in ,

Sang Kelelawar ‘Penjaga’ Dusun di Sulsel

Jika kalian melihat sekumpulan kelelawar di Gua atau di Kebun Binatang, pasti sudah biasa. Tapi berbeda keadaanya di salah satu dusun di Kabupaten Maros, disini kelelawar benar-benar memiliki perkampungan. Masyarakat Dusun Parangtinggia, Desa Je’ne Taesa, Kecamatan Simbang, selama puluhan tahun sudah terbiasa hidup berdampingan dengan banyaknya kelelawar. Bahkan sampai sekarang, kampung ini masih dikenal sebagai kampung kelelawar.

Kelelawar di Siang Hari
soloposfm.com

Fakta yang kita ketahui, kelelawar adalah hewan nocturnal, yakni hewan yang biasanya akan banyak dijumpai di hutan lebat, atau gua yang sepi. Tapi sebaliknya di kampung ini menyatukan kehidupan masyarakat dengan kelelawar yang berseliweran setiap saat. Puluhan ribu kelelawar ini dipercaya juga menjadi cikal bakal masyarakat setempat yang semakin banyak untuk tinggal di daerah tersebut. Sebelum ada kelelawar, perkampungan ini terbilang memiliki masyarakat yang jumlahnya sedikit.

Kelelawar yang tinggal di dusun tersebut diyakini sebagai keberuntungan untuk daerah setempat. Warga desa meyakini bahwa jika kelelawar meninggalkan tempat ini, maka akan terjadi bencana. Oleh sebab itu, mereka tidak pernah mengganggu kehidupan kelelawar. Bahkan ada banyak aturan yang ada di desa ini untuk menjaga kehidupan dan ketentraman kelelawar. Salah satunya hanya untuk memotret, sang fotografer harus mendapatkan ijin dari kepala desa, tetua warga, atau aparat desa setempat.

Puluhan Kelelawar Bertengker di Pohon
frozzaholic.com

Adalah Daeng Pewarta, tetua adat di daerah tersebut yang sangat dihormati oleh warga; disebutkan adalah tokoh yang mendatangkan kelelawar untuk tinggal di sana, dengan daya magis. Daeng Pewarna menyebutkan bahwa tahun 1970 lalu, dia mendapatkan arahan dari mmpi untuk menuju Pangkep, dan disana dia harus membeli kelelawar sebagai ‘penjaga’ desa. Akhirnya berbekal sepasang kelelawar yang dibelinya, sekarang puluhan ribu kelelawar sudah membentuk perkampungan yang padat.

Desa ini juga mendapatkan penghargaan dari Bat Conservation International, sebuah lembaga internasional yang bergerak di bidang perlindungan kelelawar. Penghargaan ini diberikan karena adanya partisipasi aktif yang dilakukan oleh warga untuk menjaga kehidupan kelelawar. Dari sejumpah 62 spesies kelelawar, ada 3 jenis yang berhasil juga ditangkarkan dan dikembangbiakkan oleh warga disana.

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Demi Bisa Sampai Sekolah, Dua Gadis Remaja Ini Harus Lewati Jalur Maut Selama 2 Jam Lebih

WOW! Tarif Ojek di Luwu Utara = Harga Tiket Pesawat