in ,

Sutopo BNPB Meninggal Dunia, Hati-Hati Kanker Paru Mengancam Perokok Pasif

Kanker paru selalu identik dengan perokok, tapi Pak Topo tidak merokok..

CakapCakap-Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia pada Minggu, 7 Juli 2019, di Guangzhou, Cina, setelah menjalani perawatan kanker paru stadium 4B yang diidapnya.

Kanker paru identik dengan aktivitas merokok. Namun, seperti diberitakan Tempo pada 13 Februari 2018, pria yang akrab disapa Pak Topo ini sebenarnya bukan seorang perokok. Ia bahkan mengaku kaget mengetahui dirinya menderita penyakit tersebut.

“Awalnya syok karena saya tidak merokok, genetik tidak ada dan makan sehat,” katanya saat dikonfirmasi pada Selasa, 13 Februari 2018.

Kepala Pusdatinmas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho. (Foto: Dok. Pribadi)

Lalu, bagaimana seseorang yang tidak merokok seperti Sutopo Purwo Nugroho bisa terkena kanker paru?

Menurut laman Health Line, menghirup asap rokok atau perokok pasif juga berisiko terkena penyakit ini. Setiap tahun di Amerika Serikat, sekitar 7.300 orang yang tidak pernah merokok meninggal karena kanker paru, yang disebabkan asap rokok orang lain.

Dokter spesialis paru dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia – RSUP Persahabatan, Dr. Sita Andarini, Sp.P (K), Ph.D di Jakarta, pernah mengatakan kepada Tempo bahwa perokok pasif memiliki peluang 4 kali lebih tinggi mengidap penyakit ini dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.

“Risiko kanker paling besar ada pada perokok aktif hingga 13 kali, tapi perokok pasif juga berpeluang terkena kanker paru-paru empat kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak merokok,” kata dr. Sita di Jakarta, Selasa, 18 Juni 2019.

Ilustrasi. (Foto: Pixabay)

Untuk diketahui, ketika diembuskan perokok, asap bisa bertahan di udara berjam-jam lamanya meski sudah tidak tercium atau terlihat. Racun asap rokok juga bisa menempel di benda-beda yang ada di ruangan, lalu terhirup oleh orang yang kontak dengan benda-benda tersebut.

Bahayanya, banyak perokok pasif yang tidak menyadari dampak tersebut. Akibatnya, mereka lebih cuek dan tidak menjaga kesehatan. “Mereka merasa aman karena tidak merokok,” kata Dr. Sita.

Ilustrasi. (Foto: Pixabay)

Paparan gas radon juga meningkatkan risiko kanker paru. Radon diproduksi pemecahan alami uranium di tanah, batu, dan air, yang akhirnya menjadi bagian dari udara yang Anda hirup. 

Tingkat radon yang tidak aman dapat terakumulasi di setiap bangunan, termasuk rumah. Radon naik dari tanah, memasuki bangunan atau rumah melalui retakan kecil. Gas radon bisa menjadi penyebab utama kanker paru pada orang yang tidak merokok.

Situs Mayo Clinic mengatakan bahwa risiko terkena kanker paru lebih tinggi jika Anda terpapar zat beracun, seperti asbestos atau knalpot diesel di tempat kerja. Faktor risiko lain adalah riwayat keluarga dan riwayat pribadi, terutama jika Anda seorang perokok.

TEMPO

Comments

One Ping

  1. Pingback:

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Duh! Aktris Cantik Korea Ini Terancam 5 Tahun Bui Gara-Gara Adegan Tangkap Kerang Raksasa

Kebut Produksi, BMW Bakal Tambah 6 Model Mobil Listrik Hingga Tahun 2023!