in ,

Mengenal Lebih Dekat Antioksidan, Yuk!

Kata ‘antioksidan’ seringkali didengungkan ketika muncul pembahasan seputar penyakit. Substansi yang satu ini memang erat kaitannya dengan kesehatan tubuh kita, gaes. Andaikan tubuh kita kekurangan antioksidan, bisa dipastikan kita bakal sakit-sakitan. Bahkan, keberadaan penyakit ganas seperti kanker erat kaitannya dengan minimnya kadar antioksidan dalam tubuh kita.

Antioksidanini ada di mana-mana. Ia ada di suplemen makanan, produk kosmetik. Penganan seperti cokelat dan minuman seperti wine alias anggur pun mengandung antioksidan. Seiring dengan bertambahnya pemahaman orang akan kesehatan, banyak produk makanan yang mencantumkan label keberadaan antioksidan di dalamnya sebagai daya tarik tambahan. Slogan yang umum diperkenalkan ke pasar antara lain baik untuk kesehatan serta manjur untuk melawan penuaan dini dan penyakit. Tapi, apakah antioksidan benar-benar semanjur apa yang kita yakini? Apa sebenarnya antioksidan itu?

Istilah antioksidan mencakup sederetan molekul yang mampu melindungi molekul lain dari terjadinya proses yang dinamakan oksidasi. Oksidasi ini bisa merusak molekul penting dalam sel-sel tubuh kita, termasuk DNA dan protein, gaes. FYI, baik DNA maupun protein sama-sama penting untuk berbagai proses yang berlangsung dalam tubuh kita.

Berbagai molekul seperti DNA dibutuhkan oleh sel-sel tubuh kita agar bisa berjalan sebagaimana mestinya. Dan, kalau banyak DNA yang rusak, maka sel-sel yang terkait dengan DNA tersebut akan mengalami malfungsi atau bahkan mati. Ini yang menyebabkan antioksidan begitu penting karena mampu menghambat atau bahkan menghentikan kerusakan ini. Kamu pernah mendengar istilah radikal bebas, kan? Nah, radikal bebas itulah yang memicu terjadinya oksidasi yang tak terkendali dalam tubuh kita.

Dapat dikatakan kalau proses oksidasi berlangsung secara alami. Secara singkat, oksidasi merupakan suatu reaksi kimia sederhana dimana elektron-elektron dipindahkan dari satu molekul ke molekul lainnya. Perpindahan elektron ini menyebabkan putusnya ikatan kimia sehingga molekul-molekul dalam tubuh kita pun mengalami perubahan struktur. Sebenarnya tidak semua proses oksidasi jahat, kok, gaes.

Berhubung ini sesuatu yang alami sifatnya, keberadaan proses oksidasi sangatlah penting bagi kehidupan dan banyak terlibat dalam berbagai proses penting. Pada proses pernafasan seluller, misalnya, glukosa teroksidasi oleh oksigen yang kita hirup sehingga menghasilkan karbon dioksida, air dan energi sebagai bahan bakar tubuh kita. Sementara contoh proses oksidasi yang merugikan bisa kita temukan pada fenomena besi yang berkarat dimana besi mengalami oksidasi sehingga menghasilkan besi-oksida yang secara teknis kita sebut karat.

Antioksidan mencakup sederetan molekul yang mampu melindungi molekul lain dari terjadinya proses yang dinamakan oksidasi via https://cdn.shopify.com/s/files/1/1954/7707/articles/antioxidant_1200x.jpg?v=1494865288

Pembahasan soal oksidasi, antioksidan dan molekul tubuh kita tidak lengkap tanpa menyinggung radikal bebas. Secara sederhana, radikal bebas merupakan molekul dengan satu atau lebih elektron yang tidak berikatan. Singkat kata, radikal ini merupakan molekul yang tidak stabil dan reaktif. Satu-satunya cara agar mencapai kestabilan adalah dengan berikatan dengan molekul lain (baca: merusak kestabilan molekul lain). Otomatis, molekul yang berhasil dirusak oleh radikal bebas ini menjadi tidak stabil sehingga bertindak sebagai radikal bebas baru. Alhasil, terjadilah reaksi berantai, gaes.

Satu-satunya yang bisa menghentikan reaksi berantai ini adalah antioksidan karena mampu memberikan satu elektron pada radikal bebas tersebut sehingga stabil. Lalu, apakah antioksidan bakalan menjadi radikal bebas lain? Tidak, gaes. Inilah keistimewaan antioksidan. Berbeda dengan molekul lainnya, antioksidan ini mampu menstabilkan elektron yang jomblo sehingga tidak menjadi molekul reaktif layaknya radikal bebas.

Nah, apakah radikal bebas selalu jahat? Tidak juga, gaes. Sifatnya yang destruktif dan reaktif digunakan oleh sistem kekebalan tubuh kita, lho. Sejumlah sel-sel darah putih yang disebut fagosit dapat menelan partikel asing seperti bakteri lalu membungkusnya serta melepaskan radikal bebas untuk menghancurkan bungkusan bakteri ini. FYI, tubuh kita sendiri pada dasarnya menghasilkan radikal bebas. Namun, keberadaannya bisa meningkat secara tidak terkendali jika dipicu oleh gaya hidup yang melenceng seperti stress, diet yang tak terkendali, polusi udara, merokok dan kebiasaan menenggak minuman beralkohol. Memang, tubuh kita mampu mentolerir keberadaan sejumlah radikal bebas. Namun, kalau berlebihan jumlahnya akan menghajar sistem pertahanan tubuh kita, gaes.

Maka dari itu, penting sekali buat kita untuk banyak mengkonsumsi menu yang kaya antioksidan mengingat dewasa ini kita rentan dikeliling oleh radikal bebas, bro. Antioksidan sendiri bisa berasal dari banyak sumber, dan sebagian di antaranya diproduksi dalam tubuh kita sementara sisanya eksis secara alami dalam makanan yang kita konsumsi. Antioksidan, baik yang alami maupun sintetis, dapat juga ditambahkan ke makanan. Tujuannya bisa berupa meningkatkan nilai gizinya atau sekedar mengawetkan makanan itu sendiri karena antioksidan juga bisa menghambat oksidasi dalam makanan.

Meski ada banyak suplemen makanan yang menawarkan antioksidan, antioksidan yang eksis secara alami dalam makanan jauh lebih baik, bro. So, ketimbang kamu sibuk membeli suplemen makanan atau vitamin yang mengklaim mengandung antioksidan, akan lebih bijak kalau kamu menghemat uang dan membeli buah-buahan, sayuran, atau sekedar telur. Itu lebih baik buat kamu. Di sisi lain, antioksidan dalam suplemen lebih banyak membawa keburukan. Ini sudah dibuktikan oleh banyak riset dimana kebanyakan suplemen seperti itu lebih banyak mengandung keburukan pada tubuh atau, paling tidak, tidak efektif untuk menjaga kesehatan.

Masih belum jelas alasan mengapa antioksidan yang seperti ini kurang bagus untuk tubuh kamu. Yang pasti, terlampau banyak antioksidan dalam tubuh justru menimbulkan masalah baru. Di antara permasalahan yang timbul karena konsentrasi antioksidan yang terlampau tinggi adalah mempercepat laju oksidasi (karena antioksidan berfungsi sebagai agen pro-oksidasi), melindungi sel-sel yang berbahaya bagi tubuh seperti sel kanker (sementara di saat yang sama dia juga melindung sel-sel tubuh yang sehat), mengurangi manfaat olah raga untuk kesehatan dan memiliki efek samping yang tidak diharapkan seperti nausea dan pusing; pada tataran tertentu justru menimbulkan keracunan.

Bukan hal mudah untuk menjaga kesehatan, ya, gaes. Yang pasti, keseimbangan itu dibutuhkan. Selama kamu masih terpapar polusi dan gemar mengkonsumsi makanan tidak sehat, ancaman radikal bebas selalu mengintai sehingga kamu butuh banget asupan antioksidan. Akan lebih baik kamu mengkonsumsi antioksidan alami ketimbang yang dalam bentuk suplemen. Bagaimanapun juga suplemen adalah buatan pabrik dan mengandung bahan kimia dan tubuh akan menganggapnya sebagai obat. So, pastikan kamu mengkonsumsi menu yang benar-benar alami dan menyehatkan dan kurangi paparan kamu terhadap radikal bebas, ya.

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Comments

One Ping

  1. Pingback:

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Nyeleneh, Jepang Luncurkan Masker Mata Berbentuk Bra

Siap Mengudara, Taksi Terbang Bukan Lagi Ada di Film Fantasi