in

Putus Asa? Belajarlah Bersyukur dari Si Pedagang Kecil ini!

CakapCakap – Cakap People! Setiap orang pasti pernah merasa memiliki masalah atau kesulitan terbesar dalam hidupnya sampai berfikir dialah orang termalang di dunia. Hingga menyesalkan mengapa harus dia yang mengalami masalah dan kesulitan besar itu. Bahkan ada yang sampai pada tahap putus asa. Padahal, putus asa bukanlah pilihan yang tepat.

Saat sedang dalam kondisi putus asa, sedih dan kecewa, cobalah melihat orang-orang yang kondisinya jauh lebih sulit darimu. Agar dapat melihat bahwa masih ada yang lebih mengalami kesulitan dari kita dan belajar untuk selalu bersyukur atas apa pun yang sedang terjadi.

Kamu juga akan lebih bersemangat dalam mencari jalan keluar dari masalah. Cobalah belajar dari orang-orang yang kamu temui tersebut. Jika mereka saja mampu melewati masa-masa sulit itu, kamu juga pasti bisa menyelesaikan masalah dengan baik.

Kamu bisa belajar dari banyak kesulitan orang saat merasa seperti ingin meledak karena masalah-masalah yang dihadapi. Nah, hidup adik kecil yang satu ini mungkin bisa jadi inspirasi menghadapi hidup.

Putra, penjual cilok tangguh, via islamidia.com.
https://islamidia.com/bocah-kelas-3-sd-jualan-cilok-hingga-larut-malam-demi-hidupi-dua-adiknya/

Namanya, Muhammad Putra atau lebih sering dipanggil Putra. Anak laki-laki berumur 12 tahun ini sudah menghadapi dengan kenyataan bahwa dia dan kakaknya harus ditinggal oleh ayah dan ibunya. Sang ibu meninggal setelah melahirkan adiknya dan empat puluh hari kemudian sang ayah pergi menyusul sang Ibu karena sakit.  Sejak saat itulah Putra harus bekerja agar kebutuhan sehari-harinya dan ketiga saudara kandungnya dapat terpenuhi.

Saat ini putra tinggal di sebuah rumah semi permanen berukuran 3×7 meter di kawasan Jurangmangu Barat, Pondok Aren, Tangerang Selatan. Di rumah tersebut ia bersama kakaknya yang berusia 17 tahun, suami sang kakak, adiknya yang berusia 7 tahun dan adiknya yang lain yang masih balita hidup bersama-sama.  Suami kakaknya berprofesi sebagai tukang angkot. Pendapatannya tidak selalu dapat menutupi semua kebutuhan mereka.

Awalnya ada orang tua asuh yang membantu kehidupan Putra dan saudara-saudaranya. Namun, saat ini tidak lagi. Putra pun mengais rejeki dengan cara mengamen. Tetapi, setelah itu Putra memutuskan untuk menjual cilok yang dibuat oleh kakaknya di rumah.  Ia berdagang cilok dengan cara berkeliling kampung tempat tinggalnya dengan sepeda dan di sekolah. Sementara Putra berjualan, sang kakak menjaga adik-adiknya di rumah.

Putra berjualan cilok hingga ke sekolahnya, via islamidia.com
https://islamidia.com/muhammad-saputra-bocah-12-tahun-yang-tak-malu-sekolah-sambil-jualan-cilok-demi-nafkah-keluarganya/

Kakak Putra, Leha, membuat sekitar 250 tusuk cilok per harinya. Ia mulai membuat adonan mulai pukul 6 pagi, setelah terjaga sejak pukul tiga pagi karena adik bungsunya sering terbangun. Setelah membantu menyuapi adiknya, Putra mulai berjualan cilok pukul 10 pagi sebelum masuk sekolah pukul 1 siang. Biasanya ia juga menjajakan ciloknya di sekolah.

Cilok-Cilok tersebut dijual dengah harga Rp2000 per tusuknya. Pendapatan yang diterima tidak menentu, tapi rata-rata Rp100.000 per hari.  Uang tersebut dijadikan modal untuk membuat cilok lagi. Jika cilok hari itu tidak habis, Leha memilih untuk membagikannya dengan tetangga-tetangga. Namun, seringkali Putra tidak langsung kembali ke rumah sepulang sekolah jika ciloknya belum habis. Dia menjajakan ciloknya sampai ke Bintaro Plaza dan Mal BXC dengan menaiki sepeda. Bahkan, ia sering pulang larut hingga pukul 1 malam.

Putra lelah, namun tidak malu untuk berjualan cilok, via tangerangnews.com.
https://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2Ftangerangnews.com%2Fassets%2Fuploaded%2Fphoto%2F2019%2F02%2F13%2F7326e16d15ffa3cd4c976b4a8d25a1a9.jpg%3Frand%3D34&imgrefurl=http%3A%2F%2Ftangerangnews.com%2Fprint%2F26147%2FViral-Anak-SD-di-Jurangmangu-Jualan-Cilok-Demi-Kedua-Adiknya&docid=sJ66ZjAA5ereEM&tbnid=SAelsiFWQaiMSM%3A&vet=10ahUKEwjcganM_d3gAhVFqI8KHaeMDcYQMwhdKCQwJA..i&w=1000&h=614&safe=strict&bih=672&biw=1360&q=muhamma%20putra%20cilok&ved=0ahUKEwjcganM_d3gAhVFqI8KHaeMDcYQMwhdKCQwJA&iact=mrc&uact=8

Putra mengakui bahwa berjualan cilok sehari-hari membuatnya lelah. Tetapi, ketika dia diundang untuk tampil membagikan kisah hidupnya di salah satu televisi, Putra mengatakan bahwa dia tidak boleh mengeluh. Ia lelah, namun demi membeli susu untuk adik tersayangnya ia melupakan rasa lelah itu.

Jika Putra yang masih berumur 12 tahun saja bisa menghadapi kesulitan yang besar untuk anak seusianya, pasti kamu juga bisa menghadapi masalahmu, Cakap People. Tuhan menciptakan manusia dengan berbagai kelebihan untuk dapat menjalani hidup dan setiap kesulitan pasti ada jalan keluarnya. Jadi, jangan pernah langsung merasa putus asa jika berhadapan dengan kesulitan yang rasnya sangat besar. Kamu perlu mencontoh anak-anak yang hanya berbekal keyakinan, keberanian dan tekad untuk menyelsaikan setiap masalahnya, salah satunya adalah Putra.

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Kurangi Sampah Plastik, Mulai 1 Maret, Kantong Plastik di Minimarket Tidak Gratis!

Tips Agar Puding Tidak Mudah Berair, Ini Cara Masak yang Tepat!