in ,

Lebih Banyak Jenazah Dimakamkan saat Indonesia Melampaui 1 Juta Kasus COVID-19

Pemerintah provinsi DKI Jakarta telah mengalokasikan Rp 185 miliar untuk lima lokasi pemakaman baru COVID-19, yaitu di Bampu Apus, Dukuh, Semper, Joglo, dan Srengseng Sawah.

CakapCakapCakap People! Indonesia telah melampaui satu juta kasus virus corona pada hari Selasa, 26 Januari 2021. Berdasarkan data Satuan Tugas COVID-19 Nasional, negara ini telah menambah 13.094 kasus COVID-19 dalam 24 jam terakhir, sehingga jumlah total menjadi 1.012.350.

Jumlah kematian akibat virus corona di Indonesia sekarang mencapai 28.468 setelah tercatat 336 kematian baru terkait COVID-19 pada Selasa.

Melansir Jakarta Globe, saat virus tidak terkendali, tempat pemakaman menerima lebih banyak korban meninggal untuk dikuburkan.

Pemerintah provinsi DKI Jakarta telah mengalokasikan Rp 185 miliar untuk lima lokasi pemakaman baru COVID-19, yaitu di Bampu Apus, Dukuh, Semper, Joglo, dan Srengseng Sawah. Hal ini tidak mengherankan karena ibu kota adalah salah satu hotspot virus utama.

Keluarga korban berdoa di pemakaman jenasah COVID-19 yang sudah penuh di area belakang kompeks pemakaman TPU Pondok Rangon, Jakarta Timur, Rabu, 2 Desember 2020. [Foto: Beritasatu / Joanito De Saojoao]

Awal bulan Januari 2021 ini, Indonesia memulai fase pertama kampanye vaksinasi COVID-19.

Dengan rumah sakit kehabisan tempat tidur, pemerintah telah memperpanjang pelaksanaan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Jawa dan Bali selama dua minggu lagi, mulai dari 26 Januari hingga 8 Februari. Tetapi tingkat infeksi yang melonjak menunjukkan upaya pemerintah untuk memerangi penyakit tersebut.

Pandemi yang dimulai sejak Maret 2020 lalu di Indonesia belum juga mengarah pada kondisi yang lebih baik.

Angka-angka yang dilaporkan Indonesia tersebut termasuk yang tertinggi di Asia tetapi para ahli kesehatan meyakini bahwa angka penyebaran virus corona di Indonesia sebenarnya kemungkinan besar jauh lebih buruk.

Pemerintah Indonesia memulai program vaksinasi dan memperketat pembatasan pergerakan awal bulan ini karena rumah sakit semakin tertekan.

Rumah sakit kewalahan

The Straits Times melaporkan, Indonesia telah dikritik karena memiliki tingkat pengujian dan pelacakan kontak terendah di dunia, dan karena berfokus pada pengamanan vaksin dengan mengorbankan upaya menegakkan protokol kesehatan.

Sabriyanti, warga Jakarta, 42 tahun, meminta pemerintah memberlakukan aturan jarak sosial yang lebih ketat.

“Seharusnya pemerintah lebih tegas, karena kita masih bisa melihat keramaian dan mereka yang tidak memakai masker,” ujarnya, seperti dikutip The Straits Times.

Muhaimin Zega, seorang mahasiswa berusia 20 tahun, mengatakan pemerintah harus memberikan “aturan yang jelas agar masyarakat bisa mengerti”.

“Kita tidak bisa menyalahkan semua masyarakat, itu tanggung jawab pemerintah untuk mengontrol masyarakatnya,” katanya.

Indonesia menghadapi kritik karena rendahnya tingkat pengujian yang dilakukan. [Foto: AFP]

Reisa Broto Asmoro, juru bicara satuan tugas COVID-19 pemerintah, mengatakan 80 persen orang yang tertular virus telah pulih sepenuhnya.

Rumah sakit di Indonesia semakin kewalahan oleh masuknya pasien COVID-19 dalam jumlah besar, bahkan ketika telah memberlakukan pembatasan yang lebih ketat di seluruh Jawa dan Bali dan ahli epidemiologi mengkhawatirkan potensi runtuhnya sistem perawatan kesehatan.

Sejak akhir Desember lalu, koalisi warga LaporCovid-19 telah menerima setidaknya 34 laporan dari Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur tentang pasien yang ditolak oleh rumah sakit yang sudah terisi penuh, meninggal saat dalam perjalanan mencari rumah sakit atau sekarat di rumah setelah ditolak. Salah satu keluarga di Depok, misalnya, melaporkan bahwa pada 3 Januari seorang kerabat meninggal di dalam taksi setelah ditolak oleh sepuluh rumah sakit rujukan COVID-19.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Kasus COVID-19 Global Capai 100 Juta, Hampir Setahun Setelah WHO Umumkan Status Darurat

Champ dan Major Tiba di Gedung Putih Menyusul Joe Biden