in ,

Inilah Biografi Singkat Bapak Proklamator Indonesia, Ir. Soekarno, yang Terlahir dengan Nama Koesno

Ia bersama dengan Mohammad Hatta dikenal sebagai The Founding Father atau Bapak Bangsa Indonesia.

CakapCakapCakap People! Indonesia merayakan Hari Kemerdekaan setiap tanggal 17 Agustus setiap tahunnya. Kemerdekaan yang diraih Indonesia adalah tak terlepas dari ‘The Founding Father‘ Negeri ini; Ir Soekarno.

Ir. Soekarno adalah tokoh proklamator Indonesia yang sekaligus Presiden pertama Republik Indonesia. Ia bersama dengan Mohammad Hatta dikenal sebagai The Founding Father atau Bapak Bangsa Indonesia.

Sosoknya akrab dipanggil dengan julukan Bung Karno. Selain itu, ia juga dikenal sebagai Putra Sang Fajar karena lahir saat fajar menyingsing.

Bung Karno lahir di Surabaya, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970.

Ir. Soekarno. [Foto: Istimewa / Tribun Jabar / Eri Chandra]

Dikutip dari laman RRI, Soekarno awalnya terlahir dengan nama Koesno Sosrodihardjo. Namun karena sering sakit maka ia kemudian berganti nama menjadi Soekarno.

Soekarno merupakan putra dari Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai. Ibunda Bung Karno merupakan bangsawan Bali. Kedua orang tua Soekarno bertemu saat sang ayah menjadi guru di Bali.

Soekarno hanya sebentar tinggal dengan kedua orang tuanya di Blitar. Kemudian beliau pindah ke Surabaya untuk menamatkan SD. Selama di Surabaya, Bung Karno tinggal di kediaman Haji Oemar Said Tjokroaminoto. Setelah tamat, Bung karno melanjutkan pendidikan di HBS (Hoogere Burger School).

Setelah lulus pada tahun 1920, Soekarno kemudian melanjutkan pendidikan di THS (Technische Hoogeschool) di Bandung. THS ini merupakan cikal bakal Institut Teknologi Bandung (ITB). Soekarno lulus pada 25 Mei 1926 dan mendapat gelar “Ir”.

Setelah lulus, Soekarno mendirikan Biro Insinyur bersama dengan Ir. Anwari tahun 1926. Selama di Bandung, Bung Karno aktif dalam banyak organisasi. Beliau juga mendirikan Partai Nasional Indonesia pada 4 Juli 1927.

PNI adalah partai yang bertujuan untuk memerdekakan bangsa Indonesia. Karena tujuan inilah Soekarno di penjara pada 29 Desember 1929 di penjara Sukamiskin. Bung Karno kemudian berulang kali dipenjara karena beliau tetap teguh memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Perjuangan Soekarno cukup panjang sebelum akhirnya mampu menyatakan kemerdekaan Indonesia. Tepat pada tanggal 17 Agustus 1945, bersama Mohammad Hatta dan beberapa tokoh lainnya, beliau menyatakan kemerdekaan bangsa.

Masih dilansir dari laman RRI, Soekarno sebelumnya sudah mengemukakan dasar negara, Pancasila, pada sidang BPUPKI 1 Juni 1945. Dasar ini kemudian menjadi dasar negara Indonesia.

Sepak terjang Bung Karno tidak hanya di lingkup negara Indonesia saja. Bung Karno juga tercatat melakukan upaya menghimpun bangsa-bangsa untuk membuat Gerakan Non Blok. Gerakan ini beranggotakan bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Gerakan ini merupakan hasil dari Konferensi Asia Afrika pada 1955 di Bandung.

Ir. Soekarno dan Fatmawati. [Foto via CNN Indonesia]

Bersumber dari laman Kepustakaan Presiden-Presiden Republik Indonesia, Bung Karno memiliki 3 orang istri selama hidupnya. Dari ketiga istrinya, Soekarno dikarunia 8 orang anak. Fatmawati, istri pertama Bung Karno, melahirkan Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati, dan Guruh. Taufan dan Bayu adalah putra Soekarno dari Hartini. Ratna Sari Dewi, istri Soekarno berdarah Jepang, memiliki anak bernama Kartika.

Bung Karno menyerahkan jabatannya sebagai presiden Indonesia setelah terjadi gejolak politik. Gejolak ini disebabkan oleh pemberontakan G-30-S/PKI yang menewaskan banyak perwira TNI.

Soekarno wafat di RSPAD tanggal 21 Juni 1970 karena sakit yang terus memburuk. Beliau dimakamkan di Blitar, dekat dengan makam sang ibunda, Ida Ayu Nyoman Rai.

Bung Karno dianugerahi gelar “Pahlawan Proklamasi” yang diberikan oleh pemerintah karena jasa-jasanya kepada bangsa Indonesia.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Ternyata BI Sering Luncurkan Uang Edisi Khusus, Koin Emas Ini Salah Satunya

Peneliti UT: Ada Ribuan Orang Tak Terdeteksi Saat Penyebaran Awal COVID-19, Diperkirakan Jauh Lebih Besar dari yang Dilaporkan