in ,

AS Lampaui 500.000 Kematian COVID-19, Presiden Biden: “Hari Ini Kita Menandai Tonggak Sejarah yang Benar-benar Suram dan Memilukan”

Amerika Serikat telah melaporkan total lebih dari 28 juta kasus infeksi hingga saat ini, atau sekitar 25 persen dari semua infeksi global ada di negara itu.

CakapCakapCakap People! Amerika Serikat menancapkan tonggak sejarah suram dengan melampaui 500.000 orang meninggal dunia akibat COVID-19 pada Senin, 22 Februari 2021 waktu setempat.

Presiden AS Joe Biden memimpin warga Amerika dalam acara kedukaan, moment of silence, Senin, 22 Februari 2021, untuk memperingati tonggak suram 500.000 kematian akibat COVID-19 yang terjadi di AS. Ia mendesak warga Amerika untuk mengesampingkan perbedaan partisan dan melawan pandemi bersama.

“Hari ini kita menandai tonggak sejarah yang benar-benar suram dan memilukan – 500.071 orang meninggal. Itu lebih banyak orang Amerika yang tewas dalam satu tahun dalam pandemi ini dibandingkan dalam Perang Dunia Pertama, Perang Dunia Kedua dan Perang Vietnam jika digabungkan,” katanya, mengutip Reuters.

Presiden AS Joe Biden memimpin warga Amerika dalam acara berduka moment of silence, Senin, 22 Februari 2021 untuk berduka atas 500.000 kematian COVID-19 AS. [Foto via The Straits Times]

Presiden Biden, Wakil Presiden Kamala Harris, ibu negara Jill Biden, dan second gentleman Doug Emhoff menandai moment of silence pada Senin, 22 Februari 2021 pukul 18:15 waktu AS (Selasa, 23 Februari 2021, pukul 06.15 waktu Indonesia bagian Barat) di Gedung Putih setelah presiden memberikan pernyataan.

“Sebagai bangsa, kami tidak bisa menerima takdir yang begitu kejam. Meskipun kami telah memerangi pandemi ini begitu lama, kami harus menahan diri untuk tidak mati rasa, ”kata Biden dalam pidato emosional di Gedung Putih.

Biden juga memerintahkan agar semua bendera di properti federal dan fasilitas militer diturunkan menjadi setengah tiang selama lima hari ke depan, kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki.

Presiden meminta warga Amerika untuk tetap waspada dalam memerangi pandemi dengan terus memakai masker, menerapkan jarak sosial dan mengambil vaksinasi ketika tiba giliran mereka.

“Kita harus mengakhiri politik misinformasi yang telah memecah belah keluarga, komunitas, dan negara. Sudah terlalu banyak korban jiwa,” katanya. “Kita harus berjuang bersama sebagai satu masyarakat, sebagai Amerika Serikat.”

Lebih banyak orang meninggal di Amerika Serikat akibat COVID-19 daripada negara lain di dunia. Dengan 4 persen populasi dunia, Amerika Serikat mencatat 20 persen dari seluruh kematian akibat COVID-19 dan salah satu tingkat kematian tertinggi per 100.000 penduduk, hanya dilampaui oleh beberapa negara seperti Belgia, Inggris Raya, dan Italia.

Tidak seperti banyak negara di dunia yang menerapkan lockdown nasional dan perintah pakai masker, mantan Presiden AS Donald Trump sebelumnya telah menyerahkan keputusan kesehatan masyarakat kepada pemerintah negara bagian dan lokal, di mana hal itu menghasilkan aturan yang sering bertentangan dengan saran dokter dan pejabat kesehatan.

Menyusul banyak pertemuan liburan akhir tahun tanpa menggunakan masker, Januari menjadi bulan paling mematikan dari pandemi sejauh ini di AS dengan rata-rata 3.000 orang meninggal setiap hari.

Dengan total kematian di atas 500.000, satu dari setiap 673 penduduk AS meninggal karena pandemi. Kematian global telah mencapai 2,57 juta atau satu orang meninggar dari setiap 3.000 orang di planet ini.

Ilustrasi virus corona. [Foto: Reuters]

Amerika Serikat telah melaporkan total lebih dari 28 juta kasus infeksi hingga saat ini, atau sekitar 25 persen dari semua infeksi global ada di negara itu. Setelah mencapai puncaknya dengan hampir mencatat 300.000 kasus baru dalam satu hari pada 8 Januari 2021, Amerika Serikat kini melaporkan sekitar 70.000 infeksi baru setiap hari.

Namun, varian baru virus corona mengancam akan mengganggu jalan menuju kenormalan.

Pejabat juga memperingatkan bahwa sebagian besar kasus ini berasal dari varian yang lebih menular yang pertama kali ditemukan di Inggris bernama B117, yang dapat menjadi varian dominan di AS pada Maret.

Pejabat kesehatan juga khawatir tentang varian yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan yang disebut 501Y.V2, yang memiliki banyak mutasi pada protein “lonjakan” penting yang menjadi target vaksin saat ini.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

PlayStation 5 Berlapis Emas Sudah Rilis, Harganya Tak Main-main Capai Rp 7 Miliar

Penasehat Keamanan AS: WHO Harus Gali Lebih Dalam Tentang Asal Usul Virus Corona