in ,

Instagram Memberi Efek Buruk pada Kebiasaan Makan Anak. Benarkah?

CakapCakapCakap People! Membuat anak mengonsumsi makanan yang sehat, sering kali menguji kesabaran para orangtua. Paparan media sosial seperti aplikasi berbagi foto, Instagram, rupanya juga menambah tantangan orangtua dalam hal membiasakan anak untuk makan makanan yang sehat.

Instagram rupanya memberikan pengaruh atas pilihan makanan yang dipilih oleh anak-anak. (Image : The Health Site)

Dikutip dari The Health Site, hal ini terungkap dalam sebuah penelitian tim dari University of Liverpool, Inggris yang dipublikasi di Journal Pediatrics. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang melihat gambar camilan tidak sehat di platform media sosial cenderung mengonsumsi lebih banyak kalori dari camilan tidak sehat.

“Kondisi ini semakin mempengaruhi karena juga dilakukan oleh para selebritas dan influencer, yang menunjukkan makanan tidak sehat. Sementara, dukungan pada makanan sehat hanya sedikit,” demikian kata salah satu peneliti, Anna Coate.

Studi mengatakan pemasaran makanan tidak sehat juga meningkatkan asupan makanan kalori tinggi anak-anak.

Penelitian ini dilakukan dengan menguji pengaruh pemasaran media sosial makanan ringan (sehat dan tidak sehat), melalui halaman Instagram, terhadap asupan makanan ringan anak-anak.

Selama penelitian, 176 anak-anak, berusia antara 9 dan 11 tahun, secara acak dibagi menjadi tiga kelompok yang sama. Mereka diperlihatkan laman-laman Instagram seputar makanan baik yang sehat maupun tak sehat.

Makanan yang sehat diharapkan menjadi pilihan makan anak-anak.

Satu kelompok diperlihatkan gambar influencer dengan camilan yang tidak sehat, kelompok kedua diperlihatkan gambar influencer dengan camilan sehat dan kelompok ketiga diperlihatkan gambar vlogger dengan produk non-makanan.

Hasilnya, anak-anak dalam kelompok yang melihat gambar camilan tidak sehat mengkonsumsi 32 persen lebih banyak. Pemasaran makanan tidak sehat juga meningkatkan asupan makanan kalori tinggi anak-anak.

Peneliti mengatakan perlu adanya pembatasan yang ketat terhadap pemasaran makanan tidak sehat secara digital terhadap anak-anak yang terpapar.

“Orang-orang muda lebih memercayai influencer sehingga dukungan mereka mungkin lebih berdampak dan eksploitatif,” kata Coate.

Coate mengatakan bahwa perlu adanya pembatasan yang ketat dalam pemasaran makanan tidak sehat secara digital terhadap anak-anak yang terpapar. Ia juga menambahkan, vlogger seharusnya tidak diizinkan untuk mempromosikan makanan tidak sehat untuk anak muda yang rentan di media sosial.

Comments

One Ping

  1. Pingback:

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Jenis Olahraga yang Sebaiknya Dihindari Pemilik Usia 40 Tahun ke Atas!

Studi Terbaru : Tak Masalah Saat Melajang Menjadi Pilihan Seumur Hidup