in ,

Ancaman Bersembunyi di Balik Keindahan Raja Ampat

CakapCakapCakap People! Memandang keindahan bukit-bukit karst Raja Ampat yang menyembul dari laut nan biru dari puncak Piainemo, mengingatkan pada idiom: Tuhan menciptakan kepulauan Raja Ampat saat tersenyum. 

Namun perjalanan yang menyita waktu selama tiga jam dengan speed boat dari Sorong ke Piainemo terhenti beberapa kali  karena baling-baling perahu terbelit sampah plastik. Tidak sedikit sampah plastik terlihat mengapung  di permukaan laut sepanjang perjalanan mengitari Raja Ampat. Sampah ini berupa kemasan makanan ringan hingga botol minuman.

“Inilah yang menjadi kekhawatiran kami di Saonek kami hanya tahu membakar sampah, belum ada tempat sampah dan tempat pembuangan akhir sampah. Namun saat ini sudah dianggarkan dalam rencana desa untuk pembuatan tempat sampah di sepanjang jalan,” kata Sekretaris Desa Saonek, Raja Ampat, Muhammad Syahrir. 

Tingginya keanekaragaman hayati di Raja Ampat juga menghadapi ancaman yang tinggi. 

Pertama adalah desain infrastruktur, seperti pembangunan akses jalan yang berada di pesisir. Pesisir yang landai atau yang berbukit dengan banyak singkapan tanahnya, akan mengakibatkan longsoran-longsoran kecil, yang muaranya akan ke laut dan mengancam kehidupan terumbu karang di Raja Ampat.

Kedua, ilegal logging atau pembukaan lahan yang masih sangat tinggi terjadi di kawasan Raja Ampat yang berdampak pada meningkatnya aliran sedimen sungai yang terbawa ke laut. 

Ancaman lainnya di Raja Ampat adalah praktek penangkapan ikan dengan menggunakan bom dan racun.  Dalam satu kali bom ikan, ukuran 600 ml saat terjadi ledakan akan menghancurkan radius dua meter persegi dan dampaknya hingga 10 meter persegi. 

“Jadi kalau ada 100 bom ikan, bisa dibayangkan berapa luas kerusakan yang ditimbulkan. Laut kita akan menjadi padang pasir,” kata Albert Nebore, salah seorang pendiri Yayasan Kalabia.

Tak dapat dipungkiri, tingginya keanekaragaman hayati dan tingkat kunjungan wisata serta terbukanya akses ke Raja Ampat berkontribusi pada semakin dibutuhkannya pengelolaan sampah dan pengelolaan wisata yang ramah lingkungan.

Kalabia melihat hal itu, maka dalam kurikulum pengajarannya pengelolaan sampah dan konservasi ekosistem menjadi bagian penting.

Data yang dirilis Conservation International melalui beberapa peneliti yang telah mengunjungi Teluk Cendrawasih, Kepulauan Raja Ampat, dan Teluk Kaimana menunjukkan tingginya keanekaragaman laut di daerah-daerah tersebut, dimana terdapat setidaknya 1.700 jenis ikan karang. 

Hasil pendataan biota laut menunjukkan terdapat 1.500 jenis ikan karang dan 600 jenis terumbu karang di Kepulauan Raja Ampat saja. Jumlah tersebut adalah sekitar 75 persen dari seluruh terumbu karang yang ada di dunia.

Source : Praktik Cerdas-BAKTI

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Punya Alis yang Kurang Tebal? Begini Perawatan Alami untuk Tebalkan Alis di Rumah!

4 Bahan ini Ternyata Bisa Membuat Bibir Merah Alami