in ,

Denmark Laporkan Dua Kasus Serius; Satu Kematian dan Satu Pembekuan Darah Usai Vaksinasii COVID-19 AstraZeneca

Badan obat-obatan Denmark mengkonfirmasi telah menerima dua “laporan serius” tersebut

CakapCakapCakap People! Denmark mengatakan pada Sabtu, 20 Maret 2021, bahwa satu orang telah meninggal dunia dan satu lagi jatuh sakit parah dengan pembekuan darah dan pendarahan otak setelah menerima vaksinasi COVID-19 AstraZeneca.

Reuters melaporkan, otoritas rumah sakit umum di Kopenhagen itu mengatakan, dua orang tersebut, di mana keduanya adalah anggota staf rumah sakit, telah menerima vaksin AstraZeneca kurang dari 14 hari sebelum jatuh sakit.

Badan Obat Denmark mengonfirmasi telah menerima dua “laporan serius”, itu tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Tidak ada rincian kapan staf rumah sakit tersebut jatuh sakit.

Badan obat-obatan Denmark mengkonfirmasi telah menerima dua “laporan serius”. [Foto: Reuters]

Denmark yang menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca pada 11 Maret, termasuk di antara lebih dari selusin negara yang untuk sementara waktu menghentikan penggunaan vaksin setelah laporan kasus pembekuan darah otak yang langka membuat para ilmuwan dan pemerintah berebut untuk menentukan kaitannya.

Beberapa negara termasuk Jerman dan Prancis minggu ini kembali melanjutkan penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca menyusul hasil penyelidikan terhadap laporan pembekuan darah oleh pengawas obat Uni Eropa yang mengatakan pada hari Rabu, 17 Maret 2021, pihaknya masih yakin bahwa manfaat vaksin lebih besar daripada risikonya.

Denmark – bersama dengan Swedia dan Norwegia – mengatakan pada hari Jumat, 12 Maret 2021, bahwa mereka membutuhkan lebih banyak waktu untuk memutuskan apakah akan menggunakan vaksin tersebut.

“Kami memprioritaskan laporan dugaan efek samping serius seperti ini dan memeriksanya secara menyeluruh untuk menilai apakah ada kemungkinan terkait dengan vaksin,” kata Tanja Erichsen, direktur pelaksana Farmakovigilans di Badan Obat Denmark, dalam sebuah tweet pada hari Sabtu, 20 Maret 2021. “Kami sedang dalam proses menangani dua kasus spesifik.”

Ilustrasi virus corona. [Foto: Reuters]

Direktur European Medicines Agency (EMA) Emer Cooke mengatakan pada hari Kamis, 18 Maret 2021, bahwa pengawas tidak dapat secara pasti mengesampingkan hubungan antara insiden pembekuan darah dan vaksin dalam penyelidikannya terhadap 30 kasus kondisi pembekuan darah yang langka.

Namun dia mengatakan kesimpulan “yang jelas” dari tinjauan tersebut adalah bahwa manfaat vaksin tersebut dalam melindungi orang dari risiko kematian atau rawat inap lebih besar daripada kemungkinan risikonya. Masalah ini membutuhkan analisis lebih lanjut, kata EMA.

AstraZeneca, yang mengembangkan vaksin COVID-19 dengan Universitas Oxford, mengatakan tinjauan yang mencakup lebih dari 17 juta orang yang telah menerima suntikan di UE dan Inggris tidak menemukan bukti peningkatan risiko pembekuan darah.

Perusahaan pada hari Sabtu menolak mengomentari kasus baru di Denmark, tetapi merujuk pada pernyataan yang diterbitkan pada hari Kamis, di mana kepala petugas medisnya, Ann Taylor, mengatakan:

“Keamanan vaksin adalah yang terpenting dan kami menyambut keputusan regulator yang menegaskan manfaat luar biasa dari vaksin kami dalam menghentikan pandemi. Kami percaya bahwa, setelah keputusan hati-hati dari regulator, vaksinasi dapat dilanjutkan kembali di seluruh Eropa. ”

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Bertambah 40.953 Sehari, Kasus Virus Corona di India Melonjak Ke Level Tertinggi Dalam Empat Bulan

Hadir Hotel Kapsul di Bandara Soetta, Tarifnya Mulai Rp 200 Ribuan