yang sama, tidak mengkonsumsi sayuran dan buah juga akan mengurangi asupan serat dan zat gizi lainnya. Lalu, bagaimanakah cara memilih menu berkadar protein tinggi yang benar?

Bagaimanapun juga, yang paling tepat adalah mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat dan rendah kadar lemak. Buat kamu yang ingin mencoba menu berkadar protein tinggi tanpa menimbulkan risiko signifikan pada tubuh, ada baiknya kamu mencoba makanan seperti ini.

Daging putih

Daging putih via http://ghk.h-cdn.co/assets/cm/15/11/5500197726a56-white-dark-meat-turkey-orig-master-1.jpg

Menu ini dapat dengan mudah ditemukan di hewan unggas seperti kalkun dan ayam. Pastikan kamu tidak mengkonsumsi bagian kulit unggas. Meskipun gurih, kulit unggas banyak mengandung lemak. Hewan unggas secara umum enak dikonsumsi dan mengandung protein dalam kadar tinggi plus rendah lemak.

Telur

Kuning telur memiliki tinggi kolesterol sehinngga perlu diwaspadai via https://elanaspantry.com/wp-content/uploads/2015/05/How-to-hard-Boil-Eggs-recipe-44081.jpg

Jangan terlampau banyak memakan telur. Pastikan konsumsi kamu tidak lebih dari 1 (satu) butir setiap harinya. Yang perlu kamu waspadai adalah kuning telur yang kaya kolesterol itu. Kalau kamu mau, kamu bisa memilih mengkonsumsi putih telurnya saja. Perhatikan jumlah kolesterol dalam menu yang kamu konsumsi. FYI, mengkonsumsi menu yang kaya lemak jenuh akan meningkatkan kadar kolesterol kamu.

Daging sapi

Menu yang satu ini kaya protein namun rendah lemak via https://media.indiatimes.in/media/content/2015/Oct/cow_1446025608_725x725.jpg

Menu yang satu ini kaya protein namun rendah lemak. Satu potong daging sapi hanya punya lemak jenuh dalam jumlah sedikit ketimbang dada ayam tanpa kulit dengan ukuran yang sama. So, masih aman buat kamu untuk mengkonsumsi steak, bro.

Kedelai

Makanan berbahan dasar kedelai merupakan sumber protein yang baik via https://www.rodalesorganiclife.com/sites/rodalesorganiclife.com/files/is-soy-healthy-main-1000.jpg

Makanan berbahan dasar kedelai merupakan sumber protein yang baik untuk kamu. Dengan mengkonsumsi 25 gram protein kedelai setiap harinya, kamu akan punya kadar kolesterol yang masih aman, kok.

Ikan

Ikan merupakan sumber protein yang rendah lemak via https://img-global.cpcdn.com/003_recipes/7e912c4a2782c1ea/751x532cq70/photo.jpg

Ikan merupakan sumber protein yang rendah lemak. Memang, ikan seperti tuna dan salmon kaya lemak, namun lemak yang dikandung di dalam ikan tersebut masih ramah untuk jantung dan dikenal dengan nama asam lemak Omega-3. Dengan mengkonsumsi lemak Omega-3 risiko terkena penyakit jantung bakal menurun; begitu juga sejumlah penyakit kanker maupun arthritis.

Kacang-kacangan dan biji-bijian

Kacang-kacangan dan biji-bijian via https://d2ebzu6go672f3.cloudfront.net/media/content/images/bigstock-seeds-legumes-beans44731063.jpg

Makanan dari biji-bijian kaya akan serat dan protein, lho. Keduanya akan membuat kamu merasa kenyang dalam waktu lama, sementara serat akan menurunkan kadar kolesterol kamu. Dengan memakan 1,5 cangkir kacang-kacangan setiap harinya kamu akan punya kadar protein yang sama dengan 3 ons steak.

Produk susu rendah lemak

Produk susu rendah lemak via https://abm-website-assets.s3.amazonaws.com/laboratoryequipment.com/s3fs-public/embedded_image/2017/06/shutterstock_412394602.jpg

Makanan yang dibuat dari bahan dasar susu seperti keju dan yogurt juga merupakan sumber protein. Tak hanya itu, menu yang berasal dari susu kaya kalsium yang bakal melindungi jantung dan tulang kamu. Dengan mengkonsumsi makanan seperti ini kamu bisa mengurangi jumlah asupan makanan berlemak, lho.

Mengkonsumsi makanan dengan kadar protein tinggi cukup berisiko. Sementara para dokter menenggarai kalau makanan yang terlampau tinggi kadar lemaknya dan rendah serat hanya mengakibatkan penyakit jantung dan stroke. Di sisi lain, terlalu banyak protein berisiko merusak ginjal dan mendorong terjadinya osteoporosis. So, konsumsilah makanan dengan porsi yang tepat dan bijak, ya.

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Remixing, Fitur Baru Instagram untuk Mencorat-coret Foto

Tak Periksa Tanggal, Keluarga Ini Makan Makanan Kadaluawarsa Sejak Tahun 1997