in

Apakah Kamu Bos Yang Buruk? Pelajari Tanda-Tandanya

Selesu apapun perekonomian, bisnis harus tetap berjalan sebagaimana mestinya. Bahkan, jika memungkinkan, roda usaha harus makin digenjot. Sebagai seorang bos, kamu terus mendorong para karyawan untuk memberikan performa terbaik mereka. Sementara kamu gigih mengusahakan terobosan di sana-sini guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas perusahaan.

shoutbrand.com

Ada kalanya kondisi genting semacam ini membuat seorang bos tidak sadar bahwa apa yang dilakukannya justru kontraproduktif, menurunkan performa perusahaan, karena tidak sadar tengah ‘melukai’ para karyawannya. Alih-alih memotivasi, karyawan justru patah arang karena merasa tidak dihargai. Bagaimana agar kamu terhindar dari jebakan seorang bos yang buruk? Cukup mudah untuk mengetahuinya, tapi cukup sulit untuk dipraktikkan karena ini menyangkut karaktermu. Tapi, kalau kamu benar-benar berkeinginan mengetahui apa saja kebiasaan seorang bos yang buruk, kamu bisa meniliknya dari daftar berikut:

  1. Kamu membenci karyawanmu yang keterampilan dan kecakapannya membuat kamu tergantung padanya. Dan, kebencianmu padanya lebih karena kamu sendiri tidak memiliki kecakapan tersebut. Ini salah satu pertanda seorang bos dan atasan yang buruk, karena seorang bos yang baik menyadari betul apa saja kelebihannya dan kekuatannya serta tidak merasa terintimidasi oleh keunggulan anggota tim lain.
  2. Kamu selalu merasa kalau harus memeriksa kembali hasil kerja karyawanmu. Kebiasaan ini sangat jelek, dan berarti kamu tidak mempercayai kemampuan dan (mungkin) meremehkan kemampuan karyawanmu sendiri. Padahal, setiap karyawan harus mempertanggungjawabkan semua hasil kerjanya, sementara kamu merepotkan diri untuk melakukan penilaian sebelum waktunya.
  3. Kamu selalu merasa tertinggal dan kebingungan harus melangkah ke mana. Sudah jelas ini merupakan sinyalemen yang buruk karena kamu tidak punya kontrol atas dirimu dan situasi. Kamu tidak berhak meminta kinerja tim yang profesional kalau kamu sendiri keteteran dan tidak bisa meningkatkan produktifitasmu sendiri.
  4. Kamu tidak sanggup membuat perencanaan tim karena kamu tidak bisa membayangkan keinginanmu harus kandas karena memenuhi keinginan tim. Padahal, seorang bos dan atasan yang piawai selalu punya visi yang bisa membawa tim menuju ke arah kemajuan dan menemukan cara untuk memotivasi mereka. Bagaimana mungkin kemajuan bersama tercapai kalau kamu hanya memikirkan keuntunganmu sendiri?
  5. Kepedulianmu terhadap karyawan hanya sebatas hasil kerja mereka yang benar. Selebihnya, kamu tidak menganggap mereka ada. FYI, gaes, salah satu indikasi kesuksesan seorang atasan adalah keberadaan dan berfungsinya kecerdasan emosi. Kamu tidak peduli terhadap kondisi bawahanmu di luar urusan pekerjaan? Siap-siap saja bisnismu gulung tikar, bro.
  6. Kamu lebih suka ngendon di ruanganmu ketimbang berdiskusi dengan anggota tim. Kebiasaan ini sangat buruk, gaes. Sebagai seorang bos, kamu harusnya menghilangkan watak anti-sosial semacam ini karena merupakan sinyalemen utama kalau kamu bukan tipe orang yang bisa berkomunikasi.
  7. Kamu selalu depresi saat harus melatih karyawan. Padahal, sudah banyak studi yang menunjukkan kalau para atasan dan bos terbaik selalu dinilai memiliki coaching skill yang begitu mumpuni. Mereka tak hanya atasan, melainkan juga seorang guru yang siap menularkan ilmu dengan cara yang intuitif, komunikatif, informatif dan inspiratif.
  8. Kamu merasa kalau perjalanan dan perkembangan karir karyawanmu adalah urusan pribadi mereka dan kamu tak perlu ambil pusing memikirkannya. Kamu harus sadar, gaes, kalau menginvestasikan waktu dan tenaga untuk memikirkan kesuksesan karyawanmu akan menciptakan loyalitas dan membuat karyawanmu betah. Di sisi lain, kalau karyawanmu sukses, kamu merasa kalau mereka bisa diandalkan dan layak dipertahankan.

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Ingin Gigi Kamu Tampil Sehat? Coba Pakai Produk Ini, Gaes

Ke Mana Harus Makan dan Menginap Saat di Puerto Rico?