in ,

Penting Bagi Generasi Millennial! Begini Cara Atur Emosi Agar Tak Mudah Marah

CakapCakap – Cakap People masih ingat dengan video seorang remaja yang mengamuk dan marah-marah di hadapan petugas polisi yang menilangnya, hingga dia menghancurkan sepeda motornya? Emosi seseorang memang bisa datang hingga memuncak kapan saja dan di mana saja, bahkan tanpa mengenal rasa takut berhadapan dengan kondisi atau siapapun. Namun, setiap orang sebenarnya juga bisa mengontrol emosinya tersebut hingga tidak meledak, dan rasa amarahnya bisa diredam.

Setiap orang bisa merasakan kemarahan, namun perlu pula untuk mampu mengontrol emosi. Via tribunnews.com

Dikutip dari Liputan6.com, secara alami cara manusia mengekspresikan marah adalah merespons secara agresif. Marah merupakan respons alami dan adaptif terhadap suatu ancaman. Namun, tentu tidak bisa pula secara fisik menyerang setiap orang atau benda, karena masih ada hukum yang tetap berlaku. Makanya, perlu untuk bisa mengontrol emosi. Menurut psikolog Dr Charles Spielberger, ada tiga cara utama mengatur kemarahan, yakni mengekspresikan, mengendalikan, dan menenangkan.

“Ketika tidak satupun dari tiga teknik ini berhasil, saat itulah seseorang atau sesuatu akan terluka,” ungkap Spielberger. Makanya, mau tidak mau harus bisa tenang dari dalam diri sendiri. Ini berarti tidak hanya akan mengendalikan perilaku fisik, tapi juga respon internal. Ambillah langkah-langkah untuk menurunkan detak jantung, menenangkan diri, dan membiarkan perasaan mereda. Pasalnya, jika emosi tak bisa dikelola, maka dapat menciptakan masalah lain, bahkan hipertensi dan depresi.

Cara mengatur emosi adalah mengekspresikan, mengendalikan, dan menenangkannya. Via sukalive.com

Dilansir pula oleh laman Astaga.com, salah satu cara untuk mengontrol emosi negatif adalah lawan dengan pikiran logis. Pemicu emosi biasanya berasal dari pikiran. Untuk itu, coba mulai menerima kenyataan atas kekecewaan yang dialami, lalu jadikan semangat untuk menjadi lebih baik. Selain itu, ucapkan kata-kata positif secara terus-menerus. Menurut riset menggunakan scanner MRI di otak, kata-kata negatif membuat diri memproduksi hormon neurotransmitters yang bisa memicu stres, mengacaukan fungsi komunikasi, dan bahkan bisa merusak akal sehat hingga terjadi emosi negatif.

Tak hanya itu, emosi juga tak perlu dilawan. Acceptance Commitment Therapy (ACT) dikembangkan oleh Steven C Hayes dengan filosofi bahwa setiap pikiran dan perasaan itu tidak perlu dilawan atau ditindaklanjuti dengan segera, tapi cukup diamati dan diterima. Selamat mencoba ya, Cakap People!

Comments

One Ping

  1. Pingback:

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Hati-Hati! Sering Terjebak Macet Ternyata Bisa Bahaya Bagi Ginjal

Olahraga Sederhana ini Bagus untuk Kesehatan Otak, Mau Coba?