in ,

Nelayan Tirai Bambu Berkeliaran di Natuna, Pemerintah China dapat Kecaman

Pelanggaran China di Natuna

CakapCakapCakap People tengah ramai menjadi pembicaraan dan berita dimana-mana, mengenai keberadaan kapal dari China yang berada di perairan Natura, Kepulauan Riau. Tensi diplomatik yang kian mendidih ini tidak lepas dari pelanggaran Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) yang dilakukan oleh negara Tirai Bambu.

Permasalahan dimulai saat Pemerintah China yang diprotes oleh Pemerintah Indonesia di penghujung tahun yang lalu. Pelanggaran yang dilakukan oleh China merupakan pelanggaran ZEE karena berada di perairan Natuna dan melakukan kegiatan yang ilegal. Kegiatan unreportes and unregulated (IUU) fishing serta kedaulatan yang dilakukan penjaga pantai China di perairan Natuna ini jelas melanggar.

Gambar oleh Couleur dari Pixabay

Pelanggaran tersebut tidak heran menyita perhatian dari banyak kalangan terutama masyarakat hingga pemerintahan yang tentunya tidak terima atas sikap semena-mena yang dilakukan oleh China.

“Sehubungan dengan pernyataan Jubir (Juru Bicara) Kementrian Luar Negeri Chia pada tanggal 31 Desember 2019, Indonesia kembali menegaskan penolakannya atas klaim histori atas ZEE,” tulis Kementrian.

Dalam hal ini Kementrian Luar Negeri RI menyatakan jika klaim historis yang dilayangkan oleh China terkait dengan ZEEI tidak memiliki dasar hukum serta tidak diakui oleh UNCLOS 1982.

Bukan hanya itu, Indonesia juga menolak adalah istilah Irelevant water yang diklaim oleh China. Istilah ini tidak sesuai dengan UNCLOS 1982. Pihak pemerintah juga tidak akan pernah mengakui nine dash-line karena penarikan garis yang dilakukan bertentangan dengan UNCLOS seperti yang telah di putuskan pada tahun 2016 yang lalu.

Istilah nine dash-line China sendiri adalah garis yang digambar di peta oleh pemerintah China yang mana negara ini mengklaim wilayah Laut China Selatan mulai dari kepulauan Paracel sampai dengan kepulauan Spartly yang disengketakan dengan banyak negara.

Gambar oleh Quang Nguyen vinh dari Pixabay

Kemenlu sendiri berpendapat jika China merupakan salah satu mitra strategis di kawasan dan sebaiknya terus meningkatkan hubungan dengan saling menghormati dan melakukan kerjasama yang menguntungkan.

Yang terbaru dari pelanggaran oleh China ini dilaporkan dengan adanya coast guard China yang ada di perbatasan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia saat sedang mengawal kapal nelayan di Natuna Utara.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Segera Hadir di 2020, Sekolah Selamat Pagi Indonesia dalam Film “Anak Garuda”

Mengenal Avangard, Senjata Canggih Milik Rusia