in

Bagaimana ‘New Normal’ Paska Lockdown diterapkan di Selandia Baru

New normal muncul sebagai istilah baru di berbagai negara, termasuk yang digaungkan di Indonesia, sebagai kondisi normal berdampingan dengan pandemi yang ada disekitar kehidupan masyarakat. 

CakapCakap – Ketika masih banyak negara yang masih berjuang menurunkan kurva persebaran virus covid-19, Selandia Baru ternyata bersiap memulai satu babakan baru setelah lockdown akibat pandemi, yakni yang sekarang kita kenal dengan istilah new normal. New normal muncul sebagai istilah baru di berbagai negara, termasuk yang digaungkan di Indonesia, sebagai kondisi normal berdampingan dengan pandemi yang ada disekitar kehidupan masyarakat.

Selandia Baru diminta memulai kehidupan baru dengan penerapan protokol baru new normal, dengan kembali beraktivitas, setelah pemerintah mengakhiri masa lockdown 7 minggu terakhir. Apa kondisi normal yang baru, yang diterapkan di Selandia Baru? Hal yang paling mencolok adalah pengelolaan transportasi umum. Selayaknya pembatasan fisik penumpang, ada tempelan stiker pada bangku yang tidak boleh diduduki oleh penumpang. Kebijakan ini ditujukan agar penumpang bisa menjaga jarak dengan penumpang lain.

Kondisi New Normal di Selandia Baru

Perbedaan yang juga mencolok terlihat di pusat perbelanjaan dan toko-toko yang sudah buka. Semuanya memberikan pembatasan pengunjung dan aturan untuk tidak mengadakan kerumunan. Bahkan pada toko-toko kecil, diberlakukan aturan bahwa maksimal yang boleh masuk bertransaksi dalam toko, hanya 1 orang, orang lain harus antre diluar bangunan toko.

Seperti terjadi di banyak tempat, pemerintah mewajibkan semua orang yang bepergian untuk menggunakan alat pelindung diri berupa masker dan cairan pembersih tangan. Setiap restoran juga harus menerapkan pembatasan dan jarak antar meja dine in, dan jam operasional yang juga dibatasi.

New Normal Berlaku di Selandia Baru

Cakap People, setelah lockdown, Selandia Baru menerapkan status siaga dua. Jalanan yang sebelumnya sepi dari keramaian dan lalu lalang kendaraan, sudah kembali ramai dan bahkan mulai macet. Banyak warga Selandia Baru yang sudah rindu untuk hidup normal kembali.

Membuka kembali perkotaan dan keramaian memang bukan menjadi penanda bahwa pandemi berakhir. Seluruh dunia menyadari, bahwa pandemi masih ada dan terus menyebar hingga waktu yang belum bisa diprediksi. Tetapi sama seperti negara lain, Selandia Baru juga ingin warganya kembali hidup dengan normal, memperbaiki kondisi ekonomi yang sempat berhenti, dan kembali merasakan kehidupan sosial. Salah satu cara adalah dengan kembali beraktivitas dengan normal, tetapi tetap menyadari bahwa ada pandemi disekitar kita yang terus mengancam, inilah new normal.

Comments

One Ping

  1. Pingback:

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Budaya Sakral, Masyarakat Bugis Laksanakan Ma’Burasa’ Jelang Idul Fitri

Manfaat Kacang Mede untuk Kesehatan, Salah Satunya Adalah untuk Turunkan Berat Badan!