in ,

Kesepian Jadi Salah Satu Faktor Seseorang Melakukan Tren Mukbang

Cakapcakap – Cakap People! Kamu pasti tidak asing lagi dengan tren makan dalam porsi besar dan ditayangkan di dalam video yang berasal dari Korea. Tren ini tersebar di media-media sosial dan semakin banyak dilakukan oleh orang-orang akhir-akhir ini. Yap, mukbang! Coba saja kamu tulis “mukbang” di media sosial, pasti banyak sekali yang melakukan tren ini.

Kepopuleran tren ini di youtube juga dibuktikan dengan masuknya mereka ke Youtube Rewind 2018, sebuah video tahunan Youtube yang mengulas secara singkat tren-tren selama satu tahun.

Makanan porsi besar untuk mukbang via freedy.chinapayease.com.
https://freedy.chinapayease.com/cms/taxonomy/term/161

Dilansir dari Femina, secara istilah “mukbang” atau “meokbang” berasal dari kata ‘meokneun’ yang berarti makan dan ‘bangsong’ yang berarti menyiarkan. Aktivitas mukbang dilakukan oleh satu orang dengan menyantap makanan dengan porsi yang sangat besar, yang biasanya menjadi porsi untuk empat atau lima orang dan bahkan terkadang tidak masuk di akal bahwa seorang manusia dapat menghabiskannya.

Selain menyantap porsi yang sangat besar dan direkam, orang tersebut juga sesekali berbicara tentang makanan yang disantapnya atau seakan-akan berinteraksi dengan penontonnya. Setelah itu video tersebut diunggah ke platform-platform video di internet.

Salah satu orang yang melakukan mukbang via onehallyu.com.
https://onehallyu.com/topic/487285-food-eating-champion-took-off-his-clothes-and-fans-were-shocked-at-his-body/

Namun, dibalik kepopulerannya, siapa sangka tren ini dapat menjadi salah satu indikasi bahwa seseorang yang melakukannya merasa kesepian? Masih dilansir dari Femina, seorang kritikus budaya Asia-Amerika sekaligus Seniour Vice President The Futures Company, sebuah lembaga penelitian global dari Korea Selatan, Jeff Yang, berpendapat bahwa  fenomena mukbang adalah obat untuk para lajang yang kesepian.  Dalam jangka panjang, mukbang dapat dilatari oleh faktor emosional, salah satunya rasa kesepian.  Meskipun  mukbang juga digambarkan sebagai salah satu bentuk sosial dan tradisi makan di Korea Selatan, ketika orang-orang bercengkrama sembari menyantap makanan bersama.

Mukbang dengan latar belakang emosional ini dapat membuat seseorang memiliki perilaku binge eating atau ketidakmampuan mengontrol atau menghentikan diri untuk mengonsumsi makanan secara berlebihan. Walaupun sudah merasa kenyang, mereka tetap tidak dapat menghentikannya. Hal tersebut tentu saja beresiko membuat orang yang melakukannya mengidap kelebihan berat badan. Bahkan, tidak jarang seseorang yang sudah kelebihan berat badan merasa bersalah, namun tidak dapat menghentikan kebiasaannya tersebut.

Mukbang via appannie.com.
https://www.appannie.com/fr/insights/top-trending-apps/mobile-livestreaming-takes-off-asia/

Biasanya orang yang tidak gendut meskipun sering melakukan mukbang memiliki sebuah kelainan genetis dalam artian yang tidak buruk. Misalnya saja, lambungnya dapat menampung makanan jauh lebih banyak dibandingkan orang kebanyakan. Tetapi tetap saja, jika makanan yang dikonsumsi dalam jumlah banyak adalah makanan yang kurang baik untuk tubuh, itu dapat mempengaruhi kesehatan. Sayangnya, makanan-makanan jenis itulah yang paling banyak dikonsumsi dalam mukbang.

Berfungsi sebagai obat kesepian, tren mukbang dilakukan oleh seseorang karena mereka seolah-olah ditemani ketika makan.  Seperti yang diungkapkan oleh Anindita Citra, Psikolog dari Lighthouse yang dikutip dalam detikHealth, mereka yang melakukan mukbang akan merasa terhibur karena mendapatkan perhatian yang mereka butuhkan sehingga tidak merasa kesepian lagi.

Menurutnya, mukbang juga merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan emosi seseorang dengan cara berinteraksi dengan penonton. Sehingga pelaku mukbang biasanya akan melakukan aksi tersebut terus menerus.

Kamu tertarik melakukan tren mukbang, Cakap People? Mungkin boleh sesekali, tapi jangan keterusan hingga memberikan dampak negatif bagi tubuh. Misalnya lakukan saja mukbang ketika hati sedang sedih sebagai bentuk menghibur diri atau ketika berhasil mencapai sesuatu sebagai bentuk hadiah untuk diri sendiri. Makanan yang sehat dan baik untuk tubuh sekalipun, jika dikonsumsi terlalu banyak dapat memberikan dampak yang kurang baik. Mengikuti tren sah-sah saja, tapi juga harus tetap memperhatikan dampak baik dan buruknya ya..

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Dihargai Rp 400 Ribu, Menu Unik ‘Udara Goreng’ di Restoran Ini Bikin Penasaran!

Bukan Cuma Film, Ternyata Ada 5 Mutasi Gen Teraneh pada Manusia!