in ,

Inilah Makna Jajanan Tradisional Khas Imlek yang Selalu Ada Setiap Tahun

Rasa manis kue keranjang pun memiliki makna, yakni suka cita dan mampu membahagiakan orang lain.

CakapCakapCakap People! Sabtu, 25 Januari 2020 hari ini, warga Tionghoa sedang merayakan Tahun Baru Imlek. Nah, saat merayakannya, biasanya ada sajian khas berupa jajanan tradisional yang tak lepas dari acara ini.

Setiap tahunnya, jajanan Imlek ini telah menjadi salah satu makanan yang wajib dihidangkan di perayaan tahun baru China ini.

Di kawasan pecinan Glodok, Jakarta Barat, terdapat beragam makanan dan jajanan tradisional khas Imlek yang terus menjadi incaran para pengunjung. Ada apa saja? Berikut ulasannya, seperti dilansir dari Kantor Berita Antara:

Kue keranjang

Kue keranjang di sebuah kios di Pecinan Glodok, Jakarta Barat, Kamis, 23 Januari 2020 | Foto: ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira

Jajanan pertama yang harus disajikan saat perayaan Imlek adalah kue keranjang. Kue keranjang dalam bahasa China disebut “nian gao”, yang diartikan secara harafiah sebagai “tahun tinggi”.

Rupanya, bagi masyarakat Tionghoa, terdapat makna serta filosofi di balik kue dengan tekstur kenyal dan rasa manis mirip dodol itu.

“Tekstur yang lembut dan kenyal menggambarkan keuletan dan kegigihan. Lalu kue ini juga tahan lama, yang maknanya penting dalam hubungan kekeluargaan,” kata salah satu penjual, Kimkim.

Lebih lanjut, makna kekeluargaan juga ditunjukkan melalui bentuk kue yang bulat, yang menggambarkan keterikatan tanpa batas.

Rasa manis kue keranjang pun memiliki makna, yakni suka cita dan mampu membahagiakan orang lain.

Kue keranjang hadir dalam kemasan dus merah berisikan dua hingga empat buah kue. Ada pula kue keranjang yang hanya berbungkus plastik maupun daun pisang. Jajanan otentik ini dibanderol mulai Rp35-50 ribu rupiah.

Tray of happiness 

Tray of Happines di sebuah kios di Pecinan Glodok, Jakarta Barat, Kamis, 23 Januari 2020 | Foto: ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira

Makanan manis lainnya yang identik di perayaan Tahun Baru Imlek adalah satu set manisan dalam wadah berbentuk segi delapan yang dijuluki “tray of happiness”.

“Tray of happiness” memiliki banyak makna. Delapan dalam budaya China adalah angka keberuntungan. Set manisan ini terdiri dari aneka buah yang rupanya juga memiliki makna dan filosofi.

Manisan buah yang ada di “tray of happiness” yaitu manisan melon — melambangkan kesehatan dan perkembangan hidup. Lalu jeruk kumquat yang melambangkan kemakmuran.

Ada pula kelapa kering atau kelapa segar, melambangkan persatuan dan persahabatan. Manisan kelengkeng, melambangkan banyak anak. Lalu biji teratai, melambangkan kesuburan.

Lebih lanjut ada buah leci, melambangkan ikatan keluarga yang kuat. Kacang tanah, melambangkan doa agar panjang umur. Dan terakhir semangka merah yang melambangkan kebahagiaan dan kejujuran.

Jeruk Mandarin 

Jeruk Mandarin di sebuah kios di Pecinan Glodok, Jakarta Barat, Kamis, 23 Januari 2020 | Foto: ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira

Dalam Bahasa China, jeruk disebut dengan “chi zhe”, yang apabila diartikan secara harafiah adalah rezeki (chi) dan buah (zhe), atau buah pembawa rezeki.

Menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, warna oranye cerah ini dianggap sebagai lambang emas atau rezeki berupa uang.

“Makna lainnya, jeruk punya rasa asam dan ada yang manis, seperti kehidupan manusia yang tidak selamanya manis. Dan kalau pun merasakan asam kehidupan, masih ada kenangan manis yang bisa didapat,” kata Koko, penjual jajanan di kawaswan pecinan, Glodok, Jakarta Barat.

Jeruk juga diperuntukan untuk dibagi ke keluarga dan kerabat saat Imlek, karena diyakini bahwa kebahagiaan akan bertambah ketika kita memberi.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Sedang Pilih Investasi? Ini Dia yang Cocok untuk Para Keluarga Muda!

Tips Melatih Kemandirian Anak, Ibu Perlu Tahu!