in ,

Keren! Kampung di Papua Ini Tak Pakai Listrik dari PLN Melainkan Tenaga Surya dan Sagu

Bahkan Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Duta Besar Prancis Jean-Charles Berthonnet sempat berkunjung ke kampung Abar

CakapCakap – Listrik merupakan salah satu kebutuhan bagi umat manusia. Sebab tanpa penerangan, maka kita akan sulit beraktivitas Cakap People. Namun ada satu hal yang berbeda dari Kampung Abar yang berada di Papua.

Sebab warga kampung tak memanfaatkan listrik dari PLN. Melainkan mendapatkan asupan listrik dari tenaga matahari serta kulit pohon sagu. Tak hanya modern, teknologi tersebut juga terbilang ramah lingkungan loh! Keren bukan?

Pernah Dikunjungi Menteri Pariwisata Arief Yahya

Sempat didatangi oleh menteri pariwisata. Gambar via terminalnews.id

Kampung Abar tak mempunyai jaringan listrik PLN dari Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura. Sejak tahun 2015 lalu, warga kampung setempat sudah mengenal listrik pintar dengan tenaga surya yang ramah lingkungan.

Bahkan karena hal itu, mantan Menteri Pariwisata Arief Yahya serta Duta Besar Prancis Jean-Charles Berthonnet sangat tertarik berkunjung ke kampung tersebut tiga tahun lalu. Selain listrik tenaga surya, warga kampung Abar juga menggunakan briket arang sagu untuk energi terbarukan.

Lantas, dari Mana Gagasan Tersebut Muncul?

Ide muncul dari kebiasaan sehari-hari warga setempat. Gambar via mongabay.co.id

Ide pemanfaatan berasal dari kebiasaan masyarakat Papua yang mengolah batang pohon sagu jadi tepung sagu. Nah, batang pohon sagu ditokok lalu diambil sari patinya. Sementara ampas serta kulit batang sagu dibuang sia-sia.

Oleh karena itu, muncul sebuah pemikiran guna memanfaatkan kulit pohon sagu untuk dijadikan bahan bakar. Sebenarnya kulit pohon sagu kering bisa digunakan secara langsung sebagai kayu bakar. Tapi selama ini warga setempat jarang menggunakan kayu bakar di dapur.

Sebab hal itu dinilai kurang praktis dan api yang dihasilkan kurang maksimal. Pasca kulit pohon sagu dijadikan briket arang, hasilnya pun sangat luar biasa. Api yang dihasilkan berwarna biru dan bisa bertahan hingga 7 jam lamanya.

Briket arang kulit pohon sagu dibuat dengan cara membakar kulit pohon sagu yang kering di tempat terbuka. Apabila api telah merah membara, kemudian diguyur air. Sehingga yang tersisa hanya arang. Lalu arang tersebut dikumpulkan dan ditumbuk sampai halus.

Bubuk arang itu kemudian dilekatkan bersama pati sagu lalu dicetak serta dipadatkan jadi briket. Briket tersebut juga sangat cocok dipakai membuat tungku tanah liat. Masyarakat Kampung Abar dikenal sebagai satu-satunya area yang membuat peralatan dapur dari tanah liat di Papua.

Sebelum memanfaatkan briket arang, mereka sudah menggunakan tungku masak dari tanah liat tapi hanya untuk kayu bakar Cakap People.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Ternyata Inilah 4 Alasan Kenapa Indonesia Belum Siap Mengadopsi Teknologi Mobil Otonom

Inilah 5 Hujan Teraneh yang Pernah Terjadi, Bikin Geleng-geleng Kepala