in ,

Mengulik Katinting, Transportasi Tua di Sungai Jeneberang Gowa

Cakapcakap – Gowa, memang bukanlah nama yang asing lagi di telinga masyarakat Sulawesi Selatan. Sejak abad ke-15, Kerajaan Gowa merupakan salah satu kerajaan maritim di Provinsi Sulawesi Selatan.

Di jaman sekarang, banyak bagian di wilayah Kabupaten Gowa telah tersentuh modernitas. Hal itu dilihat dari sejumlah aspek yang menampilkan pembangunan kekinian, misalnya saja Jembatan Barombong dan Jembatan Kembar di atas Sungai Jeneberang. Kedua Jembatan tersebut dibangun bertujuan untuk mempermudah akses warga yang tinggal di sekitaran aliran sungai Jeneberang. Meski infrastruktur modern, sampai saat ini, masyarakat sekitar Sungai Jeneberang tak meninggalkan katinting sebagai moda transportasi andalan.

Kalau kamu belum tahu, Katinting adalah sebuah perahu kecil dengan mesin. Hingga saat ini, Kantinting tetap eksis walaupun transportasi modern yang lebih canggih banyak memenuhi jalanan. Meski angkutan umum ini tanpa alat navigasi canggih maupun alat keselamatan.

Katinting sebagai alat transportasi tua di Jeneberang Gowa via liputan6.com

Sampai saat ini, Sungai Jeneberang selalu dimanfaatkan sebagai akses transportasi sehingga sungai secara otomatis terpelihara dengan baik. Meski sejumlah bendungan dandua jembatan penghubung sudah dibangun di sini, masyarakat tetap memilih katinting sebagai sarana transportasi mereka. Masyarakat sekitar daerah aliran sungai (DAS) Jeneberang amsih manfaatkan sungai sebagai media transportasi untuk ke Makassar.

Disini ada tiga titik standing area atau tempat menunggu penyeberangan di Sungai Jeneberang di wilayah Mallengkeri Kota Makassar. Sayangnya keadaannya memang tidaklah begitu bagus. Masyarakat selalu menunggu atau turun di tiga titik tersebut menggunakan Katinting. Cukup dengan uang sebesar Rp 2.000 per sekali menyeberang, baik warga Kota Makassar maupun Kabupaten Gowa, dapat menikmati serunya transportasi sungai tanpa alat navigasi dan alat keselamatan tersebut.Salah satu pemilik warung di salah satu ‘dermaga’ Katinting, Tajuddin Daeng Nassa mengatakan, alat transportasi itu tak pernah sepi penumpang. Banyak masyarakat yang menggunakannya, seperti pedagang maupun buruh.

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Tega, Ayah Ini Jadikan Anak dan Istrinya Taruhan di Meja Judi!

Tega, Cewek Ini Ambil Uang Supir Uber Sambil Senyum ke Arah Kamera