in ,

Presiden Joko Widodo Dianugerahi Penghargaan Sebagai Asian of the Year 2019 dari The Straits Times

Penghargaan ini disampaikan The Straits Times pada Kamis, 5 Desember 2019.

CakapCakapCakap People! Presiden Republik Indonesia Joko Widodo atau Jokowi mendapatkan penghargaan “Asian of the Year 2019” yang dianugerahkan oleh media Singapura, The Straits Times. Jokowi dianggap sebagai tokoh pemersatu di dalam negeri dan diantara negara-negara anggota ASEAN.

Menurut editor The Straits Times, Presiden Jokowi, 58 tahun, dipilih karena “kepiawaian dan karakternya dalam menavigasi masalah politik dalam negeri dan internasional”. Penghargaan ini diungkapkan oleh The Straits Times pada Kamis, 5 Desember 2019.

View this post on Instagram

Indonesian President @jokowi has been named The Straits Times' Asian of the Year 2019 for being a unifying figure in an age of chaos and disruption. He was chosen for his capability "in navigating the tricky cross-currents of domestic politics and international affairs". Link in bio @straits_times #TheStraitsTimesAsianOfTheYear2019 #StraitsTimes

A post shared by The Straits Times (@straits_times) on

The Straits Times menuliskan bahwa Jokowi mengalahkan Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden pada April lalu dan memenangkan untuk masa jabatan kedua dan terakhir sebagai presiden di negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia dan demokrasi terbesar ketiga dengan 270 juta jiwa.

Media yang sudah berusia 174 tahun itu juga menyebut peningkatan karier Joko Widodo dari wali kota Solo hingga menjadi pemimpin negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara.

Di ASEAN yang merupakan blok regional beranggotakan 10 negara Asia Tenggara, presiden Joko Widodo menuai pujian karena Indonesia merupakan penggagas “ASEAN Outlook on Indo-Pacific” yang mencakup inklusivitas, keterbukaan, dan sentralitas ASEAN pada KTT Asia Timur di Singapura pada November tahun lalu. Dengan gagasan ini, ASEAN tetap berada di posisi netral dalam perebutan pengaruh China dan Amerika Serikat di Asia.

View this post on Instagram

Selamat pagi. Ekspor dari industri pertambangan telah memberikan kontribusi yang besar kepada neraca perdagangan Indonesia. Akan tetapi, dunia sudah menuju kepada energi yang ramah lingkungan. Maka, saya mengajak para pelaku industri tambang untuk melakukan hilirisasi produk pertambangannya. Di depan para anggota Asosiasi Pertambangan Indonesia di Jakarta kemarin, saya menyampaikan agar mereka mulai memproses barang-barang tambang kita ini menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Nikel dan tembaga, misalnya, bisa menghasilkan berbagai produk turunan yang bernilai tambah sekian kali lipat dari bahan mentahnya. Dengan hilirisasi produk, hasil tambang kita memiliki nilai tambah dan multiplier effect yang besar, termasuk dalam penciptaan lapangan kerja.

A post shared by Joko Widodo (@jokowi) on

Warren Fernandez, pemimpin redaksi Grup Media Bahasa Inggris / Melayu / Tamil Singapore Press Holdings dan editor The Straits Times, yang memimpin panel “Asian of the Year”, mengatakan bahwa penghargaan itu diberikan untuk menghormati seseorang yang tidak hanya membuat berita, tetapi juga membantu memberikan kontribusi positif bagi Asia.

“Presiden Joko Widodo telah melakukan itu dengan sangat baik. Tidak hanya dia telah memenangkan masa jabatan kedua, tetapi dia juga telah membawa Indonesia bersama dan membawanya ke depan. Demikian juga dengan ASEAN. Ada banyak ruang baginya untuk memimpin lebih jauh […]” kata Fernandez.

View this post on Instagram

Saya memulai rangkaian acara kegiatan hari ketiga di Bangkok pagi ini dengan menghadiri KTT ke-22 ASEAN Plus Three (APT), hubungan kerja sama ASEAN dengan tiga negara Asia Timur, yakni Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan. Di hadapan para pemimpin negara-negara ASEAN, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, dan Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang, saya menyampaikan bahwa lebih dari dua dekade, ASEAN Plus Three ini telah tumbuh menjadi sebuah mekanisme solid di kawasan. Terutama, dalam menghadapi berbagai tantangan, dari penguatan cadangan devisa, ketahanan pangan, respons tanggap darurat bencana hingga deteksi awal krisis ekonomi. Singkat kata, APT adalah jangkar stabilitas, keamanan dan kesejahteraan di kawasan, bahkan ketika tantangan yang kita hadapi di depan semakin besar seperti rivalitas geopolitik dan geoekonomi. Saat ini, ancaman resesi ekonomi menghantui negara di kawasan yang diperparah dengan meningkatnya proteksionisme dan ketidakpastian penyelesaian perang dagang. Untuk menyikapi dinamika tersebut, penting bagi kita memperkuat saling percaya (strategic trust) dan soliditas. Jika soliditas APT rapuh maka stabilitas keamanan, perdamaian dan kemakmuran kawasan menjadi taruhan.

A post shared by Joko Widodo (@jokowi) on

Jeremy Au Yong, editor luar negeri The Straits Times, mengatakan: “Pada tahun ketika perselisihan menjadi berita utama – Forum Outlook Global Straits Times kami baru-baru ini berfokus pada bagaimana menavigasi dunia dalam konflik – Jokowi menonjol sebagai seseorang yang menyatukan, bukan memecah belah.”

Kini di tahun kedelapannya, penghargaan The Straits Times Asian of The Year diberikan sebagai pengakuan atas orang Asia atau Asia yang telah membuat dampak signifikan selama 12 bulan terakhir. Tahun lalu, media ini memilih The First Responders, individu dan organisasi bantuan bencana yang meningkat selama bencana alam, sebagai Asian of the Year 2018.

Pemimpin lain yang pernah mendapatkan penghargaan Asian of the Year adalah mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew, Perdana Menteri India Narendra Modi, dan Presiden China Xi Jinping.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Luar Biasa! Pria Ini Jadi Orang Terkaya India Meski Sempat Putus Kuliah

Lakukan 5 Hal Kecil Ini Agar Hubungan dengan Pasangan Semakin Kuat