in ,

Kekayaan Miliarder Dunia Turun Rp5,43 Kuadriliun Untuk Pertama Kalinya dalam 10 Tahun Terakhir

Meskipun mencatatkan penurunan, tetapi China terus menghasilkan miliarder baru setiap 2-2,5 hari

CakapCakapCakap People! Jumlah kekayaan orang terkaya di dunia dilaporkan berkurang pada tahun lalu. Hal itu akibat dari gejolak geopolitik dan pasar saham yang mengurangi nilai kekayaan para miliarder untuk pertama kalinya dalam satu dekade atau dalam 10 tahun terakhir. Demikian menurut UBS/PwC Billionaires Report.

Reuters melaporkan, Jumat 8 November 2019, UBS/PwC Billionaires Report menyebutkan bahwa kekayaan para miliarder tersebut turun sebesar USD 388 miliar atau sekitar Rp5,43 kuadriliun (Rp14.000 per dolar AS) secara global menjadi USD 8,539 triliun pada 2018, di mana ini adalah penurunan pertama dalam satu dekade.

FOTO FILE: Logo bank Swiss UBS terlihat di sebuah gedung perkantoran di Zurich, Swiss 27 Januari 2017. [REUTERS / Arnd Wiegmann]

Penurunan tajam dicatatkan di Greater China, rumah terbesar kedua yang dihuni oleh miliarder-miliarder dunia setelah Amerika Serikat (AS), dan kawasan Asia Pasifik secara lebih luas.

Bank-bank swasta, termasuk UBS, diketahui telah meraskan dampak ketidakpastian politik global dan ketegangan perang dagang AS-China selama lebih dari satu tahun terakhir. Banyak klien menghindari perdagangan dan menimbun lebih banyak uang tunai.

“Kekayaan miliarder merosot pada 2018 untuk pertama kalinya sejak 2008 karena kondisi geopolitik,” kata Josef Stadler dari UBS dalam laporan yang dipublikasikan pada Jumat 8 November 2019.

Kekayaan bersih para miliarder China turun 12,8% dalam dolar karena merosotnya pasar saham dan juga dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan ekonomi negara terbesar kedua di dunia itu ke level terendah dalam hampir tiga dekade pada 2018.

Meskipun mencatatkan penurunan, tetapi China terus menghasilkan miliarder baru setiap 2-2,5 hari, kata Stadler.

Ilustrasi mata uang dolar. [Foto: Pixabay]

Penurunan jumlah miliarder terjadi di seluruh dunia, kecuali Amerika Serikat. Di AS, deretan pengusaha di bidang teknologi mampu terus meningkatkan peringkat orang-orang terkaya di AS.

“Laporan ini menunjukkan ketahanan ekonomi AS, di mana ada 749 miliarder pada akhir 2018,” kata John Matthews, head of private wealth management untuk UBS di AS.

Pemulihan pasar saham dari penurunan tajam yang dialami pada akhir tahun 2018 memang telah membantu wealth manager meningkatkan aset-aset mereka. Tetapi, keluarga-keluarga terkaya di dunia tetap mencemaskan isu-isu global, mulai dari tensi perdagangan dan Brexit hingga populisme dan perubahan iklim. Hal itu membuat mereka terus menyimpan lebih banyak uang mereka dalam bentuk tunai. 

“Kemungkinan kekayaan miliarder akan meningkat lagi tahun ini [2019],” kata Simon Smiles, kepala investasi UBS.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

iPhone 11 Pro Berlapis Emas, Harganya Asli Bikin Melongo

Tak Sekadar Bumbu, Berikut Ini 5 Manfaat Terapi Garam Bagi Kesehatan