in ,

Perangi Lonjakan COVID-19, Malaysia Bakal Perketat Perjalanan Antar Negara Bagian dan Distrik

Perdana Menteri Muhyiddin Yassin diperkirakan akan membuat pengumuman pada hari Senin, 11 Januari 2021 menyusul lonjakan kasus baru COVID-19 di Malaysia.

CakapCakapCakap People! Perjalanan antar negara bagian dan antar distrik mungkin bisa diperketat untuk menurunkan jumlah kasus COVID-19 di Malaysia. Demikian diungkapkan Menteri Kesehatan Malaysia Adham Baba, Sabtu, 9 Januari 2021.

Ini terjadi setelah negara itu pada hari Jumat, 8 Januari 2021, melaporkan rekor 16 kematian dalam satu hari terkait dengan COVID-19, dan juga mencatat jumlah pasien tertinggi dalam perawatan intensif dan mereka yang membutuhkan ventilator sebagai alat bantu pernapasan.

Kementerian Kesehatan Malaysia juga menyarankan Dewan Keamanan Nasional untuk melakukan penegakan hukum yang lebih ketat pada SOP COVID-19. [FOTO: REUTERS]

Melansir laporan The Straits Times, Sabtu, 9 Januari 2021, Datuk Seri Dr Adham mengatakan bahwa selain pengetatan pembatasan perjalanan, kementerian juga menyarankan Dewan Keamanan Nasional untuk melakukan penegakan prosedur operasi standar COVID-19 yang lebih ketat.

“Kasus sporadis yang merupakan infeksi di masyarakat dan kasus positif di antara pekerja asing berkontribusi besar terhadap lonjakan tersebut.

Kasus sporadis muncul dari perjalanan antar negara atau menghadiri pertemuan atau acara sosial,” katanya.

Dr Adham menambahkan bahwa kementerian telah memberikan nasihatnya kepada pemerintah untuk membatasi pergerakan antar negara bagian atau antar distrik untuk mengekang penyebaran COVID-19.

Perdana Menteri Muhyiddin Yassin diperkirakan akan membuat pengumuman pada hari Senin, 11 Januari 2021 menyusul lonjakan kasus baru COVID-19 di Malaysia.

ilustrasi virus corona. [Foto: Reuters]

Pada Maret tahun lalu, pemerintah Malaysia pertama kali memberlakukan pembatasan gerakan yang disebut Movement Control Order (MCO) di bawah Undang-Undang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular 1988 dan juga Undang-Undang Polisi 1967, yang mencakup berbagai kegiatan.

Perintah itu kemudian melarang semua pertemuan massal untuk kegiatan keagamaan, olahraga, sosial dan budaya.

Semua rumah ibadah dan tempat bisnis ditutup, kecuali supermarket, pasar umum, dan toko serba ada yang menjual kebutuhan sehari-hari.

Namun, ketika kurva COVID-19 berhasil diratakan, pemerintah Malaysia perlahan-lahan melonggarkan pembatasan dan membuka sebagian besar industri dan mengizinkan sebagian besar aktivitas sosial-ekonomi.

Di bawah berbagai jenis MCO yang mencakup MCO kondisional, MCO yang ditargetkan dan MCO pemulihan, situasinya dapat dikendalikan tetapi gelombang ketiga pada bulan Oktober 2020 mendorong kasus baru hingga lebih dari 3.000 per hari pada hari Kamis, 7 Januari 2021.

Gelombang ketiga COVID-19 di Malaysia sebagian besar terdiri dari pekerja migran di bidang manufaktur.

Pada hari Jumat, 8 Januari 2021, Malaysia melaporkan 2.643 kasus baru COVID-19.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

FlightRadar24: Sriwijaya Air SJ182 Rute Jakarta-Pontianak Hilang Kontak 4 Menit Setelah Take-Off

Satgas COVID-19 Rilis Ketentuan Perjalanan Dalam Negeri Mulai 9-25 Januari 2021, Ini Isinya!