in ,

Sandaran Tangan di Kursi Tengah Pesawat Ternyata untuk Penumpang yang Duduk di Tengah

CakapCakap Cakap People! Saat berada di dalam pesawat, bagian tempat duduk mana yang menjadi favorit kamu? Apakah kamu lebih suka duduk di bagian dekat jendela (window seat), paling pinggir sebelah kiri dekat lorong pesawat, atau justru sering berada di bagian kursi paling tengah?

Namun, di manapun kamu duduk saat berada di dalam pesawat, kamu harus memperhatikan aturan tak tertulis yang berlaku. Salah satunya adalah aturan tentang menggunakan sandaran tangan di kursi bagian tengah.

Sandaran tangan di kursi bagian tengah, ternyata bukan milik kamu yang duduk di dekat jendela (window seat) atau pun juga untuk yang duduk di kursi bagian pinggir kiri dekat lorong pesawat. Kok bisa?

Angkasa Pura I melalui unggahan di Instagram baru-baru ini mengingatkan kita tentang aturan memakai sandaran tangan di kursi tengah pesawat. 

Menurut Angkasa Pura I, sandaran tangan di kursi tengah pesawat merupakan hak bagi penumpang yang duduk di tengah. Jadi, sebaiknya untuk kamu yang duduk dekat jendela dan kursi dekat lorong, untuk tidak menggunakan sandaran tangan yang ada di tengah.

View this post on Instagram

Buat kamu yang dapat kursi di tengah saat duduk di pesawat, dua sandaran tangan yang ada di kiri dan kanan adalah hak kamu. . Alasannya, penumpang yang duduk di tengah nggak punya kebebasan ruang gerak seperti penumpang di window seat dan aisle. Kalau penumpang yang duduk di window seat bisa menyandarkan kepalanya di jendela. Sedangkan, buat yang duduk di sisi aisle punya keleluasaan apabila akan berjalan ke lorong untuk ke toilet dan keluar pesawat. . Nah, ini juga termasuk salah satu etika dan peraturan tidak tertulis saat di dalam pesawat, lho. Jadi, karena sudah tau etikanya, jangan rebutan sandaran tangan lagi, ya. Yuk, bagiin informasi ini ke teman-temanmu yang lain! . // . Did you know that when you are sitting in the middle seat, by rights, you own both armrests due to your movement inflexibility unlike those who are sitting in the aisle and window seat. This is very important to be known by passengers given that this ethics are part of the unspoken rule on board. . So from now on, you’d better be friendly and understand your seating mate next to you. 😊 . #AngkasaPura1 #AP1GoBeyond #AirportInsight

A post shared by Angkasa Pura Airports (@ap_airports) on

Rupanya, hal ini karena penumpang yang duduk di tengah tidak memiliki kebebasan ruang seperti penumpang pesawat yang duduk di sisi kanan dan kirinya. 

Penumpang yang duduk di dekat jendela memiliki keleluasaan untuk menyandarkan kepala ke jendela. Sementara penumpang yang duduk di bagian pinggir bisa lebih leluasa jika akan berjalan ke lorong. Misalnya ke toilet atau saat keluar pesawat.

Meskipun aturan ini tak tertulis, imbauan Angkasa Pura I ini patut diterapkan sebagai bagian etika penting saat sedang berada di dalam pesawat.

Inilah Pentingnya Menjaga Etika Saat Melakukan Perjalanan Menggunakan Pesawat

Sama dengan yang disampaikan oleh Angkasa Pura I, pakar etika Anna Musson, seperti dikutip Kompas dari situs Traveller, juga menyarankan penumpang yang duduk di kursi pinggir jendela dan lorong untuk memberikan sandaran tangan kepada penumpang yang duduk di tengah.

Menurut Anna, bepergian bisa membuat seseorang mudah stres. Sehingga alangkah lebih baiknya jika kita membuat perjalanan terasa mudah untuk orang lain.

Anna Muson juga mengatakan, sebaiknya kita memperhatikan etika sederhana lainnya, misalnya jangan menaruh barang bawaan di lantai, jika duduk di dekat lorong, untuk memudahkan penumpang lain yang hendak ke toilet atau saat akan keluar dari pesawat.

Hal lainnya adalah jika ingin menyandarkan kursi ke belakang, pastikan juga tidak menganggu penumpang pesawat lain yang duduk di belakangmu.

Comments

One Ping

  1. Pingback:

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Keren! Tahun 2021 Indonesia Jadi Negara Pertama di Asia Tenggara Pemilik Kereta Cepat

Jangan Hancurkan Kaleng Minuman Sebelum Memasukkan ke Tempat Daur Ulang, Inilah Alasannya