in ,

WMO: Gas Rumah Kaca Mengancam Ekosistem Laut

Juru bicara WMO Clare Nullis mengatakan karena umur yang panjang ini, peningkatan emisi CO2 akan berdampak besar pada generasi mendatang.

CakapCakapCakap People! Saat memperingati Hari Laut Sedunia, Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization – WMO) memperingatkan kenaikan terus-menerus karbon dioksida ke atmosfer mengancam ekosistem lautan dunia.

Karbon dioksida, gas rumah kaca utama yang dipancarkan dari aktivitas manusia, adalah pendorong utama pemanasan global. Para ilmuwan mengatakan emisi CO2 bertahan di atmosfer untuk waktu yang sangat lama—dari 300 hingga 1.000 tahun.

Melansir VOA News, juru bicara WMO Clare Nullis mengatakan karena umur yang panjang ini, peningkatan emisi CO2 akan berdampak besar pada generasi mendatang.

Foto ilustrasi. WMO memperingatkan kenaikan terus-menerus karbon dioksida ke atmosfer mengancam ekosistem lautan dunia. [Foto via Pixabay]

“Kami tidak hanya berbicara tentang satu atau dua, kami berbicara tentang banyak generasi—akan berkomitmen untuk melihat lebih banyak dampak perubahan iklim, yang berarti peningkatan suhu, cuaca yang lebih ekstrem, pencairan es, kenaikan permukaan laut, dan semua dampak terkait, ” kata Nulis.

Lautan menyerap sekitar 23 persen emisi karbon dioksida atmosfer tahunan dan bertindak sebagai penyangga terhadap perubahan iklim. Data terakhir dari stasiun pemantau atmosfer di Hawaii, Observatorium Mauna Loa, menemukan peningkatan yang cukup besar dalam emisi CO2 pada bulan Mei dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Nullis mengatakan ini menyebabkan pengasaman laut, sebuah fenomena yang akan berdampak sangat serius pada ekosistem laut.

“Ini jelas sangat merusak ekosistem laut, terumbu karang…Lautan juga menyerap 90 persen panas berlebih dari aktivitas manusia. Dan sebagai hasilnya, panas laut mencapai rekor tertinggi dan sebagian besar lautan mengalami gelombang panas setiap tahun,” kata Nullis.

Foto ilustrasi. [Foto via Pixabay]

Sebuah laporan baru-baru ini oleh dua badan PBB mencatat setidaknya 25 persen dari karang hidup dunia telah hilang dalam tiga dekade terakhir karena pengasaman laut dan gelombang panas laut.

Jika tren ini berlanjut, badan-badan tersebut memperingatkan bahwa hal itu dapat menyebabkan hilangnya ekosistem terumbu karang fungsional di sebagian besar dunia pada pertengahan abad ini.

Itu memiliki konsekuensi besar, karena terumbu karang menyediakan habitat penting bagi 25 persen dari semua kehidupan laut—diperkirakan lebih dari satu juta spesies.

Comments

One Ping

  1. Pingback:

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Bawa Pasangan ke 5 Destinasi Wisata Ini Dipercaya bisa Bikin Hubungan Kandas, Mana Saja?

Jadi Janda Terkaya di Dunia, Wanita Ini dapat Warisan Sebanyak Rp 230 Triliun