in ,

Dewan Keamanan Rusia: Sel-sel Teroris Bisa Aktif Kembali saat Pembatasan COVID-19 Dicabut

Internet menjadi instrumen utama di tangan teroris dalam perencanaan dan persiapan untuk serangan teroris, kata Dewan Keamanan

CakapCakapCakap People! Rusia pada tahun 2019 dalam kerangka perjuangan melawan teroris dan ideologi ekstremis memblokir lebih dari 84.000 halaman Internet dan menghapus sekitar 5.000 materi yang diakui sebagai ekstremis dan dilarang.

Kantor berita Rusia, TASS, melaporkan, Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia, Yuri Kokov, mengatakan kepada harian Rossiyskaya Gazeta dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Selasa, 20 Oktober 2020, sel-sel teroris dapat aktif kembali setelah pembatasan pandemi virus corona dicabut.

“Tidak ada yang boleh disesatkan oleh penurunan aktivitas teroris tertentu di tengah pandemi,” dia memperingatkan.

“Ketika pembatasan anti-epidemi mulai dicabut, sel-sel teroris dapat aktif kembali dengan sangat cepat.”

Ilustrasi. [Foto: Pixabay]

Tentang metode propaganda teroris, Kokov mengatakan bahwa mereka banyak menggunakan manipulasi psikologis dengan individu dan kelompok orang dengan tujuan merusak kepercayaan pada nilai-nilai sosial, mengobarkan sentimen radikal dan menimbulkan kekhawatiran, ketakutan dan kepanikan.

“Pemuda dan remaja adalah target pemirsa teroris yang sangat rentan. Teroris sangat ingin mencuci otak dengan menggunakan permainan komputer, video musik dan kartun yang menyebarkan kebrutalan dan kekerasan,” dia memperingatkan.

Internet menjadi instrumen utama di tangan teroris dalam perencanaan dan persiapan untuk serangan teroris, kata Dewan Keamanan Rusia

Kokov mengatakan bahwa internet menjadi instrumen utama di tangan teroris dalam perencanaan dan persiapan untuk serangan teroris.

“Informasi yang tersedia secara terbuka di dunia maya menjadikan Internet sebagai instrumen utama dalam perencanaan dan persiapan serangan teroris. Ini menyangkut pilihan target potensial, pengumpulan informasi penting, identifikasi kerentanan, pilihan metode dan cara penyerangan yang efektif dan akuisisi barang dan jasa terkait,” kata Kokov kepada harian Rossiyskaya Gazeta yang terbit pada hari Selasa, 20 Oktober 2020, seperti dikutip kantor berita Rusia, TASS.

Ilustrasi. [Foto: Pixabay]

Menurut pendapatnya, internet menciptakan keuntungan logistik dalam merencanakan dan melancarkan serangan teroris, mempersempit peluang pencegahan tepat waktu, dan mempersulit identifikasi dalang dan pelakunya.

“Platform online digunakan sebagai alat bantu pengajaran virtual. Instruksi terperinci tentang cara bergabung dengan organisasi teroris, membuat bahan peledak dan bahan berbahaya serta merencanakan dan melakukan serangan teroris diterbitkan di sana dalam format multi-media yang mudah diakses dalam berbagai bahasa,” kata Kokov, ketika ditanya dengan cara apa teroris menggunakan sumber daya ini. Petunjuk dan panduan yang sama menjelaskan teknik akses tidak sah ke data komputer dan untuk meningkatkan perlindungan komunikasi ilegal di web di seluruh dunia, seperti metode pengkodean pesan yang tersedia secara luas.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Satgas COVID-19: Libur Panjang Pekan Depan Bisa Tingkatkan Lonjakan Infeksi

Thailand Sambut Kembali Kedatangan Turis Asing di Tengah Aksi Protes yang Memanas