in

Bangga! Inilah Warga Adat di Kalimantan Utara yang Raih Penghargaan dari PBB

Forum Musyawarah Masyarakat Adat Taman Nasional Kayan Mentarang (FoMMA) di Kalimantan Utara, sebagai salah satu penerima penghargaan kelas dunia, Equator Prize 2020.

CakapCakap – Bangsa Indonesia patut berbangga karena baru-baru ini, Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-bangsa (UNDP), menobatkan Forum Musyawarah Masyarakat Adat Taman Nasional Kayan Mentarang (FoMMA) di Kalimantan Utara, sebagai salah satu penerima penghargaan kelas dunia, Equator Prize 2020. UNDP memberikan penghargaan ini selama bertahun-tahun kepada komunitas atau negara yang memiliki peran apa?

Dalam keterangan yang disampaikan oleh UNDP, FoMMA berhasil melakukan terobosan advokasi berupa pengaturan pengelolaan kolaboratid pertama untuk Taman Nasional di Indonesia. Untuk pertama kali, pemerintah dan otoritas adat, mengeluarkan keputusan bersama tentang pengelolaan dan akses sumber daya dan penggunaan hak-hak adat.

FoMMA dari Indonesia Ketika Menerima Penghargaan Equator Prize 2020

Adapun Cakap People, FoMMA terdiri dari sebelas kelompok adat yang tersebar di area seluas 20 kilometer persegi di Kalimantan. Menarik, karena ada sebuah wadah yang bisa menyatukan berbagai macam kelompok adat dalam satu gerakan yang baik.

Pengumuman penghargaan kelas dunia ini dilaksanakan bersamaan dengan Hari Lingkungan Hidup Seduia. Tahun lalu juga, ternyata Kalimantan mendapatkan anugerah Equator Prize yang sama, yakni diraih oleh Rumah Panjang Dayak Iban Sungai Utik Indonesia. Membanggakan.

Equator Prize memberikan penghargaan kepada 10 komunitas lokal dan adat dari seluruh dunia, yang memiliki solusi inovatif berbasis alam untuk membantu mengatasi keanekaragaman hayati dan dampak perubahan iklim. Tahun ini, pemenang dikenal telah mendorong dan memiliki formula hidup yang baik berdampingan dengan alam.

FoMMA dari Kalimantan Penerima Equator Prize 2020

Pada tahun 2020 ini, Equator Prize diberikan kepada kelompok dari Kanada dan Myanmar juga, untuk pertama kalinya. Selain negara tersebut dan Indonesia, penghargaaan ini juga diterima oleh Republik Demokratik Kongo, Ekuador, Guatemala, Kenya, Madagaskar, Meksiko, dan Thailand. Negara-negara ini mencontohkan berbagai tindakan untuk melindungi ekosistem dan keanekaragaman hayati yang penting bagi generasi yang akan datang.

Masing-masing pemenang Equator Prize ini akan mendapatkan penghargaan dan uang tunai sebesar US$10.000. Selain itu, mereka akan mendapatkan kesempatan untuk bergabung dalam berbagai forum internasional yang diselenggarakan oleh PBB, misalnya dalam KTT Alam PBB, atau Pekan Iklim Global. Selain itu, pemenang yang baru pertama kali mendapatkan penghargaaan akan bergabung dalam komunitas yang datang dari para penerima penghargaan Equator Prize sejak pertama kali diselenggarakan, yaitu tahun 2002.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Henry Cavill Dilaporkan Bakal Kembali Berperan Jadi Superman di Film DC Terbaru

Studi: Virus Corona Mungkin Adalah Penyakit Pembuluh Darah