in

Terungkap! Lorong Waktu di Maros Menuju Australia Masa Lampau

CakapCakap — Tidak ada seorang pun yang bisa kembali ke masa lampau. Cakap People tentu juga berpendapat hal ini adalah sebuah yang mustahil bukan? Tapi bagaimana jika kamu menemukan sebuah tempat yang bisa membawamu ke 30.000 tahun yang silam? Tentu akan menjadi sebuah pengalaman yang menarik bukan?

Leang Bulu Bettue, sebuah gua yang terletak di kawasan Taman Wisata Bersejarah Leang Leang, Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. Leang dalam bahasa lokal di Maros berarti gua. Leang Bulu Bettue di masa lampau adalah sebuah kompleks ‘Rumah Peradaban’ bagi manusia purba.

Tim Arkeolog gabungan Indonesia dan Australia dalam melakukan penggalian serta penelitian di Leang Bulu Bettue [Gambar: Ancha Kaum Anshar].

Kawasan Leang Bulu Bettue merupakan area penelitian arkeologi oleh Griffith University di Australia, Balai Arkeologi Makassar dan Universitas Hasanuddin sejak tahun 2017 lalu. Banyak artefak yang telah ditemukan dalam penggalian dalam rangka penelitian untuk mencari tahu jejak serta penyebaran manusia purba dari Sulawesi Selatan. Konsulat Jendral Australia di Makassar, Richard Mathews, mengatakan, proyek penelitian merupakan hasil kerja sama yang disepakati antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Australia.

Pada hari Jumat, tanggal 3 Agustus 2018 Konsulat Jendral Australia yang berada di Makassar bersama Dua anggota DPR Pusat dan dua Senator Australia kembali melakukan kunjungan resmi ke situs Leang Bulu Bettue.

Manusia purba diperkirakan pernah hidup dan berkembang di Leang Bulu Betue sekitar 30.000 tahun lalu. Hal tersebut dibuktikan setelah ditemukannya liontin dari tulang kus-kus pada penelitian tahun 2017. Artefak yang ditemukan di situs ini memiliki kemiripan dengan artefak suku asli Australia Aborigin.

Situs Pra-sejarah Leang Bulu Bettue ini seakan menjadi lorong waktu yang bisa kembali membawa kita mengulik tentang kehidupan manusia purba di masa lampau dan penyebaran mereka. Hal tersebut dikemukakan oleh perwakilan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Adhi Agus Oktviana saat mendampingi Konsulat Jendral Australia, yang memantau proses penggalian di Leang Bulu Bettue.

“Yang kita cari di sini, yakni jejak manusia. Kita mencari sisa fauna dan benda-benda yang berumur  sekitar 30.000 tahun lalu. Untuk tahap awal, kami baru temukan liontin dan bekas telapak tangan,” ungkap Adhi Agus Oktaviana yang dilansir dari Tribun News. Saat ini Tim Peneliti berusaha dengan semaksimal mungkin untuk menemukan fosil manusia purba.

Dari penelitian ini untuk sementara bisa menghasilkan pendapat bahwa tidak menutup kemungkinan pola penyebaran manusia purba 30.000 tahun yang lalu nantinya menunjukkan jejak titik terang ke benua Australia. Wah, gua lorong waktu pra-sejarah ini akan bermuara ke mana ya Cakap People?

Diskusi Toleransi, Parlemen Australia Kunjungi Sulsel

Aslinya Juga Penggila Drakor, Ini Alasan Cowok Malu Mengakui