in ,

Angela Merkel: Pandemi COVID-19 Tidak Akan Berakhir Sampai Semua Orang di Dunia Divaksinasi

Merkel mengatakan mereka belum membahas persentase spesifik dari stok vaksin mereka yang harus diberikan kepada negara-negara miskin.

CakapCakapCakap People! Jerman dan negara-negara kaya lainnya perlu memberikan sebagian dari stok vaksin mereka sendiri kepada negara-negara berkembang selain uang, karena hanya dengan memvaksinasi seluruh warga dunia yang akan mengakhiri pandemi virus corona. Demikian dikatakan Kanselir Jerman Angela Merkel pada Jumat, 19 Februari 2021.

Reuters melaporkan, berbicara setelah melakukan pertemuan dengan para pemimpin kelompok G-7 dari negara-negara maju yang besar melalui konferensi video, Merkel mengatakan mereka belum membahas persentase spesifik dari stok vaksin mereka yang harus diberikan kepada negara-negara miskin.

Tetapi dia mengatakan kepada wartawan: “Saya menekankan dalam intervensi saya bahwa pandemi tidak akan berakhir sampai semua orang di dunia telah divaksinasi.”

Angela Merkel. [Foto: news.harvard.edu]

Merkel mengatakan Presiden baru AS Joe Biden telah meningkatkan kerja sama internasional: “Perubahan pemerintahan di Amerika Serikat, khususnya, telah memperkuat multilateralisme,” katanya.

Beralih ke diplomasi atas kesepakatan nuklir Iran 2015, Merkel mengatakan: “Saya setidaknya akan mencoba membawa momentum baru ke dalam negosiasi … kita sekarang harus memastikan bahwa masalah tidak muncul mengenai siapa yang membuat langkah pertama.”

Menteri luar negeri Iran mengatakan sebelumnya pada hari Jumat bahwa pihaknya akan “segera membalikkan” tindakan dalam program nuklirnya begitu sanksi AS dicabut. Iran bereaksi dengan tenang terhadap tawaran awal Washington untuk menghidupkan kembali pembicaraan dengan Teheran yang bertujuan memulihkan kesepakatan nuklir 2015.

Negara-negara Kaya Ternyata Menimbun Lebih dari Satu Miliar Dosis Vaksin COVID-19, Lebih Banyak dari yang Mereka Butuhkan

Negara-negara kaya akan memiliki lebih dari satu miliar dosis vaksin COVID-19 daripada yang mereka butuhkan, membuat negara-negara miskin berebut untuk mendapatkan sisa pasokan saat dunia berusaha untuk mengekang pandemi virus corona. Demikian diungkapkan oleh sebuah laporan dari para aktivis anti-kemiskinan pada hari Jumat, 19 Februari 2021.

Ilustrasi vaksin COVID-19. [Foto: Reuters]

Menurut laporan Reuters, dalam analisis kesepakatan pasokan vaksin COVID-19 saat ini, ONE Campaign mengatakan bahwa negara-negara kaya, seperti Amerika Serikat dan Inggris, harus berbagi kelebihan dosis vaksin yang mereka miliki untuk “meningkatkan” respons global sepenuhnya terhadap pandemiONE Campaign, sebuah kelompok advokasi yang berkampanye melawan kemiskinan dan penyakit yang dapat dicegah, ini mengatakan kegagalan untuk melakukan hal tersebut akan membuat miliaran orang tidak mendapatkan perlindungan penting dari virus penyebab COVID-19 dan kemungkinan akan justru memperpanjang pandemi.

Laporan tersebut secara khusus menemukan kontrak dengan lima pembuat vaksin COVID-19 terkemuka – Pfizer-BioNTech, Moderna, Oxford-AstraZeneca, Johnson & Johnson, dan Novavax.

Dalam kontrak tersebut ditemukan bahwa hingga saat ini, Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, Australia, Kanada, dan Jepang telah mendapatkan lebih dari 3 miliar dosis — satu miliar lebih banyak dari 2,06 miliar yang dibutuhkan untuk memberikan dua dosis vaksin untuk setiap orang kepada seluruh populasi mereka.

“Kelebihan besar ini merupakan perwujudan nasionalisme vaksin,” kata Jenny Ottenhoff, direktur senior kebijakan ONE Campaign.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Pengunjuk Rasa Myanmar Tewas Tertembak di Kepala, Kematian Pertama Sejak Kudeta Dimulai

Pfizer dan BioNTech Mulai Uji Coba Vaksin COVID-19 Mereka pada Wanita Hamil