in ,

Bagaimana Dampak Cuaca Panas Terhadap Tubuh Manusia?

Kelelahan akibat panas terjadi ketika tubuh kita berada dalam suhu yang tinggi, yang sering kali terjadi saat aktivitas fisik di lingkungan yang panas.

CakapCakapCakap People! Cuaca panas yang tidak biasa, kurangnya ventilasi, kondisi sempit, hingga olahraga berat menjadi faktor yang berkontribusi meningkatkan suhu tubuh. Apabila dibiarkan, hal itu dapat berisiko serius bagi kesehatan kita.

Kelelahan akibat panas terjadi ketika tubuh kita berada dalam suhu yang tinggi, yang sering kali terjadi saat aktivitas fisik di lingkungan yang panas.

Apabila suhu tubuh melebihi 40 derajat Celcius, tubuh akan kehilangan kemampuan untuk mendinginkan diri, sehingga akan mengalami serangan panas yang dapat berakibat fatal.

 Bagaimana Dampak Cuaca Panas Terhadap Tubuh Manusia?
Ilustrasi [Foto via Pixabay]

Inilah yang perlu diketahui mengenai bahaya kenaikan suhu tubuh bagi kesehatan kita.

Bagaimana pengaruh panas ekstrem terhadap tubuh kita?

Ketika suhu tubuh semakin panas, pembuluh darah pun akan terbuka. Ini menyebabkan tekanan darah menjadi lebih rendah dan jantung bekerja lebih keras untuk mendorong darah ke seluruh tubuh.

Situasi itu memunculkan gejala ringan seperti ruam panas yang gatal atau pembengkakan kaki akibat pembuluh darah yang bocor.

Tubuh bereaksi terhadap kenaikan suhu dengan cara meningkatkan aliran darah ke kulit, yang membawa panas dari dalam tubuh ke permukaan. Ini akan menghasilkan keringat yang kemudian menguap dan dapat mendinginkan tubuh.

Tetapi berkeringat menyebabkan cairan tubuh dan garam menghilang. Selain itu yang terpenting, keseimbangan kedua hal itu di dalam tubuh pun berubah.

Situasi itu, dikombinasikan dengan penurunan tekanan darah, dapat menyebabkan kelelahan tubuh akibat panas.

Gejalanya meliputi pusing, mual, pingsan, kebingungan, kram otot, sakit kepala, banyak berkeringat, dan kelelahan.

Apabila tekanan darah menurun terlampau jauh, risiko serangan jantung pun meningkat.

Mengapa tubuh kita bereaksi seperti itu?

Tubuh kita berupaya menjaga suhu intinya sekitar 37,5 derajat Celcius, baik ketika berada di badai salju maupun di tengah gelombang panas.

Ini adalah suhu yang ideal bagi tubuh untuk bisa berfungsi dengan baik.

Tetapi saat cuaca semakin panas, tubuh pun harus bekerja ekstra keras untuk menjaga suhu intinya tetap rendah.

Kondisi itu akan membuka lebih banyak pembuluh darah di dekat kulit agar tubuh bisa melepaskan panas keluar, sehingga kita mulai berkeringat.

Ketika keringat menguap, proses itu akan menghilangkan rasa panas secara dramatis pada kulit.

Ilustrasi [Fto via Pixabay]

Sengatan panas

Jika suhu tubuh memanas hingga 39-40 derajat Celcius, otak akan memberi tahu otot-otot untuk melambat sehingga rasa lelah mulai muncul.

Pada suhu 40-41 derajat Celcius, kelelahan akibat panas kemungkinan terjadi, dan pada suhu di atas 41 derajat Celcius, tubuh mulai mati.

Proses-proses kimia di dalam tubuh mulai akan terpengaruh oleh situasi ini, sehingga sel-sel memburuk dan berisiko memicu kegagalan organ ganda.

Tubuh bahkan tidak lagi bisa berkeringat karena pada titik ini aliran darah ke kulit berhenti, membuatnya terasa dingin dan lembab.

Sengatan panas (heatstroke), yang dapat terjadi pada suhu di atas 40 derajat Celcius, memerlukan bantuan medis profesional dan apabila tidak segera ditangani, kemungkinan untuk bertahan hidup pun tipis.

Metode terbaik untuk menangani orang yang mengalami heatstroke adalah dengan merendam di dalam air es atau mengompres dengan es pada bagian selangkangan dan ketiak, tempat arteri penting. Tetapi penanganan itu akan bergantung pada berapa lama tubuh berada pada suhu tinggi.

George Havenith, professor fisiologia lingkungan dan ergonomia dari Universitas Loughborough, mengatakan bahwa kelembaban udara sangat mempengaruhi seberapa banyak kita bisa berkeringat.

Jika kelembaban udara tinggi, kemampuan untuk berkeringat terganggu sehingga membuat tubuh terasa tidak enak.

Tetapi jika panas terjadi dalam kondisi kering, keringat bisa membantu menurunkan suhu tubuh.

“Kita bisa menguapkan banyak kelembaban dari kulit kita, tetapi kita juga harus memproduksinya,” kata Prof Havenith.

“Ini berarti berkeringat yang banyak dengan cepat, tapi kemampuan orang menghasilkan keringat juga terbatas.”

Sebagai contoh, seseorang yang berlari dengan kecepatan sekitar 15 kilometer per jam pada suhu 37 derajat Celcius perlu menghasilkan empat liter keringat per jam.

Itulah dampak cuaca panas terhadap tubuh manusia.

SUMBER ARTIKEL

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Memahami Diri untuk Membiasakan Dialog Internal atau Self Talk yang Positif

Memahami Diri untuk Membiasakan Dialog Internal atau Self Talk yang Positif

6 Hal Aneh Ini Ditemukan dari Laptop Karyawan

6 Hal Aneh Ini Ditemukan dari Laptop Karyawan