in ,

Greta Thunberg Dapat Hadiah Nobel Alternatif dan Bakal Menerima Rp1,4 Miliar

Thunberg memulai aksi protesnya terhadap perubahan iklim dengan membolos sekolah setiap seminggu sekali. Dia memprotes dengan cara berdiri di luar parlemen Swedia.

CakapCakapCakap People! Dulu, Greta Thunberg mengawali aksi protes perubahan iklim sendirian. Kini, aktivis lingkungan dan perubahan iklim ini telah menginspirasi jutaan orang melakukan gerakan ini.

Greta Thunberg, remaja 16 tahun, dan tiga orang lainnya dinobatkan sebagai pemenang Right Livelihood Award 2019 atau yang dikenal sebagai Hadiah Nobel alternatif.

Yayasan The Right Livelihood pada Rabu, 25 September 2019, mengatakan Thunberg memenangkan penghargaan ini karena dinilai telah menginspirasi dan memperkuat tuntutan adanya tindakan secara politik dalam mengatasi masalah perubahan iklim yang sudah mendesak ini. Thunberg bisa memaparkan fakta ilmiah.

Atas penghargaan ini, maka para pemenang bakal menerima hadiah uang tunai 1 juta crown Swedia atau sekitar Rp 1,4 miliar.

“Saya sangat bersyukur karena menjadi salah satu penerima kehormatan besar ini. Tapi tentu saja, setiap kali saya menerima penghargaan, bukan saya pemenangnya. Saya adalah bagian dari gerakan global anak-anak sekolah, remaja dan orang dewasa dari segala usia yang telah memutuskan untuk bertindak membela planet kita yang masih hidup. Saya membagi penghargaan ini dengan mereka,” kata Thunberg.

View this post on Instagram

Here we go again… As you may have noticed, the haters are as active as ever – going after me, my looks, my clothes, my behaviour and my differences. They come up with every thinkable lie and conspiracy theory. It seems they will cross every possible line to avert the focus, since they are so desperate not to talk about the climate and ecological crisis. Being different is not an illness and the current, best available science is not opinions – it’s facts. I honestly don’t understand why adults would choose to spend their time mocking and threatening teenagers and children for promoting science, when they could do something good instead. I guess they must simply feel so threatened by us. But the world is waking up. See you in the streets this Friday! #fridaysforfuture #schoolstrike4climate #climatestrike #aspiepower

A post shared by Greta Thunberg (@gretathunberg) on

Thunberg memulai aksi protesnya terhadap perubahan iklim dengan membolos sekolah setiap seminggu sekali. Dia memprotes dengan cara berdiri di luar parlemen Swedia.

Aksinya ini dilakukan sejak tahun lalu sebelum hal tersebut berubah menjadi gerakan dunia.

Penghargaan Right Livelihood Award 2019 diberikan kepada Thunberg berselang beberapa hari setelah dia memberikan pidato berapi-api yang ditujukan pada para pemimpin dunia di sidang umum PBB tentang perubahan iklim.

“Orang-orang sekarat dan ekosistem yang sekarat runtuh. Kita berada di awal kepunahan massal, dan yang bisa Anda bicarakan hanyalah uang dan dongeng tentang pertumbuhan ekonomi abadi, Berani sekali kamu!” kata Thunberg, Senin, 23 September 2019, sambil berusaha menahan air mata.

Selain Thunberg, pemenang lain dari penghargaan Right Livelihood Award 2019 adalah Ketua Adat Brasil Davi Kopenawa, pengacara hak-hak perempuan Cina Guo Jianmei dan pembela HAM Sahara Barat Aminatou Haidar.

Thunberg telah dinominasikan untuk mendapatkan penghargaan Nobel bidang Perdamaian 2019. Dia bersaing dengan 301 kandidat lainnya. Pemenang Nobel bidang perdamaian akan diumumkan pada minggu pertama Oktober 2019.

Menurut yayasan penghargaan Nobel, setiap anggota pemerintah pusat Norwegia boleh mencalonkan seorang kandidat untuk menjadi pemenang penghargaan ini. Freddy Andre Ovstegard dan dua anggota parlemen Norwegia lainnya memilih Thunberg karena kepemimpinannya dalam perang melawan perubahan iklim.

Jika Thunberg memenangkan penghargaan Nobel bidang Perdamaian 2019, dia akan menjadi penerima termuda setelah Malala Yousafzai, yang berusia 17 tahun ketika dia menerima penghargaan bergengsi dunia itu.

TEMPO

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Jangan Memakai Baju Merah Jika Berkunjung ke Pulau Komodo, Mitos atau Fakta?

Wow! Grab Klaim Berkontribusi Rp 48,9 T untuk Ekonomi Indonesia