in ,

Biden: COVID-19 Diperkirakan Akan Merenggut Nyawa ‘Lebih dari 600.000 Orang’ di AS

angka kematian di AS sudah mencapai lebih dari 427.000 orang, setelah bertambah sebanyak 2.875 orang pada Sabtu, 23 Januari 2021.

CakapCakapCakap People! Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pada Jumat, 22 Januari 2021, bahwa angka kematian akibat COVID-19 di AS, negara yang paling terpukul di dunia dalam pandemi, diperkirakan mencapai 600.000 orang.

“Virus melonjak. Sekarang 400.000 orang sudah meninggal, dan diperkirakan mencapai lebih dari 600.000,” katanya dalam konferensi pers, memberikan perkiraan tertinggi untuk korban kematian wabah AS akhirnya, seperti dilansir The Straits Times.

“Keluarga kelaparan. Orang-orang berisiko diusir. Kehilangan pekerjaan meningkat lagi. Kami perlu bertindak,” kata Biden, sebelum menandatangani perintah eksekutif yang menargetkan krisis pangan yang mempengaruhi jutaan warga Amerika.

Wisatawan yang mengenakan masker wajah terlihat di Bandara Nasional Ronald Reagan Washington di Arlington, Virginia, Amerika Serikat, pada 23 Desember 2020. [Foto: Ting Shen / Xinhua]

Saat Biden berbicara tentang hal ini, Amerika Serikat telah melampaui 410.000 kematian akibat virus corona, dengan 24,6 juta infeksi yang dikonfirmasi sejak wabah dimulai.

Biden perintahkan pakai masker

Biden meluncurkan langkah-langkah besar untuk memerangi COVID-19 pada hari pertamanya di kantor pada hari Kamis, 21 Januari 2021. Dr Anthony Fauci yang kini diangkat menjadi penasehat medis presiden, memuji kesediaan Biden untuk “membiarkan sains berbicara”, di mana ini sangat kontras dengan masa pemerintahan Donald Trump.

Reuters melaporkan, Biden akan meningkatkan tanggapan federal terhadap virus termasuk dengan mengambil langkah-langkah untuk memperluas pengujian dan vaksinasi serta meningkatkan pemakaian masker.

“Ini adalah upaya masa perang,” kata presiden dari Partai Demokrat itu pada acara Gedung Putih di mana ia menandatangani perintah eksekutif untuk membentuk dewan pengujian COVID-19 guna meningkatkan pengujian, mengatasi kekurangan pasokan, menetapkan protokol untuk pelancong internasional.

Fauci mengatakan bahwa Amerika Serikat masih dalam “situasi yang sangat serius” dengan virus tersebut, tetapi rata-rata tujuh hari itu menunjukkan tingkat infeksi yang tidak berubah.

Jika 70% hingga 80% orang Amerika divaksinasi pada akhir musim panas, tambahnya, negara tersebut dapat mengalami “tingkat normalitas” pada musim gugur.

Pada acara sebelumnya, Biden mengatakan peluncuran vaksin di Amerika Serikat sejauh ini merupakan “kegagalan yang menyedihkan”, dan mengungkapkan rencana Gedung Putih untuk meningkatkan peran pemerintah federal dalam menanggapi COVID-19.

Biden mengajukan permohonan secara pribadi kepada semua orang Amerika untuk memakai masker selama 99 hari ke depan untuk menghentikan penyebaran virus.

“Para ahli mengatakan, dengan memakai masker dari sekarang hingga April, kita akan menyelamatkan lebih dari 50.000 nyawa,” ujar Biden.

Presiden Joe Biden berpidato dalam pelantikannya di Gedung Capitol, Washington DC, Rabu, 20 Januari 2021. [AP PHOTO/PATRICK SEMANSKY]

Di antara tindakan lain yang ditandatangani oleh Biden pada hari Kamis adalah perintah yang mewajibkan penggunaan masker di bandara dan transportasi umum tertentu, termasuk kereta api, pesawat terbang, dan bus antarkota.

Pemerintah akan memperluas produksi vaksin dan kekuatannya untuk membeli lebih banyak vaksin dengan “sepenuhnya memanfaatkan otoritas kontrak, termasuk Undang-Undang Produksi Pertahanan,” menurut rencana tersebut.

Amerika Serikat masih menjadi negara dengan kasus infeksi dan kematian akibat COVID-19 tertinggi nomor satu di dunia, dengan telah melaporkan lebih dari 25,5 juta orang yang terkonfirmasi positif, setelah menambahkan 144.456 kasus baru pada Sabtu, 23 Januari 2021. Sedangkan angka kematian mencapai lebih dari 427.000 orang, setelah bertambah sebanyak 2.875 orang pada Sabtu.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

5 Pulau Angker Ini Memiliki Kisah Misteri dan Berbahaya untuk Dikunjungi, Bisa Tebak?

China Temukan Klaster COVID-19 di Pabrik Besar Pengolahan Ayam