in

Mengisi Daya Baterai Pake Laser? Mungkin Saja

Hasrat manusia agar bisa menjalani hidup yang lebih praktis ternyata banyak membuahkan inisiatif yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Bagaimanapun juga, saat ini hidup kebanyakan dari kita sangat tergantung pada keberadaan gadget seperti tablet dan smartphone guna menyokong komunikasi dengan dunia luar. Permasalahannya adalah gadget-gadget tersebut memerlukan energi yang dipasok oleh baterai. Mau tak mau, teknologi jaman now mengharuskan kita untuk mencolokkan gadget tersebut ke listrik saat baterai habis. Sungguh tidak praktis.

Meski sudah ada power bank, ternyata alat tersebut dirasa tidak mencukupi kebutuhan mobilitas tinggi dan kenyamanan pengguna gadget. Didorong oleh kepraktisan dan kenyamanan itulah, belakangan ini dikembangkan cara charging baterai gadget yang lebih praktis dan nyaman. Dan, semua itu memanfaatkan teknologi laser yang hadir berkat kiprah Theodore H. Maiman di tahun 1960-an tersebut. Keberhasilan pengembangan pemanfaatan laser untuk charging gadget tersebut diprakarsai oleh sekelompok engineer di University of Washington. Cara ini mereka jamin aman dan nyaman.

Melalui cara charging seperti ini, gadget tidak perlu dicolok ke listrik karena laser akan ‘menyinari’ gadget kamu dari kejauhan. Cara kerjanya lumayan sederhana, gaes. Di sini, sebuah laser emitter akan men-charge baterai gadget kamu dari kejauhan dengan kecepatan layaknya menggunakan kabel USB standar. Agar cara tersebut berhasil, para engineer ini memasang sebuah power cell tipis di balik smartphone yang nantinya akan men-charge smartphone tersebut menggunakan daya dari sinar laser.

Selain itu, mereka juga merancang fitur keamanan khusus seperti memasang sebuah lapisan logam tipis yang gunanya sebagai heatsink untuk membuang panas berlebih yang ditimbulkan oleh dentuman sinar laser. Lapisan logam ini juga berfungsi sebagai reflektor yang nantinya akan mematikan sinar laser kalau kamu, misalnya, berupaya mengubah arah charging.

Purwarupa alat yang dikembangkan para engineer di University of Washington via https://3c1703fe8d.site.internapcdn.net/newman/csz/news/800/2018/5a8c8246acf58.jpg

Perihal laser emitter sendiri, sinar laser yang dihasilkan tersebut berada di spektrum near-infrared. Sementara itu, sistem keamanan yang memungkinkan mati otomatisnya laser emitter terpusat pada emitter sinar laser lain yang tidak berbahaya dan posisinya tak jauh dari laser emitter itu sendiri. Fungsi dari sinar laser ‘penjaga’ ini tak lain sebagai sensor ketika smartphone berpindah atau kamu mengganti arah ‘tembakan’ charging. Dengan kata lain, ketika ada penghalang antara laser ‘penjaga’ dan smartphone kamu, maka proses charging akan terhenti secara otomatis.

Alat ini masih akan terus dikembangkan. Majumdar, salah seorang engineer yang ikut mengembangkan alat ini, mengatakan kalau mereka berupaya agar frekuensi sinar laser yang digunakan mencapai ukuran GHz. Dengan frekuensi setinggi ini, proses charging dipastikan lebih cepat. Sementara itu, alat ini sendiri telah berhasil melakukan charging dengan jarak 4,3 m dari laser emitter.

Meski begitu, emitter-nya sendiri sudah bisa dimodifikasi sedemikian rupa sehingga bisa melakukan charging pada jarak hingga 12 meter. Hanya saja, modifikasi yang semacam ini berarti bahwa dibutuhkan permukaan charging yang lebih luas. Walau begitu, para engineer ini yakin kalau alat mereka sudah masuk dalam kategori aman dan memungkinkan dilakukannya charging menggunakan laser pada berbagai peralatan mulai dari ponsel, tablet, kamera dan bahkan komputer desktop. ****

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Setelah Oreo, Mungkinkah Seri Android Selanjutnya Pineapple Cake?

Ini Deretan Senjata yang Digunakan Tentara Amerika Serikat