CakapCakap – Cakap People! Jamaah haji Indonesia kloter pertama telah tiba di Tanah Suci, Jumat 2 Mei 2025. Selama di Tanah Suci jamaah diminta untuk menjaga kesehatan agar pelaksanaan puncak ibadah haji nanti dapat berjalan lancar.
Wakil Kepala Kantor Kesehatan Haji Indonesia di Madinah Yuni Anisa W mengatakan berdasarkan statistik sebelumnya, kebanyakan pasien dari jamaah sudah punya penyakit dasar seperti hipertensi atau darah tinggi. Kemudian juga punya bawaan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). PPOK misalnya, kata ia, batuk yang berkepanjangan.

Penyakit paru obstruktif kronik ini bisa mempermudah seseorang untuk mendapatkan penyakit infeksi berat, seperti pneumonia. Karena itu angka pneumonia cukup tinggi pada setiap tahun penyelenggaraan haji. “Itu penyakit paru obstruktif kronik, itu yang disebut PPOK itu seperti itu, terus kemudian juga hal-hal lain,” ujarnya kepada wartawan di Madinah, Jumat, 2 Mei 2025.
Penyakit lain yakni kolesterol tinggi serta diabetes yang tidak terkontrol sehingga bisa memicu kondisi lebih berat, misalnya sakit jantung. Ia pun memberikan tips untuk menjaga Kesehatan selama di Tanah Suci.
Pertama, untuk menjaga masa-masa nanti Armuzna (Arafah, Muzdalifha, Mina) istirahat harus cukup. Jangan terlalu ngoyo untuk mengejar ibadah-ibadah sunnah, karena yang paling penting dari proses haji ini justru pada saat Armuzna.
“Ini yang sangat penting, sehingga jamaah haji atau calon jamaah haji harus sangat-sangat berusaha mempersiapkan diri untuk proses haji yang Armuzna ini, dengan cara satu istirahat harus cukup, jangan terlalu ngoyo mengajar ibadah sunnah,” katanya.
Kedua, hindari rokok maupun asap rokok. Bagi yang merokok sesekali setop. “Yang tidak merokok, hindari asap rokok yang sedang merokok.”
Ketiga, minum harus cukup. Caranya yakni setiap jam sekali harus minum kira-kira 200 cc air, atau air Zamzam juga boleh. “Lebih baik lagi kalau air yang ditambahkan dengan elektrolit, elektrolit itu apa, misalnya oralit, kalau nggak ada oralit pakai apa, larutan gula garam itu bisa dibuat sendiri, seperti itu kira-kira,” katanya.
Keempat, selalu gunakan pelindung ketika keluar dari ruangan. Misalnya keluar dari hotel harus menggunakan pelindung seperti topi atau payung untuk meredam dari hawa panas.
“Kemudian yang kedua lip balm, pelembab di wajah itu juga untuk melindungi kita, jangan lupa pakai kacamata untuk mencegah supaya setiap hari tidak langsung kena mata kita,” ujarnya.
Kelima menggunakan masker, terutama saat kerumunan orang banyak untuk memitigasi masuknya virus.
Keenam, yakni menyemprotkan air ke wajah agar tetap lembah. Ini membantu supaya mukosa hidung lebih lembab. Ia pun meminta agar jamaah tak terlalu khawatir jika mimisan karena Udara panas.
“Saat kepanasan semprotin di kepala, di wajah, apalagi kalau pakai air zamzam, masya Allah itu salah satu cara untuk menyeimbangkan kita dengan lingkungan yang sangat panas di sini,” ujarnya.
Sekitar bulan Juli dan Agustus, menurut Yuni termasuk puncak-puncaknya panas di Ara Saudi.
Selanjutnya, jangan lupa untuk makan makanan yang bergizi. Jamaah diharapkan untuk tidak telat makan. “Jadi makanan yang misalnya harusnya dikonsumsi pagi, jangan dikonsumsi malam, jadi harus tepat waktu,” ujar Yuni.
Kesembilan yakni minum obat bagi yang punya penyakit. Obat harus diminum secara teratur sesuai dengan yang disarankan.