in ,

Bankir Mengundurkan Diri dari Pekerjaannya di Tengah Meningkatnya Gerakan ‘Hijrah’

Zainur Rusdi meninggalkan jabatan bergengsinya di bank dengan alasan takut akan bahaya riba.

CakapCakapCakap People! Sudah lebih dari setahun, Zainur Rusdi, 38 tahun, meninggalkan pekerjaannya sebagai wakil kepala cabang bank milik negara di Sumatera Utara, dengan alasan takut akan bahaya riba (bunga) yang ia pelajari dari para penceramah agama di internet.

Zainur mengakhiri karir perbankannya selama 13 tahun itu sejak April 2018. Ketika itu, dia memimpin sebuah kantor bank senilai Rp 400 miliar dalam aset dan memiliki 10.000 nasabah. Saat ini, dia  bekerja dari rumah, menjalankan bisnis online dan membantu istrinya mengoperasikan salon kecantikan untuk wanita Muslim.

Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

“Itu dimulai ketika saya menonton video tentang bahaya riba dari Erwandi Tarmizi,” kata Zainur, merujuk pada seorang ustadz di YouTube.

Saat itu awal 2017 dan Zainur mendapati dirinya semakin mempelajari kampanye anti-riba di Facebook dan Instagram, terutama melalui ceramah-ceramah para ustadz yang paham media sosial, seperti Abdul Somad dan Buya Yahya.

“Ketika saya bekerja di bank, istri saya keluar masuk rumah sakit terus, tetapi mereka tidak dapat mengidentifikasi penyakitnya. Itu adalah salah satu tanda yang disebutkan dalam khotbah, jadi saya bahkan lebih cenderung untuk berhenti, “katanya, dengan alasan bahwa ia telah” dihukum “oleh Tuhan mengingat pekerjaannya tersebut.

Rekan-rekannya menyayangkan dirinya yang mengakhiri karir menjanjikan itu, dan mereka menyarankan agar ia pindah ke divisi bank syariah. Tetapi Zainur menolak, dengan alasan bahwa divisi syariah tidak berbeda dengan bank konvensional. Jika ada, itu berkat bantuan bank konvensional yang dapat berkembang.

Namun, ia masih memiliki rekening di bank syariah. Dia telah menggunakan semua uang pesangonnya untuk melunasi utangnya, benar-benar memutuskan hubungan dengan bank konvensional.

Zainur juga bergabung dengan komunitas XBank, yang secara aktif berkampanye menentang riba dan memotivasi karyawan bank untuk berganti pekerjaan atau menjadi pengusaha melalui media sosial.

Juru bicara XBank Nopan Nopiardi mengatakan komunitas itu didirikan pada Juli 2017 di Yogyakarta dan sekarang memiliki 22.216 anggota yang tersebar di 97 grup WhatsApp dan 41 cabang di Indonesia, meskipun tidak semua dari mereka adalah karyawan bank yang telah berhenti dari pekerjaan mereka. Akun Instagram komunitas juga memiliki lebih dari 400.000 pengikut.

View this post on Instagram

DUNIA yang kita tinggali ini sesungguhnya hanya bersifat fana atau sementara. . Sebaliknya dengan kehidupan dunia, kehidupan akhirat merupakan kehidupan sejati. . Allah Subhanahuwata'laa berfirman : وما هذه الحياة الدنيا إلا لهو ولعب وإن الدار والآخرة لهي الحيوان لو كانوا يعلمون . “Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (QS Al-Ankabut ayat 64). . Allah menyadarkan kita agar tidak terlalu diperbudak oleh dunia. Karena, banyak dari kita umat manusia lebih mengedepankan urusan duniawi. Kebanyakan dari kita lebih siap mengerahkan tenaga, fikiran, dana dan waktu all out untuk menggapai keberhasilan duniawinya. . Sementara untuk urusan akhirat kita hanya mengerahkan tenaga, waktu sisa, pikiran sampingan serta uang receh. . Jangan sampai kita sebagai umat muslim hidup laksana kaum kafir yang hanya mengejar material kehidupan duniawi saja. Dan tidak memiliki pengetahuan apapun mengenai kehidupan akhirat. . “Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.”(Q.S. Ar-Ruum ayat 7). . Menjemput rejeki, sewajarnya saja. Tidak perlu 'ngoyo' sampai2 urusan akhirat terbengkalai.. . Ibnul Qayyim –rahimahullah– berkata : . “Fokuskanlah pikiranmu untuk memikirkan apapun yang diperintahkan Allah kepadamu. Jangan menyibukkannya dengan rezeki yang sudah dijamin untukmu. Karena rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin, selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti datang. Jika Allah -dengan hikmahNya- berkehendak menutup salah satu jalan rezekimu, Dia pasti -dengan rahmatNya- membuka jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu. . Jadi.. "Untuk urusan dunia, berjalanlah.. Untuk urusan Akhirat, berlarilah.." .

A post shared by XBANK (official) (@xbank.indonesia) on

Nopan sendiri telah bekerja untuk empat pemberi pinjaman swasta selama kurun waktu 11 tahun sebelum memutuskan untuk berhenti pada tahun 2015. Posisi terakhirnya sebelum mengundurkan diri adalah kepala klaster bisnis, yang membuatnya memperoleh setidaknya Rp 20 juta sebulan. Nopan saat ini menjual pakaian di Magelang, Jawa Tengah, untuk menafkahi istri dan tiga anaknya.

“Penghasilan saya sekarang jauh dari yang saya dapatkan saat itu, mungkin sepersepuluh dari gaji terakhir saya. Tapi, alhamdulillah, insya Allah dapat memenuhi kebutuhan utama kami, ”kata Nopan kepada The Jakarta Post.

Anggota Xbank lainnya, Irma Sari, mengatakan bahwa ia sedang dalam proses pengunduran diri dari pekerjaannya di sebuah bank swasta di Medan, Sumatera Utara.

Dia mengutip sebuah hadits yang disebarkan di media sosial yang menyamakan dosa riba dengan melakukan hubungan seksual dengan ibu kandungnya sendiri sebanyak 36 kali. “Pesan itu membuatku takut, terutama karena aku terus membacanya di media sosial,” katanya.

Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengatakan, dia belum pernah mendengar hadits semacam itu.

Hadits yang disebutkan di atas juga berbeda dari yang dikutip dalam dekrit MUI 2004 yang menyatakan bunga bank haram atau dilarang berdasarkan hukum Islam, yang menyamakan riba dengan 70 dosa — dengan yang paling ringan setara dengan melakukan hubungan seks dengan ibu satu orang.

“[Mengundurkan diri] adalah hal yang baik untuk dilakukan sebagai Muslim karena terlibat dalam praktik riba adalah tindakan yang sangat berdosa. Menghindari dosa itu penting bagi umat Islam, ”kata Anwar, yang mengungkapkan harapan bahwa ekonomi syariah dapat mengambil manfaat dari perpindahan umat Islam ke cara hidup Islam.

Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Perbankan Indonesia Taswin Zakaria, yang juga presiden direktur pemberi pinjaman Maybank Indonesia, mengatakan perubahan seperti itu tidak akan mempengaruhi bank konvensional.

Taswin menunjukkan bahwa tren hijrah tidak secara signifikan mendorong perbankan syariah di negara ini.

Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa pada Juni tahun lalu, pangsa pasar perbankan Islam adalah 5,7 persen, tertinggal dari penetrasi dua digit tetangga Malaysia.

Cakap People! Pakar keuangan Islam, Irfan Syauqi Beik mengatakan, pangsa pasar yang rendah disebabkan oleh, antara lain, literasi perbankan syariah Indonesia yang sangat rendah, mengutip survei OJK pada 2016 yang menempatkannya di bawah 10 persen.

Dia mengatakan bank syariah kurang inovasi dan kreativitas karena mereka cenderung mempromosikan produk mereka yang memiliki kesamaan dengan bank konvensional, sementara tidak menekankan prinsip-prinsip syariah yang mereka adopsi.

Source: The Jakarta Post

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Horor boneka

(Trivia): Kenalkah Kalian Dengan 10 Boneka Film Horor Ikonik Ini?

Libur Akhir Pekan ke Mana? 5 Tempat Wisata Gratis di Ubud Ini Bisa Jadi Tujuan