CakapCakap – Cakap People! Beberapa metode diet justru bisa membahayakan tubuh kamu jika dilakukan tanpa pengawasan yang tepat. Jenis diet apa saja yang sebaiknya dihindari tersebut?
Dengan banyaknya tren diet yang muncul di media sosial dari metode ekstrem sampai yang katanya “cepat turun berat badan,” kita jadi gampang tergoda untuk mencoba semuanya. Padahal, menurut para ahli gizi dan dietitian, beberapa diet populer justru bisa berdampak negatif bagi kesehatan, terutama jika dilakukan dalam jangka panjang tanpa pengawasan profesional.

Dilansir dari Clean Plates dan Vogue Singapore, berikut adalah tujuh jenis diet yang sebaiknya kamu hindari atau pertimbangkan ulang sebelum mencobanya. Ini agar kamu tidak terjebak pada pola makan yang justru merugikan tubuh.
1. Diet Detoks Jus (Juice Cleanse)
Mungkin kamu pernah melihat selebriti mempromosikan juice cleanse sebagai cara cepat menurunkan berat badan dan “membersihkan racun” dari tubuh. Tapi menurut ahli gizi, tubuh kita sebenarnya sudah punya sistem detoksifikasi alami lewat hati dan ginjal, jadi tak perlu dipaksa dengan hanya minum jus selama berhari-hari.
Diet ini seringkali menyebabkan tubuh kekurangan protein, serat, dan lemak sehat. Akibatnya, kamu bisa merasa lemas, pusing, hingga kehilangan massa otot. Berat badan mungkin turun, tapi lebih karena kehilangan air dan otot, bukan lemak. Dan begitu kamu makan normal lagi, beratnya mudah kembali.
2. Diet Tanpa Karbohidrat (Zero-Carb Diet)
Mengurangi karbohidrat memang bisa membantu menurunkan berat badan, tapi bukan berarti kamu harus menghilangkannya sama sekali. Diet tanpa karbohidrat sama sekali bisa menyebabkan kekurangan energi, sembelit, dan gangguan hormon pada perempuan.
Karbohidrat adalah sumber energi utama tubuh. Bahkan, otak pun butuh glukosa untuk bekerja optimal. Jadi, kalau kamu ingin mengontrol berat badan, pilihlah karbohidrat kompleks seperti nasi merah, oat, ubi, dan quinoa, bukan menghindarinya sepenuhnya.
3. Diet Air (Water Fasting)
Diet ini terdengar ekstrem karena mengharuskan kamu hanya mengonsumsi air selama beberapa hari. Tujuannya? Menurunkan berat badan secara cepat dan “membersihkan” sistem pencernaan.
Padahal, para ahli sepakat bahwa water fasting bisa sangat berbahaya. Tubuh yang tidak mendapat asupan kalori, vitamin, dan mineral bisa masuk ke mode kelaparan, menyebabkan tekanan darah turun, otot melemah, bahkan kehilangan kesadaran. Risiko lainnya adalah gangguan elektrolit dan dehidrasi. Diet ini sangat tidak disarankan.
4. Diet Keto Versi Ekstrem
Diet keto yang mengutamakan lemak tinggi dan karbohidrat sangat rendah memang sempat populer. Namun, versi ekstrem dari diet ini yang menekankan konsumsi daging berlemak, keju, dan mentega tanpa sayur dan buah, justru bisa berdampak buruk.
Menurut ahli gizi, pola makan seperti ini bisa meningkatkan risiko kolesterol tinggi, masalah ginjal, dan konstipasi. Jika kamu ingin mencoba diet keto, sebaiknya pilih versi yang seimbang: tetap konsumsi sayur berserat, lemak sehat (seperti alpukat dan minyak zaitun), serta pantau asupan protein.
5. Diet Cuma Makan Satu Jenis Makanan (Mono Diet)
Pernah dengar diet pisang, diet telur rebus, atau diet sup kol? Ini termasuk dalam mono diet, di mana kamu hanya mengonsumsi satu jenis makanan selama beberapa hari bahkan minggu.
Meskipun bisa menurunkan berat badan dengan cepat, tapi diet ini sangat tidak seimbang dan menyebabkan defisiensi nutrisi penting seperti protein, lemak, vitamin, dan mineral. Tubuh kita butuh variasi makanan agar bisa bekerja optimal. Diet jenis ini juga rentan menyebabkan rasa bosan, lemas, dan malah memicu binge eating setelah selesai.
6. Diet Berbasis Tren Selebriti
Sering kali kita tergoda mengikuti pola makan selebriti yang terlihat bugar dan ideal. Namun menurut Vogue Singapore, diet selebriti belum tentu cocok atau sehat untuk semua orang. Ada yang hanya minum lemon water seharian, ada juga yang melewatkan makan malam sepenuhnya.
Masalahnya, diet seperti ini sering dilakukan tanpa pertimbangan medis dan bisa membahayakan jika ditiru secara mentah-mentah. Ingat ya, tubuh tiap orang berbeda, begitu juga kebutuhan kalorinya.
7. Diet Sangat Rendah Kalori (VLCD)
Cakap People! VLCD (Very Low-Calorie Diet) adalah pola makan ekstrem di mana kamu hanya mengonsumsi sekitar 500–800 kalori per hari. Meskipun berat badan bisa turun drastis, dampaknya juga tidak main-main: metabolisme bisa melambat, tubuh kehilangan massa otot, dan fungsi organ menurun.
Diet ini sebenarnya hanya boleh dilakukan dalam pengawasan dokter atau ahli gizi, biasanya untuk kondisi medis tertentu dan dalam waktu sangat terbatas. Jadi jangan asal mencoba sendiri ya.
Daripada mengikuti diet ekstrem yang tidak berkelanjutan, para ahli menyarankan untuk fokus pada perubahan gaya hidup yang realistis. Pola makan seimbang dengan karbohidrat kompleks, protein tanpa lemak, lemak sehat, serta sayur dan buah berwarna-warni tetap menjadi kunci terbaik untuk tubuh ideal dan sehat jangka panjang.
Hindari diet yang menjanjikan hasil instan atau mengeliminasi kelompok makanan penting. Dengarkan sinyal tubuhmu, jangan terlalu membatasi diri, dan jika perlu konsultasikan rencana dietmu pada ahli gizi agar hasilnya optimal dan aman.