in ,

COVID-19: Tak Pakai Masker Adalah “Kesalahan Besar,” Kata Ilmuwan China

Kini, WHO Dukung Semua Orang Pakai Masker di Tengah Pandemi COVID-19

CakapCakapCakap People! Ilmuwan China terkemuka dan Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, George Fu Gao, mengatakan bahwa, kesalahan terbesar Amerika Serikat dan Eropa adalah kebanyakan orang masih tidak memakai masker. Menurut Gao, kebiasaan buruk di tengah wabah ini menambah jumlah orang yang terinfeksi oleh coronavirus (COVID-19).

Science Magazine baru-baru ini merilis transkrip wawancara dengan Gao, membahas langkah-langkah pengendalian yang harus dilakukan oleh negara-negara lain untuk menahan penyebaran virus corona (COVID-19). 

Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, George Fu Gao. [Foto via Elite Readers]

Dalam wawancara itu, Gao menjelaskan bahwa orang, apakah mereka sakit atau tidak, harus memakai masker untuk melindungi diri dari tetesan droplet yang berasal dari pembawa virus (carrier).

“Kesalahan besar di AS dan Eropa, menurut saya, adalah bahwa orang tidak memakai masker. Virus ini ditularkan melalui tetesan dan kontak dekat. Kamu harus mengenakan masker, karena ketika kamu berbicara, selalu ada tetesan yang keluar dari mulut kamu,” kata Gao, yang memperoleh gelar Ph.D dalam bidang biokimia di University of Oxford.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa banyak orang mungkin memiliki infeksi “asymptomatic (tanpa gejala) atau presymptomatic“, dan memakai masker sangat penting karena dapat “mencegah tetesan yang membawa virus untuk melarikan diri dan menginfeksi orang lain.

Foto via Elite Readers

Gao juga menjelaskan bahwa menjaga jarak sosial (social distancing) adalah strategi penting lainnya untuk mencegah penyakit menular, terutama jika itu adalah virus pernapasan. Dia menyarankan lima langkah penting dari langkah-langkah jarak sosial (social distancing) seperti: 1) mereka harus memaksakan “strategi non-farmasi”, mengingat bahwa masih belum ada “inhibitor atau obat-obatan” dan vaksin yang tersedia; 2) negara-negara harus mengisolasi setiap kasus yang dikonfirmasi, apakah mereka menunjukkan gejala ringan atau parah; 3) kontak dekat pasien yang tertular virus juga harus dalam karantina; 4) menangguhkan semua pertemuan publik; dan 5) membatasi gerakan, seperti memaksakan penerapan lockdown, misalnya.

Kini, WHO Dukung Semua Orang Pakai Masker di Tengah Pandemi COVID-19

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengubah kebijakannya dengan kini mendukung semua orang memakai masker di tengah pandemi COVID-19 saat ini.

Seperti diketahui sebelumnya, WHO merekomendasikan penggunaan masker hanya untuk orang sakit dan orang yang merawat pasien. WHO menyatakan masker bedah harus disediakan untuk petugas medis, sementara masyarakat bisa menggunakan masker berbahan kain untuk menutup wajah.

“Kami melihat keadaan di mana penggunaan masker, baik buatan sendiri maupun masker kain di tingkat masyarakat dapat membantu untuk merespons penyakit ini,” kata Kepala Program Darurat Kesehatan WHO Michael Ryan, Sabtu, 4 April 2020.

WHO juga mendukung pemerintah yang berinisiatif mendorong masyarakatnya untuk mengenakan masker di tengah situasi saat ini.

Pernyataan ini muncul setelah penelitian ilmiah menunjukkan dampak positif dari pemakaian masker dalam mencegah penyebaran virus corona.

Foto via Elite Readers

Hal ini setidaknya sudah diterapkan oleh pemerintah kawasan Eropa yang mengharuskan masyarakat untuk menutup hidung dan mulut di depan umum.

“Mungkin ada situasi di mana pemakaian masker dapat mengurangi tingkat infeksi pada orang yang terinfeksi. Kami mendukung pemerintah yang ingin memiliki pendekatan terukur untuk penggunaan masker dan yang memasukkan itu sebagai bagian dari strategi komprehensif untuk mengendalikan penyakit ini,” katanya, seperti dilansir South China Morning Post.

Meski begitu, WHO tetap menekankan bahwa penggunaan masker medis lebih wajib untuk para petugas kesehatan.

4.500 Pensiunan Dokter & Perawat di Inggris Turun Tangan Hadapi COVID-19

Warren Buffett Mampu Beli Perusahaan Tesla, Starbucks, atau McDonalds Secara Tunai di Tengah Situasi COVID-19